Tujuh Belas 🔞

1.3K 39 5
                                    

Matahari hampir tenggelam ketika Sunghoon tiba di apartemen. Ia melewati ruang tengah yang tampak sepi dan melangkah menuju ke kamar karena menyakini Wony ada di sana. Bibirnya mengukir senyum begitu mendapati sang istri tengah berdiri di depan balkon.

Sunghoon sudah sering melihat terbenamnya matahari. Tetapi yang sekarang dirinya lihat tampak berkali-kali lebih indah. Tentu karena tambahan objek berupa istrinya.

Aroma wangi menyegarkan menyapa indra penciuman Sunghoon kala dirinya melangkah pelan menghampiri Wony. Sepertinya wanita yang sudah resmi menjadi istrinya itu baru selesai mandi.

Wony tampaknya tidak menyadari kehadiran Sunghoon karena fokus menikmati indahnya pemandangan matahari tenggelam. Akhirnya, ia dibuat terperanjat ketika tiba-tiba dipeluk dari belakang. Namun kemudian, ia mengukir senyum saat menyadari sang suamilah yang memeluknya.

"Kamu udah pulang?" tanyanya klise, karena sudah jelas Sunghoon ada di belakangnya, itu artinya suaminya sudah pulang.

"Hmn. Kamu ngapain berdiri di sini? Nggak dingin emangnya?"

"Nggak kok," sahut Wony sambil menggeleng. Masih dengan bibir yang mengukir senyuman manis, Wony menyentuh tangan Sunghoon di perutnya. Lelakinya itu sudah membenamkan wajah di ceruk leher Wony. Membuat posisi mereka menjadi begitu intim.

"Kamu wangi banget," puji Sunghoon di dekat telinga Wony.

Wony berusaha mengabaikan desiran hangat efek perkataan Sunghoon di dekat telinganya itu. Ia mencoba menahan diri meskipun sang suami mulai menjilat daun telinganya.

"Emn, kamu mandi dulu deh ya... Terus habis itu kita makan," ujarnya seraya melepaskan diri dari Sunghoon. Jikalau tidak dihentikan, kemungkinan suaminya itu akan berbuat ke arah yang lebih.

Wony bukannya menolak, hanya saja dirinya ingin Sunghoon mencicipi masakannya yang tadi sudah diajarkan oleh Ning Ning terlebih dahulu.

"Oke... Tapi setelah kita makan, giliran kamu yang aku makan. Deal 'kan, Sayang?"

"Apa sih, Hoon!" rutuk Wony salah tingkah.

Sunghoon yang merasa gemas pada istrinya itu sengaja memajukan wajahnya. Lantas, ia beri satu ciuman singkat di bibir yang sudah menjadi candunya. Tak perlu alkohol ataupun narkoba, seorang Wony saja sudah berhasil membuatnya kecanduan akut. "Dp-nya dulu, Sayang."

Setelah berkata seperti itu, Sunghoon segera melesat ke kamar mandi. Meninggalkan sang istri dengan wajah meronanya.

***

Lima belas menit kemudian, Sunghoon sudah selesai mandi dan berpakaian. Lelaki itu tak perlu berlama-lama di kamar mandi karena sudah tidak sabar mencicipi masakan Wony. Lebih tepatnya, tidak sabar memakan Wony.

"Makasih, Sayang," ujar Sunghoon tulus kala Wony meletakkan sepiring nasi di depannya.

"Sama-sama." Wony berniat beranjak untuk mengambil teko berisi air yang letaknya tak begitu jauh. Namun, matanya dibuat melotot manakala Sunghoon melingkarkan tangan di pinggangnya, kemudian menariknya sehingga dirinya terduduk di atas pangkuan lelaki itu.

"Hoon," tegurnya sebab merasa jengah. Jika begini, lalu bagaimana mereka bisa makan?

"Kamu diem atau aku cium?"

Diancam seperti itu, Wony refleks langsung menutup mulutnya. Membuat Sunghoon kini tersenyum puas. Dengan sang istri berada di pangkuannya, Sunghoon pun mulai mencicipi masakan Wony bersama Ning Ning.

"Enak," ujarnya tanpa berbohong sedikit pun. Setelah menyuapi dirinya sendiri, Sunghoon pun lanjut menyuapi Wony. Namun, istrinya itu menggelengkan kepalanya.

My Boyfriend | Jangkku 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang