Dua Puluh Empat

486 37 6
                                    

Hari sudah mulai gelap saat Sunghoon pergi meninggalkan Wony sendiri di apartemen. Ia mengendarai mobilnya dengan pikiran kacau dan tak tahu arah. Kepalanya terasa seperti hampir pecah lantaran menyadari kesalahan yang sudah dirinya perbuat terhadap Wony.

Sekarang hasrat dan emosinya sudah hilang, sehingga ia pun bisa berpikir dengan jernih. Jadilah kini ia menyesali perbuatan bejatnya.

"LO BAJINGAN, PARK SUNGHOON!" umpatnya. Ia menjambak rambutnya kuat, tanpa peduli meski mungkin rambutnya akan rontok. Kini, Sunghoon terlalu marah pada dirinya sendiri yang sudah menyakiti istrinya.

Sunghoon merasa sangat bersalah terhadap sang istri. Bahkan, sekadar bertemu istrinya untuk meminta maaf saja dirinya tak punya nyali. Ia merasa malu karena gagal menjadi suami yang baik untuk Wony. Hanya karena masalah sepele, ia melampiaskannya dengan berbuat kasar terhadap wanitanya.

Tok tok tok!

Sunghoon menoleh ketika terdengar ketukan di kaca mobilnya. Mengetahui siapa orang di luar, ia pun segera membuka pintu dan turun menghampiri.

BUGH!

Tiba-tiba mendapat tonjokan membuat lelaki itu terhuyung mundur sehingga punggungnya membentur badan mobil. Walaupun begitu, ia tidak menyalahkan si pelaku. Sebab, memang ini yang Sunghoon minta.

Beberapa waktu yang lalu, Sunghoon sempat menghubungi Jungwon. Ia mengatakan kalau dirinya sudah menyakiti Wony. Kendati tidak tahu jelas apa permasalahannya, tapi sukses membuat Jungwon marah.

Remaja itu menatap Sunghoon tajam. Setelah menarik kerah kemeja Sunghoon, ia memukul kembali. Hingga lagi-lagi membuat Sunghoon terhuyung mundur. Meskipun badan Jungwon lebih kecil dari Sunghoon, tetapi tenaga yang lelaki itu miliki tak perlu diragukan. Terlebih, ia mengikuti eskul Taekwondo di sekolahnya. Sehingga ketika Jungwon memberi ancaman akan memberi Sunghoon pelajaran lantaran menyakiti sang kakak, ia serius akan ucapan tersebut.

Seperti sekarang ini, Jungwon beberapa kali melayangkan tinju ke wajah dan perut kakak iparnya itu. Sementara Sunghoon menerima dengan pasrah sebab menyadari jika dirinya memang salah.

BUGH!

Sunghoon tersungkur dengan bibir yang kini mengeluarkan darah. Namun kemudian, pria itu kembali bangkit menghampiri Jungwon. Ia menantang pria itu supaya kembali memberi pukulan. Lelaki itu memanglah sengaja minta dipukuli, berharap dapat sedikit mengurangi perasaan bersalahnya terhadap sang istri.

"Apa yang sebenarnya udah lo lakuin, Bang?" tanya Jungwon meminta penjelasan. Rasanya aneh, memukuli Sunghoon tanpa dirinya tahu masalah yang sebenarnya.

Menyadari Jungwon mulai tak enak hati kala melihatnya babak belur, Sunghoon mendesah lelah. Padahal ia ingin Jungwon memukulnya kembali. Sebagai hukuman lantaran ia sudah menyakiti hati dan fisik Wony.

"Gue nuduh Wony selingkuh." Jungwon sudah membelalakkan mata saat mendengarnya. Ia hampir-hampir tak percaya. Mengingat satu bulan yang lalu Sunghoon dengan lantangnya mengatakan jika lelaki itu tidak akan pernah menyakiti kakaknya. Tapi mengapa sekarang malah menuduh berselingkuh?

"Nggak cuma hati Wony yang gue bikin sakit, tapi fisiknya juga. Soalnya udah maksain dia buat ngelayanin nafsu binatang gue," tambah Sunghoon teramat sangat jujur.

BUGH!

Sunghoon tersenyum ketika Jungwon kembali menghajarnya. Memang inilah yang lelaki itu inginkan. Rasa sakit yang sekarang ia terima mungkin bahkan belum sepadan dengan yang istrinya alami.

"Brengsek lo, Bang!!! Baru sebulan yang lalu, lo bilang sama gue kalo nggak bakal nyakitin kakak gue. Tapi buktinya apa?"

"Gue tau, gue emang salah." Sunghoon tidak pernah menghindari pukulan Jungwon. Meski sudah sempoyongan, pria itu kembali berdiri menghadap Jungwon. Kemudian terjatuh lagi. Begitu terus-menerus hingga Sunghoon tidak bisa berdiri dengan benar.

My Boyfriend | Jangkku 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang