Sembilan Belas

449 33 9
                                    

Matahari sudah lama terbenam dan berganti dengan bulan yang menandakan malam tiba. Cukup larut malah, terbukti dari jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan lebih. Tapi Sunghoon masih saja sibuk berkutat dengan laptop. Lelaki itu sedang mengerjakan tugas.

Waktu siang habis Sunghoon gunakan kuliah, kemudian pergi ke kantor, sehingga ia hanya bisa mengerjakan tugasnya saat malam tiba seperti sekarang atau pun week end.

Bukan hanya Sunghoon yang masih terjaga, tapi Wony juga. Wanita itu datang membawa segelas teh hangat di tangannya. Usai duduk di samping sang suami, Wony menyodorkan teh buatannya. "Minum dulu, mumpung masih anget," ujarnya sambil tersenyum hangat.

Sunghoon tersenyum tipis karena mendapati perhatian istrinya. "Makasih ya," balas lelaki itu seraya menyeruput teh tersebut sehingga hampir menghabiskan setengahnya.

Setelah meletakkan gelas di meja, Sunghoon kembali melanjutkan tugasnya dengan Wony yang masih berada di sisinya. Wony terdiam menatap suaminya yang tampak berkali-kali lebih tampan saat sedang serius. Pun, ketika sedang memakai kacamata seperti sekarang. Entah mengapa bisa ada pria setampan ini?

Mungkin Sunghoon sadar sedang dipandangi, sehingga lelaki itu tiba-tiba menoleh. Alhasil, wajah mereka begitu dekat. Membuat Wony terkesiap kaget lantaran tertangkap basah sedang mengagumi ketampanan sang suami. Dengan sedikit salah tingkah, Wony langsung memundurkan wajahnya.

"Kamu nggak tidur? Aku kayanya masih agak lama, kamu tidur duluan aja," ujar Sunghoon seraya menyentuh tangan Wony.

"Emang deadline kapan? Kalo masih lamaan, mending dilanjut besok lagi aja. Udah malam loh ini..." Wony mengkhawatirkan kesehatan Sunghoon. Saat sudah waktunya beristirahat maka ya harus istirahat. Ia tidak ingin suami tampannya itu kelelahan apalagi sakit akibat kesibukan yang semakin bertambah. Terlebih setelah pernikahan mereka. Tak hanya sibuk kuliah dan kerja, Sunghoon juga mempunyai kesibukan lain bersama Wony. Tapi meskipun begitu, Sunghoon tampaknya tidak keberatan sama sekali. Malah terlihat bersemangat.

"Ya udah, kita istirahat sekarang." Sunghoon menepuk tangan Wony dengan senyuman di bibirnya. Tidak ingin istrinya merajuk, lelaki itu segera mematikan laptop dan merapikan buku yang ia pakai.

"Gitu dong," balas Wony sengaja menyender di bahu Sunghoon. Wony senang karena sang suami menurutinya. Bisa Wony rasakan jika Sunghoon tengah mengelus rambutnya.

"Emang habis ini mau ngapain? Jadi ngajak aku buru-buru tidur?" Sunghoon dengan jail bertanya, berniat menggoda wanitanya.

"Ya tidur. Emang mau ngapain lagi?" Seakan tidak mengerti maksudnya, Wony menjawab dengan lugas.

"Siapa tau aja kamu pengen..."

Wony memundurkan wajah ketika Sunghoon mendekat dengan perkataan yang tertahan. Tetapi lelaki itu segera memegang bahunya, menariknya kembali ke posisi semula. Pada akhirnya Sunghoon berbisik di telinga Wony. "... dibikin basah kaya semalem."

Blush.

Bisikan mesum Sunghoon berhasil membuat wajah Wony merah padam. Antara malu dan jengah akibat ucapan frontal kesayangannya. Apalagi Sunghoon mengucapkannya sembari menggerakkan alis turun-naik. Persis sekali lelaki hidung belang yang tengah menangkap mangsa.

Bugh.

"Mana ada!" Wony berkilah seraya memukul dada Sunghoon. Membuat lelaki itu terpekik. Wony terlihat seperti perempuan lemah dan rentan terluka. Tetapi percayalah, refleksnya memukul ketika sedang salah tingkah terasa cukup sakit.

"Kamu suka banget deh mukul aku. Harusnya Jungwon ngasih peringatannya ke kamu loh, bukan ke aku. Soalnya perasaan kamu yang sering make kekerasan," rutuk Sunghoon.

My Boyfriend | Jangkku 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang