Bab 41: Saatnya

115 25 0
                                    

Reinhard menghindari serangan dari Tenebris, pemuda itu melompat mundur lalu dia menahan serangan dari Chaos menggunakan pedang es nya.

Sebenarnya, Reinhard cukup kewalahan tetapi dia harus mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menghabisi Tenebris dan Chaos walaupun dia tahu kalau dia akan mati jika nekat menghadapi kedua makhluk mengerikan ini.

Reinhard menggunakan tangan kirinya yang tidak memegang pedang untuk melayangkan serangan ke Chaos.

Dari tangan kirinya Reinhard mengeluarkan tombak angin lalu menancapkannya ke leher Chaos, tetapi Chaos berhasil menghindari serangan Reinhard itu, dia menendang perut Reinhard yang melindungi perutnya itu dengan perisai air.

Reinhard mendarat dengan sempurna di atas tanah sambil menatap Chaos yang begitu muak karena Reinhard selalu saja berusaha membunuhnya padahal sudah jelas kalau saat ini Chaos menggunakan Garren sebagai wadahnya.

Bukankah seharusnya, Reinhard lebih lembut dan berhati-hati ketika melawannya?

Tapi, yang Reinhard lakukan justru memotong tangan Chaos yang artinya dia memotong tangan Garren tanpa ada keraguan sedikit pun.

Tidak hanya Chaos yang geram dengan Reinhard, tetapi Tenebris juga seperti itu.

Dia menatap marah ke Reinhard.

Ratu Kegelapan itu mengepalkan tangannya lalu dia mengulurkan tangannya ke depan, sebuah cahaya berwarna hitam pekat keluar dari tangan Tenebris, cahaya itu semakin besar dan besar, ia arahkan ke Reinhard yang begitu tenang melihat cahaya hitam itu.

"Aku benci melihat wajah tenangmu itu, nak. Kau mengingatkanku dengan dewa sialan itu.."

Cahaya hitam itu berbentuk seperti bola dan ukurannya sangat besar, Tenebris menyeringai jahat lalu dia melemparkan bola cahaya itu ke Reinhard.

"MATI KAU!"

Reinhard mengubah pedang es nya menjadi pedang air kembali. Dia menatap lekat cahaya hitam yang entah kenapa kecepatannya begitu lambat di mata Reinhard.

Pemuda itu mengayunkan pedang airnya ke cahaya tersebut.

Dia memusatkan seluruh mana sihirnya ke pedang air yang saat ini ukurannya semakin besar seperti pedang milik Eric.

Ini adalah cara yang pernah Wendy ajarkan kepadanya.

Cara untuk mengubah ukuran pedang sesuai dengan keinginan penggunanya.

"Semoga ini berhasil."

BOOM!

Ledakan itu terjadi tepat setelah Reinhard membelah cahaya itu menggunakan pedang airnya.

Chaos lagi-lagi terpental karena ledakan tersebut begitu kuat sehingga meninggalkan lubang besar serta reruntuhan yang saat ini diduduki oleh Tenebris.

Debu-debu berterbangan membuat jarak pandang yang minim semakin minim.

"Luar biasa.." gumam Tenebris yang tidak menyangka bahwa cahaya hitam itu berhasil Reinhard belah menjadi dua hanya dengan bermodalkan sihir air saja.

Walaupun Tenebris sangat kesal dengan Reinhard, tetapi dia tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya kepada anak itu.

"Dia benar-benar diberkati.."

Tenebris melihat dari kegelapan ini, bagaimana Reinhard bergerak ke arahnya dan mengayunkan pedangnya ke Tenebris. Wanita itu berhasil menghindari serangan Reinhard, dia menggunakan jari telunjuknya untuk menyerang Reinhard dan pemuda itu mampu menepis pedang tidak kasat mata milik Tenebris.

Reinhard melompat mundur dan ternyata di belakangnya sudah ada Chaos yang hendak menusuknya menggunakan tombak hitam. Reinhard menghindari tusukan tombak itu walaupun pinggangnya harus mendapatkan luka goresan dari tombak tersebut.

[FF NCT DREAM] Helmut: ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang