Dua Puluh Lima

118 21 2
                                    

"Gimana, Ning? Jay udah ketemu Sunghoon?" tanya Wony yang berhasil mengejutkan Ning Ning. Wanita itu tak menyadari kalau Wony sudah berada di belakangnya, tetapi semoga saja sang sahabat tidak sempat mendengar obrolannya dengan Jay.

"Lo sejak kapan di situ?" Ning Ning bertanya balik tanpa menjawab pertanyaan yang lebih dulu Wony lontarkan. Ia berniat memastikan jika Wony tidak mendengar apa pun tentang Sunghoon.

"Baru aja. Jadi gimana?"

Tanpa sepengetahuan Wony, Ning Ning malah menghela napas lega. "Jay belum ketemu laki lo," sahut Ning Ning berbohong karena sudah berjanji pada sang kekasih.

Mendengar hal itu, Wony mendesah kecewa. Ia melangkah pelan menghampiri sofa lantas mendaratkan bokongnya di sana.

Saat Wony melangkah, pandangan Ning Ning tanpa sengaja tertuju pada cara jalan Wony yang sedikit aneh. Setelah menyadari situasi yang terjadi, ia mencari sesuatu dari tasnya.

"Ini gue ada salep buat ngobatin lecet vagina lo. Biasanya gue pake ini terbukti ampuh sih. Dalam beberapa hari udah nggak sakit," Ning Ning menyerahkan salep itu ke hadapan sang sahabat.

"Makasih ya..."

"Iya, santai aja."

Mereka sama-sama terdiam untuk beberapa waktu. Hingga Wony menyadari kalau malam sudah semakin larut. "Jay nggak papa kalo lo nemenin gue di sini?" tanyanya merasa tidak enak hati. Hanya gara-gara masalahnya dan Sunghoon, Ning Ning dan Jay ikut kerepotan.

"Aman kok."

"Syukur deh kalo gitu."

"Hmn. Lo istirahat gih, siapa tau besok pagi Sunghoon udah pulang."

"Iya," angguk Wony. Ia memang ingin segera beristirahat karena tubuh dan hatinya sudah terasa lelah.

***

Keesokan harinya, saat bangun dari tidurnya Wony menyadari jika ia hanya sendiri. Tidak ada Sunghoon yang selalu menemaninya. Tak ada juga Ning Ning yang semalam menginap. Ke mana perginya wanita itu? pikirnya.

Ia memutuskan segera turun dari kasur lalu melangkah keluar kamar. Sayup-sayup Wony mendengar suara Ning Ning dari arah dapur. Ketika ia menghampiri, ternyata sahabatnya itu sedang memasak sambil melakukan video call dengan sang kekasih. Ia sengaja berbalik ke kamar karena tidak ingin mengganggu.

"Aku kangennn banget loh sama kamu, Yang," rengek Jay di seberang sana.

"Lebai ah kamu! Baru semalam nggak bareng aku. Lagian, nanti di kampus juga kita bakal ketemu," sahut Ning Ning. Ia tak begitu fokus dengan wajah Jay di layar ponselnya karena sibuk dengan penggorengan.

"Iya sih. Tapi ntar aku dapet kiss dari kamu, 'kan?"

"Tergantung mood aku."

"Fuck!"

Ning Ning mengernyitkan keningnya saat Jay tiba-tiba mengumpat. "Kenapa?" bingungnya.

"Kamu keliatan seksi banget kalo lagi masak kaya gini, Beb. Andai kamu di sini sama aku, udah aku masukin dari belakang," sahut Jay tanpa dosa.

"JAY!" tegur Ning Ning dengan mata melotot. Hari masih begitu pagi, tapi bisa-bisanya Jay malah sudah berpikiran kotor.

"Yes, Baby?"

"Yaak! Park Jongseong! Kamu lagi ngapain?" tanya Ning Ning saat Jay memejamkan mata, sementara bibirnya tanpa sadar mendesah. Ning Ning menggelengkan kepala, menyadari kemesuman kekasihnya yang sudah akut. Kini bisa dipastikan jikalau Jay sedang mengocok kejantanannya.

My Boyfriend | Jangkku 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang