Luka ditubuh Shaka mungkin bisa sembuh, namun tidak pada luka mentalnya. Dia masih terus terbayang akan kejadian sangat mengerikan ruangan gelap dan kotor itu, kejadian menjijikan membuat Shaka sakit saat mengingat bagaimana dia dipaksa untuk melakukan hal yang seharusnya tak dilakukan.
Tubuhnya dipaksa untuk melayani kegilaan Elvan yang sangat dikuasai akan dendam. Shaka merasa dirinya telah kotor, hidupnya tak berarti lagi dia ingin sekali menyerah semua terlalu menyakitkan dia tak sanggup.
Shaka menatap lamat seluruh kamarnya, Shaka sudah bisa pulang setelah hampir satu Minggu dirawat dirumah sakit. Dikamar penuh dengan lukisan buatannya disaat masa senggang, ada bermacam lukisan mulai dari pemandangan, lukisan seram, abstrak, paling berharga menurutnya adalah gambar tiga orang saling merangkul satu sama lain.
Dua orang dewasa dengan anak kecil laki-laki ditengah tengah mereka berdua sembari tersenyum bahagia. Lukisan itu adalah untuk gambaran dirinya bersama kedua orang tuanya, dalam bayangan Shaka mungkin dia akan bahagia dengan mereka. Kenyataan berbalik, tidak seperti angan malah menjadi keburukan dia sendiri menemui keluarga telah memberikan luka besar pada hatinya.
Arjuna, salah satu pembully disekolah pemberi rasa takut untuknya menginjakkan kaki ditempat menimba ilmu ternyata adalah kakak kandungnya.
Bersama Gilang dan Elvan dua manusia yang ikut mem-bully-nya tanpa rasa kasihan. Mereka ternyata adalah sepupunya, Shaka meremat dada merasa ada rasa sesak membuat napas panjang itu agak memburu.
"ARGHHH! HENTIKAN ... AMPUN INI SAKIT!"
"TOLONG HENTIKAN ... KAKI SHAKA SAKIT!"
"KU MOHON BERHENTI ...."
Shaka memeluk tubuhnya sendiri sembari mata terus berkeliaran kemana saja.
Trauma Shaka semakin bertambah, dia tidak mungkin bisa melupakan segala kesakitan telah diberikan semua orang.
Shaka terus menangis meraung keras membuat seluruh penghuni panti panik. Mereka mengetuk pintu ternyata dikunci dari dalam, Sarah menyuruh anak-anak untuk tenang.
Sarah menghubungi Ganesh dan Nando untuk membantunya, Sarah takut Shaka akan melakukan hal aneh didalam.
"TIDAK! SAKIT ... CUKUP ITU SAKIT!"
"KOTOR SHAKA TIDAK SUKA ... HENTIKAN!"
"BERHENTI!!"
Shaka melirik pada meja belajar ada sebuah pisau karter kecil disana. Sembari terus meremat dia terus tersenyum lebar, Shaka tak tahan dengan trauma berat ini dia begitu tersiksa.
Memory acak terus berputar di kepala membuat Shaka tak mampu mengontrol semua dengan baik.
Satu tetes darah keluar begitu deras.
Tak ada rasa sakit, semua masih sama tidak mengurangi sesak dan pening pada kepalanya.
Goresan kedua dia lakukan cukup dalam hampir mengenai urat nadinya.
Di goresan ketiga Shaka tersenyum senang, namun tak lama tubuhnya ambruk kelantai bersamaan suara gebrakan pintu begitu kencang.
"Shaka?"
Ganesh mematung melihat darah mengalir pada tangan kiri sahabat nya.
"SHAKA!?"
Ganesh dengan cepat membawa tubuh lemah Shaka pada gendongannya. Dia ikut menangis saat mendengar suara lirih minta ampun dari mulut Shaka, suara begitu menyakitkan hati.
>>>>>>
Ganesh menangis saat teman dekatnya memasuki rumah sakit kembali untuk kedua kalinya dalam bulan ini. Dia melihat luka itu tentu itu adalah luka yang sengaja Shaka buat sebagai pelampiasan dari rasa sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shaka And Wish
Fanfiction"Aku hanya ingin merasakan keluarga lengkap, meskipun dikasih kesempatan hanya sekali seumur hidup ku," Shaka seorang anak panti asuhan bersama harapannya untuk merasakan keluarga lengkap. Bersama lukanya dia berdiri untuk terus berjuang, apakah ha...