Delapan 🔞

2.6K 46 5
                                    

Wony yang baru sampai di kampus sengaja mempercepat langkah kakinya menghampiri sang kekasih. Ia masih kesal terhadap orang tuanya yang tidak mengizinkan dirinya pergi kuliah bersama Sunghoon. Kendati mendapat restu, tetapi nyatanya mereka masih sangat dibatasi untuk bertemu.

"Aku kesel banget tau nggak sih sama Papa Mama," adu Wony dengan bibir mengerucut. Membuat Sunghoon yang melihatnya gemas. Alhasil, Sunghoon menggerakkan tangannya mengacak rambut Wony, kemudian kembali merapikannya lagi seperti semula.

"Mereka ngelakuin itu demi kebaikan kamu."

"Iya.... aku ngerti. Tapi 'kan aku pengen sama kamu." Wony melingkarkan tangannya untuk memeluk pinggang sang kekasih. Pelukannya itu pun mendapat balasan dari Sunghoon.

"Asal kamu tau, aku juga pengen sama-sama kamu terus." Sunghoon menatap lekat mata Wony. Tangan kanannya terangkat kemudian mengelus ujung hidung Wony. "Tapi ini nggak lama kok, Sayang. Setelah kita nikah, mereka nggak akan bisa ngehalangin kita lagi," cetus Sunghoon yang Wony angguki.

"Ayo, aku anter kamu ke kelas."

Sesampainya di depan kelas Wony, Sunghoon tidak langsung pergi, melainkan ia menemani sang kekasih hingga teman-teman Wony tiba di sana. Tidak seberapa lama kemudian, Ning Ning datang bersama Karina. Tentunya tidak hanya berdua, karena pawang mereka sudah stand bye mengekor di belakang.

"Masuk juga akhirnya lo," ujar Jay menyapa Sunghoon yang sudah tiga hari tidak kuliah.

"Hmn," balas Sunghoon seadanya. Lelaki itu masih kesal jika mengingat Jay benar-benar memposting foto saat wajahnya babak belur.

"Bagus deh lo udah masuk. Biar Wony nggak perlu jadi obat nyamuk lagi," kekeh Karina.

Mereka harus berpisah lantaran perkuliahan akan segera dimulai. Para wanita memasuki kelas mereka, sedangkan para lelaki menuju kelasnya sendiri.

"Jake ke mana?" tanya Sunghoon sebab tak melihat temannya yang satu itu.

"Nggak tau. Tuh anak nggak ada kabar sejak semalam," sahut Heeseung yang Jay angguki.

"Winter juga nggak keliatan 'kan tadi? Jadi curiga gue mereka bolos bareng," cetus Jay dengan pemikirannya.

"Coba gue telpon deh," usul Heeseung yang diangguki Jay dan Sunghoon.

***

Ddrrrtt ddrrrtt...

"Fuck!" Jake mengumpat kesal ketika dering ponselnya terdengar sangat mengganggu. Ia mengulurkan tangan untuk mengambil ponsel tersebut lantas menolak panggilan yang tadi masuk. Tidak tanggung-tanggung, Jake malah mematikan ponselnya supaya tidak ada yang mengganggunya.

Usai mengembalikan ponselnya itu ke tempat semula, Jake pun kembali fokus pada wanita yang kini berada di bawah kendalinya. Suara desahan kenikmatan tak berhenti terdengar dari celah bibirnya setiap kali Jake bergerak liar.

"Aaahh ahhh... Fasterhh Jakeehh ugh."

Jake tersenyum disela genjotannya. Bibirnya meraih bibir Winter ke dalam ciuman panas. Sementara tangannya sibuk meremas gemas payudara indah wanita itu.

"As you wish, Honey."

Winter memejamkan mata ketika bawahnya ditumbuk dengan keras dan brutal. Rasanya amat sangat nikmat. Ia memeluk leher Jake lebih erat saat pelepasan melandanya. Jake memang tidak pernah mengecewakan dalam urusan memberinya kenikmatan.

Jake bisa merasakan betapa basahnya milik Winter setelah wanita itu mencapai puncak kenikmatannya. Membuat miliknya semakin licin. Mengingat dirinya masih belum keluar, Jake kembali menghujami kewanitaan Winter dengan lebih bertenaga. Alhasil, Winter yang baru saja mengalami pelepasan pun kembali dibuat terangsang olehnya.

My Boyfriend | Jangkku 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang