Tujuh

955 46 1
                                    

Keesokan harinya Sunghoon meliburkan diri dari perkuliahan karena sakit. Orang tuanya bahkan sengaja memanggil dokter ke rumah untuk memeriksa sang anak. Beruntung tidak ada penyakit yang fatal seperti patah tulang. Dokter hanya menyarankan Sunghoon untuk beristirahat yang cukup.

Sunghoon berniat tidur setelah mengirimkan pesan pada Wony agar kekasihnya itu tidak khawatir. Ia juga meminta Wony untuk tidak memberi tahu yang lain mengenai hal ini.

Apa kata dunia jika sampai teman-temannya tahu mereka terciduk berhubungan badan di hari kedua usai Sunghoon lepas perjaka dan Wony lepas perawan karena sama-sama tak bisa mengendalikan hasrat seksual? Terlebih Sunghoon malah berakhir babak belur. Yang ada mereka akan diejek habis-habisan nanti.

Semula Sunghoon dapat menikmati waktunya dengan tenang. Namun, saat sore menjelang, lelaki itu merutuk sebab mendapat tiga tamu tak diundang, yakni Jay, Jake dan Heeseung.

Sunghoon bertanya-tanya mengapa mereka bisa datang ke rumahnya? Menurutnya tidak mungkin jika Wony yang memberi tahu. Usut punya usut, ternyata ulah adiknya sendiri. Ia sepertinya harus memberi mereka pelajaran agar nantinya tidak bergosip sembarangan.

"Gue dengar dari Sunoo, katanya kemarin lo pulang udah babak belur," ujar Jay yang kini duduk santai di sofa kamar Sunghoon diikuti oleh Jake. Sementara Heeseung masih tetap berdiri. "Gara-gara apa?" tanyanya merasa penasaran. Informasi yang mereka dapatkan dari Sunoo tidak lengkap.

"Gue dibegal," bohong Sunghoon dengan asal.

"Yakin lo?" tanya Jake tampak tidak percaya dengan jawaban Sunghoon itu. Ketika masuk, mereka melihat mobil yang Sunghoon pakai ke kampus kemarin terparkir rapi di garasi dalam keadaan masih mulus. Lalu apa yang dicuri oleh si pembegal? Jika sekadar ingin menghabisi Sunghoon sepertinya terdengar tidak masuk akal karena sahabatnya itu tak memiliki musuh. Lantas apa?

"Menurut gue kayaknya lo bukan dibegal deh. Tapi ketahuan sama bopak nyokapnya Wony. Bener nggak?" tebak Heeseung sangat amat tepat sasaran.

Sunghoon terkesiap mendengarnya. Lelaki itu tak menyangka Heeseung bisa dengan mudah menebaknya. Gara-gara perkataan Heeseung itu, Jake dan Jay saling pandang lalu beralih menatap Sunghoon dengan pandangan minta penjelasan.

"Mana ada!" sanggahnya cepat. Responsnya itu tentu meninggalkan tanda tanya di benak ketiga sahabat karibnya itu. Entah mengapa, mereka malah mempercayai apa yang sudah Heeseung katakan jika Sunghoon sebenarnya dibuat babak belur oleh keluarga Wony.

"Ngaku aja kali, Hoon," tukas Jake tersenyum menggoda. Diikuti oleh kedua temannya yang lain.

"Bacot lo pada!"

Ketiganya tertawa puas ketika melihat sang sahabat tidak bisa berkilah lagi. Sejauh ini, tidak ada yang benar-benar bisa Sunghoon sembunyikan dari mereka.

"Kasian banget sih lo, Hoon. Baru coba-coba eh malah langsung digrebek," ledek Jay yang masih tidak dapat menahan tawanya. Begitu memang yang kerap terjadi kalau ada salah satu dari mereka tertimpa masalah, mereka pasti akan menertawakannya terlebih dahulu baru kemudian membantu.

"Harusnya lo belajar sama Heeseung supaya pro," kekeh Jake.

Sunghoon mendengus kesal karena ternyata kedatangan para sahabatnya itu hanya untuk meledeknya habis-habisan. Apalagi ketiganya tampak sangat puas melihat wajahnya babak belur seperti ini. Menurut mereka ini momen langka yang harus diabadikan.

"Awas macem-macem lo!" peringat Sunghoon pada Jay yang malah memotret wajahnya.

"Semua orang harus tau wajah lo yang kaya gini," balas Jay yang tak merasa takut sama sekali.

"Sialan!"

***

Tiga hari berlalu, memar di wajah Sunghoon perlahan mulai sedikit berkurang. Walaupun belum sepenuhnya sembuh, tetapi memar itu tidak mengurangi ketampanannya. Lelaki itu tersenyum hangat pada Wony yang langsung menghampirinya saat dirinya tiba di rumah sang kekasih bersama orang tuanya.

My Boyfriend | Jangkku 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang