Sembilan 🔞

2.7K 45 2
                                    

"Wony lagi di rumahnya Ning Ning, Pa. Sama temen-temen yang lain juga. Nggak berduaan doang sama Sunghoon," ujar Wony cemberut karena baru sebentar main dengan yang lain tetapi sudah mendapat telepon dari papanya.

"Ya sudah, tapi jangan lama-lama pulangnya. Ingat, jangan macem-macem sama Sunghoon kalo masih mau nikah sama dia."

"Iya, Pa. Iya." Wony mulai kesal pada aturan yang dibuat orang tuanya. Semakin dikekang, rasa ingin berontaknya malah semakin kuat. Menurut Wony ia sudah cukup dewasa untuk bisa mengatur kehidupannya sendiri.

Sunghoon dapat melihat wajah ditekuk Wony saat kekasihnya itu melangkah menghampiri mereka kembali setelah menerima panggilan telepon dari sang papa. Untuk menghilangkan kekesalan Wony, Sunghoon langsung meraih pergelangan tangan wanitanya itu kemudian menariknya lembut sehingga akhirnya Wony terjatuh ke atas pangkuannya. Heeseung dan yang lainnya bersorak heboh sebab baru kali ini mereka melihat Sunghoon melakukan itu.

Wajah Wony praktis merona karena dirinya malah menjadi pusat perhatian yang lain. Ini terjadi lantaran sebelumnya Sunghoon tidak pernah memangkunya. Berbeda dengan Ning Ning dan Karina yang sering dipangku pacar masing-masing di hadapan mereka.

"Ngeliatin mereka, gue jadi pengen dipangku juga deh," goda Karina disertai kekehannya.

"Lo padahal udah sering dipangku Heeseung. Masa iri sama Wony sih, Rin?" ujar Winter menimpali dengan senyum di dikulumnya.

"Habisnya mereka keliatan cute banget. Gue 'kan jadi ngiri."

"Sini duduk di pangkuan aku, biar kaya Wony juga," ujar Heeseung menepuk pahanya agar Karina duduk di sana. Lelaki itu mengedipkan matanya yang dibalas kekehan Karina. Tetapi kemudian Karina menurut dan duduk di atas pangkuan sang kekasih. Tanpa harus merasa malu Karina langsung mengalungkan tangan ke leher Heeseung. Sementara Heeseung kini memeluk pinggang Karina hingga hampir tak ada jarak di antara mereka.

"Gue kasih contoh gimana caranya nyenengin cewek lo, Hoon," ujar Heeseung yang sempat menatap Sunghoon dengan smirk di bibirnya. Tak lama kemudian, bibir itu sudah beradu di bibir Karina. Menghisap dan melumat dengan ahli.

Jake dan Winter yang melihat itu hanya bisa terkekeh. Mereka tidak berencana mengikuti jejak temannya yang satu itu lantaran masih cukup lelah. Sementara Wony dan Sunghoon menampilkan ekspresi yang berbeda. Wajah Wony semakin merona ketika melihat betapa panasnya ciuman Heeseung terhadap Karina. Sementara Sunghoon berdecak lantas segera membuang muka. Tanpa harus diberi contoh, Sunghoon bisa menyenangkan wanitanya.

"Nggh..."

Udara di sekitar Wony terasa memanas kala terdengar suara desahan Karina. Wony yang tadinya juga memalingkan wajahnya kembali menatap kedua insan yang sedang bercumbu itu. Matanya membulat ketika melihat Karina mendekap kepala Heeseung di dadanya. Tidak perlu dijelaskan, dari raut wajah sahabatnya itu Wony sudah bisa menebak kalau dadanya tengah diemut oleh sang kekasih. Sementara tangan Heeseung meremas pinggul Karina.

Sunghoon mulai resah dalam diamnya. Suara desahan dan lenguhan dua sejoli yang tengah bercumbu itu terdengar sangat mengganggu. Alhasil, ia meraih gelas minumnya kemudian langsung meneguknya hingga habis.

Wony menatap bingung kekasihnya sembari membenarkan duduknya. Akan tetapi tangan Sunghoon terlebih dahulu menahan pahanya. "Jangan gerak, Babe," ujar Sunghoon dengan suara yang terdengar ... serak? Mengapa?

Belum sempat Wony bertanya, ia mendapat jawabannya langsung ketika merasakan ada sesuatu yang mengganjal di bawah sana. Refleks saja ia menatap Sunghoon yang juga menatapnya dengan sorot frustrasi. Alhasil, wajahnya tidak dapat menyembunyikan rona merahnya kala tersadar kalau itu kepunyaan Sunghoon yang mulai menegang. Sialan! Apa yang harus Wony lakukan sekarang?

My Boyfriend | Jangkku 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang