Delapan Belas

552 37 5
                                    

Pagi sudah tiba. Sinar matahari yang masuk melalui celah ventilasi kamar tampaknya tak berhasil mengusik Wony yang masih terlelap damai dalam tidurnya. Berbeda dengan sang suami yang bahkan sudah selesai berpakaian untuk pergi ke kampus seperti biasa. Setelah memastikan penampilannya sudah oke, lelaki itu beranjak menghampiri Wony.

Sunghoon duduk di dekat Wony tanpa punya maksud membangunkan wanitanya. Ia hanya memandang lekat wajah cantik istrinya saat sedang tertidur. Melihat rambut Wony yang menutupi matanya, Sunghoon pun merapikan dengan lembut agar Wony tidak terbangun.

Senyum lelaki itu tampak menghiasi bibirnya ketika menyadari terdapat banyak kissmark di leher hingga ke dada Wony. Membuatnya kembali teringat kejadian panas mereka tadi malam. Mengingat akan hal itu, sebenarnya semalam mereka kembali melakukannya saat sudah di kamar. Sehingga sangat wajar jika Wony belum bangun. Wanita itu pasti sangat kelelahan karena melayani hasrat Sunghoon.

Sunghoon sedikit menundukkan wajahnya. Ia mencium dahi Wony dengan lembut agar tak membangunkan wanitanya itu. Namun, meski Sunghoon sudah melakukannya dengan amat sangat berhati-hati, Wony tetaplah membuka matanya.

"Aku bangunin kamu ya?"

Wony menggeleng pelan. Ia kemudian melirik ke luar dan menyadari kalau matahari sudah cukup tinggi. Sambil mendudukkan dirinya, ia memegangi selimut di depan dada agar tidak memperlihatkan tubuhnya yang mengenakan lingerie. Tentu saja Sunghoon yang semalam memakaikan lingerie itu setelah mereka tiba di kamar.

"Tadinya aku nggak mau bangunin kamu dulu. Soalnya kamu pasti cape." Sunghoon berujar sambil mengelus lembut pipi Wony. Membuat Wony merona di tempatnya. "Apalagi jadwal kuliah kamu kosong hari ini. Jadi kamu tidur lagi aja," tambah Sunghoon.

Wony mengernyitkan dahi. Seingatnya masih ada satu kelas hari ini. "Aku masih ada kelas hari ini, Hoon."

Sunghoon tersenyum tipis. "Tadi ada notif di hp kamu, kalo kelas libur. Jadi hari ini kamu bisa lanjut istirahat buat balikin tenaga yang semalam udah terkuras," sahut Sunghoon. Ia sengaja menyeringai untuk menggoda Wony.

"Apa sih!"

"Haha, kamu gemesin banget."

Wony semakin merona dibuatnya. Untungnya Sunghoon tidak berencana melanjutkan aksi menggodanya. "Tadi aku udah beliin sarapan buat kamu. Nanti jangan lupa dimakan."

"Hmn," angguk Wony.

"Kalo gitu, aku pergi sekarang ya, Sayang."

"Kamu hati-hati," pesan Wony yang sengaja melingkarkan tangannya di pundak Sunghoon lantas memberikan kecupan di bibir lelakinya itu.

"Makasih, Sayang."

Usai Sunghoon pergi, Wony tidak berencana melanjutkan tidur seperti yang disuruh oleh sang suami. Ia beranjak dari kasur kemudian mulai membereskan tempat tidur.

Wony tersenyum puas ketika melihat kamar mereka sudah rapi seperti semula. Ia keluar dari kamar kemudian membawa langkah kaki jenjangnya menuju meja makan. Bibirnya pun mengukir senyum kala mendapati semangkok bubur ayam di sana. Ada pula selembar note kecil dilengkapi tulisan tangan Sunghoon.

Dihabisin sarapannya ya, Sayang. Maaf kalo aku pergi nggak bilang sama kamu. I love u.

Senyum di bibir Wony bertambah lebar usai membaca pesan dari sang suami. Sepertinya Sunghoon sudah menyiapkan semua ini tanpa tahu jika akhirnya Wony terbangun. Namun, sejak kapan Sunghoon romantis seperti ini? Meski begitu, perlakuan Sunghoon ini sukses membuat Wony berbunga-bunga.

Masih disertai senyuman di bibirnya, wanita itu berniat kembali ke kamar untuk mencuci muka dan menggosok giginya terlebih dahulu sebelum memulai sarapan. Tetapi saat Wony ingin berbelok ke kamar, tiba-tiba terdengar suara bel dibunyikan.

My Boyfriend | Jangkku 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang