Dua Puluh Dua 🔞

669 35 7
                                    

Pukul tiga sore, Sunghoon sudah tiba di unit apartemennya. Pria itu sengaja pulang lebih awal lantaran ingin merayakan anniversary pernikahan mereka yang ke satu bulan meski kecil-kecilan. Benar, tanpa terasa sudah satu bulan usia pernikahannya dan Wony.

Awalnya Sunghoon tidak mempunyai rencana merayakan anniversary pernikahan mereka. Menurutnya terlalu lebai lantaran baru satu bulan, bukannya satu tahun. Tapi gara-gara perkataan para sahabatnya tentang wanita yang senang saat diberi kejutan dan hadiah, akhirnya Sunghoon pun setuju akan usul itu.

Kening Sunghoon mengernyit saat menyadari apartemen yang tampak kosong. Bahkan kala ia sampai di kamar, dirinya masih tidak bisa menemukan keberadaan Wony. Padahal yang ia ingat, Wony seharusnya sudah pulang dua jam yang lalu. Tapi ke mana istrinya itu?

Setelah meletakkan kotak kue di atas nakas, Sunghoon pun meraih ponselnya. Ia berniat mengecek siapa tahu Wony ada mengirimkan pesan. Tetapi hasilnya nihil. Tidak ada pesan terbaru apa pun dari istrinya. Terakhir kali, Wony mengirimkan pesan mengingatkannya untuk makan siang. Itu saja.

Merasa khawatir, Sunghoon segera mendial nomor sang istri. Tetapi anehnya tidak aktif. Tidak biasanya Wony seperti ini. Mendadak, hatinya gelisah dan dilanda kecemasan takut istrinya kenapa-napa.

Tidak berhasil menghubungi sang istri, lelaki itu akhirnya mencoba menghubungi sahabat istrinya. Mungkin saja mereka sedang asyik main hingga Wony lupa mengabarinya.

Sunghoon memutuskan menghubungi Karina saat melihat hanya WhatsApp perempuan itu yang sedang aktif. Beberapa detik berselang, ia menunggu panggilan mereka terhubung.

"Ha-"

"Halo, Hoon... Ngapain lo nelpon cewe gue?" Belum juga Sunghoon selesai menyapa, tapi Heeseung di seberang sana sudah lebih dulu bertanya. Rupanya ponsel wanita itu sedang dipegang oleh sang kekasih.

"Lo lagi sama Karina? Berdua aja apa masih ada yang lain?" tanya Sunghoon balik.

"Cuma berdua. Emang napa sih?" Sepertinya Heeseung mulai kebingungan sebab Sunghoon tiba-tiba menghubungi pacarnya hanya demi bertanya seperti itu.

"Nggak papa. Gue cuma lagi nyari Wony. Dia nggak ada di apartemen. Gue pikir lagi sama cewek-cewek," sahutnya menjelaskan.

"Oh, nggak ada sih. Coba lo tanya sama Ning Ning atau nggak Winter deh. Nanti gue tanya ke Karina juga. Dia lagi mandi soalnya."

Sunghoon mengangguk meski Heeseung tidak mungkin melihat. "Lo nggak ikut mandi sama Karina?" tanyanya masih sempat menggoda.

"Pengin sih. Tapi dia lagi dapet. Bikin tegang gue iya, puasnya nggak," keluh Heeseung.

Sunghoon tertawa saat mendengarnya. Usai menutup panggilan dengan Heeseung, pria itu beralih mendial nomor Jay. Sunghoon sangat yakin jikalau sahabatnya itu sedang bersama Ning Ning, sama seperti Heeseung yang tidak pernah jauh-jauh dari Karina. Cukup lama ia menunggu, hingga akhirnya panggilannya pun tersambung.

"Halo, Hoon. Lo nyariin Jay ya?"

Berbanding terbalik dengan tadi, kini malah terdengar suara Ning Ning ketika Sunghoon menghubungi Jay. Lelaki itu bertanya dalam hati, apakah mereka semua sengaja bertukar ponsel atau bagaimana?

"Sebenarnya nggak juga. Gue nyari lo," sahut Sunghoon yang sukses membuat kening Ning Ning berkerut bingung.

"Nyari gue? Kenapa?"

"Lo terakhir bareng Wony kapan?" tanyanya langsung. Sunghoon sengaja tak menanyakan Ning Ning sedang bersama Wony atau tidak. Karena jika memang mereka bersama, Ning Ning pasti langsung mengira dirinya mencari Wony. Bukannya Jay.

My Boyfriend | Jangkku 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang