Bagian dua puluh tujuh | kedatangan Sepupu Silli

109 5 9
                                    

⚠️WARNING!!⚠️

(Perlu di pahami bahwasanya di Cerita bersajak "Absurd Pernikahan" ini, mengandung konten yang mungkin hanya cocok untuk beberapa kalangan, sebab memiliki beberapa kata kasar dan Dewasa, maka dari itu diharapkan para readers tercinta ambil bijak dalam membaca cerita ini!!)

______________________________________

Hi para readers tercintaa 👋

Senang bisa berinteraksi dengan kalian lagii

Jangan lupa bahagia hari ini yah!!

Happy Readingg...

___
__
_

"Kisah ini sudah berjalan sebagaimana mestinya, hanya menunggu kita yang saling angkuh untuk mengungkapkan"



"Sil, Silli!!'

Suara yang begitu akrab namun mengusik telinga Silli, memaksa matanya perlahan terbuka. Di hadapannya, Vandra berdiri dengan tatapan cemas. Pandangan Silli yang masih samar mulai jelas, menyadari bahwa Vandra telah lama memanggilnya.

Silli berusaha mengumpulkan kesadarannya, merasa sedikit terganggu karena terbangun secara tiba-tiba. Ia duduk perlahan, merapikan rambutnya yang kusut sambil mengamati ekspresi serius di wajah Vandra.
"Vandra?" tanyanya dengan suara serak, masih terpengaruh oleh sisa kantuk yang belum sepenuhnya hilang.

"Lo semalaman tidur disini?"

Mata Silli melebar setelah mendengar pertanyaan itu. Dengan cepat, ia melirik ke kanan dan kiri, hingga tersadar bahwa semalam ia menunggui Vandra di ruang tamu dan berakhir tertidur pada sofa karena kelelahan.

"Gue.."

"Lo kenapa sih bisa se ceroboh ini? Bahkan pintu gak lo kunci dan malah tidur disini! Kalau ada orang jahat yang masuk ke rumah gimana?" Omel Vandra, padahal Silli sampai ketiduran di sofa ruang tamu itu karena menunggui dirinya.

Silli hanya terdiam, menerima setiap omelan cowok itu tanpa protes sama sekali. Segera Ia berdiri dari duduknya kemudian melangkah masuk ke dapur tanpa menggubris Vandra.

"Silli!"

"Kenapa sih?" tanya Silli sambil mencuci wajahnya di wastafel. Setelah itu, ia berniat membuatkan sarapan untuk Vandra.

Silli bergerak mengambil beberapa roti, lalu membawanya ke depan Vandra. Dengan cekatan, ia menyulap roti tersebut menjadi sandwich yang terlihat sangat lezat. Sementara itu, Vandra mengamati dengan cermat. Ada sesuatu yang berbeda pada Silli—cewek itu tampak lebih pendiam dari biasanya. Mungkinkah Silli marah karena dirinya tidak pulang semalaman?

"Sil, lo nggak apa-apa kan?" tanya Vandra dengan rasa penasaran. Silli yang pemarah memang menyebalkan, tapi saat dia jadi pendiam, rasanya malah lebih menakutkan.

"Gue?" Silli sejenak menghentikan kegiatannya yang tengah memakan sandwich, lalu menatap vandra. Setelah beberapa detik, silli kembali menjawab "Gue gapapa!"

Vandra tidak langsung memakan sandwich yang dibuatkan Silli. Sebaliknya, ia malah memainkan sandwich tersebut dengan garpu.

"Emm, Sil..."

Absurd Pernikahan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang