Kemarahan Arjuna

29 3 0
                                    

Kaki jenjang Arjuna melangkah dengan gagah, tatapan tajam membuat kesan menyeramkan bagi semua orang.

Saat melihat satu sosok yang sangat dia ingin temui saat ini membuat senyum miring Arjuna kembali mengembang. Dia–sendirian membuat kesempatan nya untuk membawa dia ke tempat yang sudah Arjuna siapkan untuk bermain.

Tapak kaki nya saling bersahutan di keramaian sekolah, hingga tak terasa beberapa langkah lagi dia akan mencapai tujuannya. Arjuna tersenyum senang, saat sudah melihat target didepan manik tajamnya.

"Hai," suara berat nya sangat mendominasi membuat buluk kuduk ini terasa merinding. Sang lawan bicara langsung menoleh dengan perasaan takut, berusaha sekali untuk menghindari orang yang sudah dia anggap benar gilanya.

"Ma–au apa, kamu ..." desis nya dengan manik ketakutan saat melihat Arjuna tersenyum di kedua belah bibirnya.

"Bermain, mungkin." jawab nya. Mengelus pipi targetnya dengan lembut, tetapi lama kelamaan menjadi kasar kuku yang tajam bahkan sudah menembus kulit pipinya.

"Mari bermain,"

Zio berlari dengan terburu-buru menuju suatu tempat. Dia dapat pesan asing dari aplikasi WhatsApp, sungguh itu nomor orang tidak dikenalnya.

Zio tak bisa mengontrol pacu jantung yang berdebar kencang, sungguh dia ingin pingsan saat membaca pesan tersebut.

+62857*******

Cepat ke gudang belakang sekolah.
Teman tersayang lo sekarat.

Sand end picture 🖼️

Zio mendobrak kasar pintu gudang dengan sekali dobrakan langsung terbuka. Tempat dengan minim penerangan, kumuh, kotor, begitu banyak debu sampai dia bersin beberapa kali.

Mata nya melirik sana sini sampai menemukan yang dia cari. Zio segera mendekat, menatap tubuh penuh luka dan darah di mana-mana. Keadaan sudah sangat buruk, hatinya terasa teramat kuat melihat orang yang dia anggap sebagai seorang teman terluka parah seperti ini.

Zio berlutut, memegang wajah Shaka –benar anak itu yang ada di pesan asing tersebut. Zio memegang dengan penuh hati-hati, wajah sudah bengkak dengan luka goresan dan bekas pukulan di sebagian wajahnya. Shaka sudah begitu kedinginan suhu tubuh sangat rendah, dibiarkan terlantar di lantai begitu saja.

Manik sayu Shaka terbuka, tangan yang sudah bergetar itu berusaha menggapai wajah Zio tangan penuh darah yang terlihat begitu memprihatinkan.

"T-tolong, aku ..." Zio mengigit bibir bawahnya menahan sakit. "B-badan ku, sakit ...."

"Ya, kita bakal ke rumah sakit. Kita obati semua luka mu, tolong tetap sadar." bisik Zio sudah menitikan air mata sangat deras. ringisan Shaka terdengar bergetar dan menyakitkan di telinga nya.

***

Zio menunggu harap-harap cemas tangan tertaut menahan segala rasa khawatir, kondisi Shaka sangat jauh dari kata baik. Luka dimana-mana, semoga saja bukan suatu hal serius walau dia tidak yakin dengan ini.

"Zio, gimana keadaan Shaka?" Vernon datang bersama Davian dan Davanka setelah pulang sekolah. Mereka sejujurnya ingin pergi saat jam istirahat tadi, tapi Zio melarangnya menyuruh mereka datang saat pulang sekolah saja.

Shaka And Wish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang