Enam

1.3K 42 5
                                    

Mendengar suara istrinya yang cukup keras, Papa Wony pun langsung menyusul. Jungwon juga. Alhasil mereka dibuat terkejut atas apa yang dilihat sekarang.

"I-ni nggak seperti yang kalian lihat, Ma, Pa. Wo-wony bisa jelasin kok," ujar Wony yang mendadak tergagap. Wony tidak menyangka kalau orang tuanya akan pulang hari ini. Pun ternyata malah memergoki apa yang dirinya lakukan bersama Sunghoon.

Papa Wony menatap anaknya dengan sorot kecewa yang tak bisa disembunyikan. Wony yang menyadari itu tentunya merasa makin bersalah.

Sunghoon meraih pergelangan tangan Wony untuk digenggam saat menyadari kekasihnya itu ketakutan. Wajar Wony merasa demikian karena kondisi mereka saat ini benar-benar kacau.

"Saya-" Sunghoon membuka bibirnya dengan maksud mengatakan kalau dirinya pasti akan bertanggung jawab. Namun, belum selesai ia berbicara, papa Wony lebih dulu menyela.

"Cepat pakai kembali pakaian kalian. Setelah itu temui kami di ruang tengah!"

Wony mengangguk kikuk. Sekarang tidak ada pilihan selain harus menghadapi keluarganya yang terlanjur mengetahui perbuatannya dan Sunghoon. Usai orang tua dan adiknya pergi meninggalkan kamarnya, Wony pun memukul dada sang pacar untuk meluapkan perasaan campur aduknya.

"Semuanya bakal baik-baik aja, Sayang. Aku janji," ujar Sunghoon sembari mencium dahi Wony dengan maksud menenangkan. Seperti yang sudah Sunghoon katakan, ia siap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. Hanya saja bagi Wony mungkin terlalu cepat orang tuanya tahu.

Mereka memutuskan untuk segera memakai pakaian sebelum orang tua Wony naik pitam karena menunggu terlalu lama.

Wony melangkah dengan gugup menghampiri orang tuanya. Sementara Sunghoon tampak cukup tenang. Ia bahkan masih sempat untuk menggenggam tangan Wony dengan maksud memberikan semangat pada kekasihnya itu. Namun, baru juga mereka sampai, Sunghoon sudah mendapat tamparan keras di pipinya.

"BRENGSEK LO, BANG! GUE SETUJU LO BUAT MACARIN KAKAK GUE, TAPI BUKAN BERARTI LO BISA NIDURIN DIA SEENAKNYA!" Jungwon yang emosi langsung saja melayangkan tinju ke wajah tampan Sunghoon. Meski Sunghoon lebih tua, tapi Jungwon tidak merasa gentar. Ia bahkan kembali melakukannya lagi hingga Sunghoon terhuyung ke belakang.

"Kamu apa-apaan sih, Won?" Wony merasa kesal pada adiknya. Ia pun menghampiri dan membantu Sunghoon berdiri. Wony meringis saat terdapat noda darah di ujung bibir sang kekasih.

"Kamu nggak papa?" tanyanya khawatir.

Sunghoon menggeleng. Ia melepaskan tangan Wony dari lengannya lantas maju mendekati Jungwon kembali. "Gue emang salah. Lo bisa ngehajar gue sampai pu-"

BUGH!

Belum juga Sunghoon menyelesaikan ucapan yang keluar dari bibirnya, lelaki itu kembali terhuyung mundur karena Jungwon meninju perutnya. Tetapi lagi-lagi Sunghoon bangkit.

Melihat Sunghoon yang kembali menghampiri adiknya dan Jungwon yang tampaknya masih belum puas menghabisi Sunghoon, Wony pun berinisiatif untuk menghalangi. Ia berdiri di tengah-tengah adik dan pacarnya itu.

"Minggir, Kak! Gue masih pengen ngehabisin cowok brengsek ini!"

"Nggak! Gue nggak akan ngebiarin lo mukulin Sunghoon lagi. Dia nggak sepenuhnya salah, tapi gue juga salah," ujar Wony dengan niat membela sang pacar. Ia beralih memandang kedua orang tuanya supaya mereka menegur Jungwon yang sudah keterlaluan.

"Dia memang pantas mendapatkan itu," sahut sang papa yang kini bangkit dari sofa lantas melangkah mendekati mereka.

Wony yang melihat pergerakan papanya itu pun merasa semakin khawatir. Ia takut kalau papanya menghakimi Sunghoon sama seperti yang Jungwon lakukan. Karena itulah, Wony sengaja melindungi Sunghoon.

My Boyfriend | Jangkku 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang