Bagian 20

1.9K 51 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Rhea mematut dirinya depan cermin dengan senyum yang tercetak di kedua sudut bibirnya. Pagi ini dia begitu bersemangat untuk bertemu dengan Nara. Dia sudah tak sabar ingin menceritakan kejutan perayaannya semalam, pada sahabatnya itu.

Selesai memoles wajahnya dengan bedak tipis dan lipbalm, Rhea beralih mengambil tas selempangnya yang tergantung di belakang pintu, lalu berjalan meninggalkan kamar.

Rhea mendapati mobil pria itu masih berada di halaman depan padahal biasanya jam delapan dia sudah berangkat lebih dulu.

"Sudah siap, ayo!" Ujar Arga tiba-tiba, begitu keluar dari rumah lengkap dengan setelan kerjanya.

"Hah, apa?" Rhea yang tidak mengerti, menanyakan.

"Mau berangkat ke butik kan, jadi sekalian saja ikut denganku." Sahut Arga enteng.

Tanpa menunggu balasan dari Rhea dia segera masuk kedalam mobilnya. Bahkan mengabaikan wanita itu yang masih melongo ditempatnya.

"Tapi aku bisa mengendarai motorku sendiri," Sahut Rhea lagi, menyela.

Arga yang sudah berada di kursi kemudi menoleh,"Tidak lihat, cuaca hari ini sedang mendung! kamu tentu tak mau kan, kejadian kemarin terulang lagi." Balasnya, datar.

Refleks, Rhea mengamati cuaca sekitar yang tampak hangat, tidak seperti dikatakan pria itu, membuat Rhea mengerenyitkan dahinya.

"Apa pria itu sudah Rabun?"

"Kenapa masih berdiri disitu! Seruan dari Arga menarik kesadaran Rhea kembali.

"Eh, iya-iya! Ish, dasar menyebalkan!!"

Alih-alih menolak, Rhea yang masih tampak bingung dan setengah kesal justru malah menuruti permintaan pria itu. Membuka pintu mobil dan menjatuhkan bokongnya tepat di jok samping kemudi, dekat Arga.

Rhea melirik sekilas kearah Arga yang bersiap menyalakan mesin mobilnya lalu menghembuskan nafas kasar.

Tanpa menunggu lama, mobil Corolla Altis grey dikendarai Arga melaju, menjauh dari kediaman keduanya.

-

"Aaaagrh"

Aldo menggeram dengan penuh amarah. Emosi yang begitu meledak dia luapkan lewat minuman alkohol yang diteguknya hingga tak tersisa. Tangannya mengepal erat kala memori otaknya kembali mengingatkan dirinya dengan kejadian semalam yang dilihatnya.

Begitu menyakitkan baginya melihat wanita dicintainya merayakan hari spesialnya dengan pria lain dan bermesraan dengannya. Terlebih lagi pria itu ternyata adalah suami dari wanita itu sendiri.

"Kenapa, Lo? Gara-gara wanita itu lagi?"

Viko yang baru saja datang, menghampiri Aldo dan duduk di kursi berbentuk bulat, sebelah pria itu. Aldo mengacuhkan kehadiran Viko. Pria bermata elang tersebut masih saja menenggak minumannya hingga membuatnya setengah mabuk.

𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲  [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang