"Bagaimana hasilnya? Apa ada perkembangan?" Ganesh bertanya kepada seorang polisi yang menangani kasus hilangnya Shaka. Polisi itu menatap wajah penuh keputusasaan dengan mata yang sudah sangat sayu karena kelelahan.
"Tidak ada, kami sudah mencoba mencari dimana pun. Hasilnya tetap tidak, kami sudah mengunjungi tempat yang mungkin sering Shaka kunjungi, tidak ada petunjuk bisa menunjukkan posisi dia."
Ganesh menunduk dalam bibir nya bergetar, air mata mulai bercucuran membasahi pipinya, serta keningnya yang berkerut. Sungguh, bukan kabar ini yang dia mau, dia mau kabar kalau Shaka sudah di temukan. Hampir satu Minggu tidak ada kabar nya anak itu, Ganesh begitu frustasi sudah mencari di semua tempat.
"Ganesh!" Nando berteriak saat tubuh Ganesh limbung. Anak itu sudah tidak sadarkan diri, Nando tahu Ganesh pasti sangat kelelahan. Dia jarang sekali untuk beristirahat, terus mencari keberadaan Shaka sampai melupakan istirahat, makan, bahkan menjaga kesehatan tubuhnya.
§§§
Berjalan sendiri bukan hal buruk, lebih menenangkan dengan perasaan damai. Davian memasukan kedua tangannya ke saku, berjalan tanpa tujuan jelas hanya ingin melepaskan seluruh kelelahan di pikirannya.Dia melewati lorong sempit sempat tidak perduli, ingin terus berjalan. Namun, suara keributan di sana membuat dia urung. Suaranya sangat tidak asing membuat dia mengintip di balik pohon besar.
Terlihat ada beberapa pemuda sedang bertengkar. Davian mencoba menajamkan maniknya, dia tahu betul siapa mereka. Untuk apa mereka ribut di tempat seperti ini, apa ada suatu hal besar yang membuat mereka bertengkar.
"Lo udah gila! Dia bisa mati, kalau terus lo siksa. Lo mau dipenjara?" teriakan begitu nyaring di lorong sampai pada tempat Davian bersembunyi.
"Terus urusan sama lo, apa?"
"Lo kasihan karena dia adik lo. Arjuna Bhumi Dewangga?"
Elvan tertawa dengan remeh sembari menggeleng kepala. "Gua tahu dia adik lo. Udah pasti lo naruh rasa iba, padahal sikap lo dulu sama kejam dengan gua!"
Arjuna bergelatuk kesal. "Gak usah mengalihkan pembicaraan. Sekarang dimana dia? Lo ngga bunuh dia sampe matikan?" Arjuna sudah cukup sabar menghadapi sifat keras kepala sepupunya. Meskipun dia sama saja, tapi sangat tidak sudi jika disamakan dengan sifat brengsek seorang Elvan Arka Bagaskara.
"Kalau lo sudah tahu, mau ngapain. Nolongin dia? Gua rasa dia juga ngga sudi ditolong manusia brengsek kaya lo!" Arjuna berusaha tidak terpancing emosi dengan Elvan sekarang. Dia hanya ingin tahu keberadaan Shaka, bukan untuk ribut dengan manusia ini.
"Baiklah, lo udah keliatan emosi banget. Dia ada di gudang kosong, di jalan Mawar no 15,"
Merasa kasihan Arjuna sudah terpancing emosi dengannya dia langsung memberi tahu dimana lokasi Shaka berada.
"Gua harus kasih tahu Zio sekarang." Davian kembali bersembunyi di tempat lain sebelum pergi. Dia harus memberitahu Zio, menyuruh nya datang bersama para petugas kepolisian sekalian saja menggerebek tempat itu.
•••
Shaka terseok-seok menuju pintu dia menggedor pelan, tubuhnya sudah banyak kehilangan tenaga. Perutnya terasa perih, luka di sekujur tubuh sudah infeksi bahkan mengeluarkan bau tidak sedap. Sudah tidak mampu untuk mengeluarkan air mata lagi, dia terlalu lelah.
"Tolong, cabut nyawaku sekarang. Aku lelah ..." lirih Shaka
"Aku mencabut ucapan ku untuk mendapatkan keluarga harmonis. Nyatanya, mereka tidak lebih dari manusia sampah dan bajingan yang hanya tahu menyiksa orang lain."
"AKU MERALAT UCAPAN KU PADAMU, TUHAN!"
"Aku sangat tidak sudi mengakui mereka sebagai keluarga ku. Aku tidak mau ada di lingkungan keluarga, brengsek!"
Dikala Shaka sedang meratapi nasibnya yang sudah sangat mengenaskan terkurung berhari-hari di gudang kumuh, bersamaan siksaan yang tiada hentinya Elvan berikan.
Ada suara seseorang memanggil nama nya, suara samar yang dia kenal.
"Kak Shaka. Kak, kamu di dalam kan? Ayo jawab aku, kalau kamu ada didalam."
"Tolong ...."
"Kak, kalau kamu ada di dekat pintu. Tolong sedikit menjauh, aku bakal dobrak pintunya!"
Shaka berusaha keras kembali, jujur saja dia sangat lemas tidak ada tenaga yang tersisa. Sekujur tubuh ini terasa sakit, dia tidak kuat.
Brakk
Percobaan kedua langsung terbuka pintu gudangnya. Davian masuk lebih dulu, mata nya terbelalak melihat tubuh penuh luka terbaring di lantai melingkar seperti janin. Bau amis darah langsung tercium sangat menyengat, Davian tidak bisa menahan tangisnya melihat kondisi Shaka sudah tak bisa dijelaskan lagi.
Tubuhnya penuh dengan memar, tangan bekas cambukan dan goresan, pipi mengelupaskan dan luka di kaki sangat mengenaskan seperti luka bakar.
"Sakit ..." rintihan penuh kesayuan membuat hati semua orang begitu teriris.
Zio mengalihkan pandangan ke arah lain sudah tidak sanggup melihat Shaka dalam kondisi buruk. Memukul dada dengan perasaan sesak, tolong dia tidak kuat melihat Shaka.
Tetesan air mata mengalir disudut mata Shaka, tangan Davian berusaha menggenggam nya.
"T-tolong aku ..." bisik Shaka hampir tidak terdengar. "S-sakit sekali."
"Kak, kita kerumah sakit. Kita obati luka Kakak, ku mohon kakak harus kuat." genggaman tangan Davian semakin erat saat melihat Shaka hanya bisa tersenyum sendu.
Kondisi gudang sangat berantakan, banyak bercak darah sudah mengering bahkan masih ada yang terlihat basah, sudah mereka yakini bahwa darah tersebut berasal dari Shaka.
Davian menyingkirkan poni yang menutupi wajah Shaka. "Kakak harus kuat, janji?" sulit sekali untuk Shaka berucap, sakit ini amat menyiksa membuat dia kembali merintih.
Tanpa basa-basi Zio langsung menggendong Shaka di punggung nya. Dia berhati-hati dalam memegang tubuh Shaka, semua memar terlihat begitu sakit.
"Maaf, gua terlambat." suara Zio begitu purau dibalas dengan ringisan kecil dari Shaka.
Shaka diam-diam tersenyum tipis hampir tidak terlihat. "Makasih," hanya kata itulah mampu terucap dari bibirnya.
"Kita obati lukanya, janji harus kuat. Tolong, bertahan–"
"SHAKA!" teriakan Vernon menganggu nya Zio menatap Shaka yang sudah tidak sadarkan diri dengan darah terus mengalir di hidung nya. Pendarahan pada hidung nya terlihat sangat deras, Zio panik.
Langsung saja para petugas medis yang sudah datang membawa tubuh lemah itu di brangkar.
"Gua bakal balas siapapun yang udah buat Shaka kaya gini." Zio mengepal kuat tangannya hingga terlihat jari-jari memutih.
04-09-2024
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shaka And Wish
Fanfiction"Aku hanya ingin merasakan keluarga lengkap, meskipun dikasih kesempatan hanya sekali seumur hidup ku," Shaka seorang anak panti asuhan bersama harapannya untuk merasakan keluarga lengkap. Bersama lukanya dia berdiri untuk terus berjuang, apakah ha...