Bagian Dua Puluh | Hampir

122 14 6
                                    

⚠️WARNING!!⚠️

(Perlu di pahami bahwasanya di Cerita bersajak "Absurd Pernikahan" ini, mengandung konten yang mungkin hanya cocok untuk beberapa kalangan, sebab memiliki beberapa kata kasar dan Dewasa, maka dari itu diharapkan para readers tercinta ambil bijak dalam membaca cerita ini!!)

______________________________________

Yokoso!!!!

Hi para readers kesayangan Author
Siapkah kalian untuk mengikuti kisah yang semakin seru ini?

Tapi sebelum itu, kalian jangan lupa makan terlebih dahuluu yahh

Langsung saja..

Happy Readingg...

___
__
_

"Rasa takut untuk mengecewakan menyesakkan dadanya, seperti beban tak terlihat yang menekan setiap kali ia harus membuat pilihan."




Sebuah mata dengan tatapan sendu menatap jalan raya yang lumayan sepi, menyusuri setiap inci aspal yang terhampar di depan sana. Entah mengapa, Silli selalu berekspresi seolah memikirkan sesuatu saat sendirian, seakan ada beban pikiran yang tak terungkap. Matanya yang gelap, penuh dengan kerinduan dan keraguan, merenungi setiap mobil yang lewat di kejauhan. Namun, tak lama kemudian, lamunannya buyar oleh suara mesin yang mendekat, diiringi dengan kedatangan sebuah mobil van hitam yang berhenti tepat di depannya.

"Lo ngapain sih jalan sejauh ini?!"
Ketus Vandra setelah setengah jam lalu kebingungan mencari Silli.

"Gue pikir lo ada yang nyulik anjirr!"

"Astaga! Lo bisa gak sih sekali aja, jangan buat gue susah?!"

Vandra akhirnya mengomel lagi, mengomel sejadi-jadinya. Entah cowok itu memang hanya merasa kesusahan atau karna sebuah kecemasan. Yang pastinya Vandra lebih lega setelah melihat Silli yang baik-baik saja.

"Gue pikir lo bakal jenguk pacar lo, makanya gue pulang duluan."
Jelas Silli pelan namun berhasil membuat Vandra sedikit terdiam. Pagi tadi ia memang berjanji akan menjenguk Clara setelah pulang sekolah, dan sepertinya ucapannya itu didengar oleh Silli.

Vandra menghela napas dan mulai menstabilkan emosinya.
"Yah, tapi kan lo bilang dulu ke gue! Kalau lo sampai kenapa-kenapa kan gue juga yang kena marah orang tua kita."

Silli mengangguk mendengar ucapan Vandra. Wajahnya yang terlihat polos membuat hati Vandra sedikit kecengklak paras rupawan cewek itu. Dengan cepat Vandra menggeleng, tidak mungkin ia akan menaruh perasaan pada cewek seperti Silli.

"Naik!"
Suruh Vandra membukakan pintu mobil untuk Silli.

"Terus pacar lo?"

"Gue anter lo dulu, baru jenguk dia"

Mobil melaju sekitar sepuluh menit, namun suasana di dalamnya tetap senyap. Silli maupun Vandra enggan untuk memulai percakapan lebih dulu, membiarkan keheningan yang tegang menguasai ruang di antara mereka. Setiap detik yang berlalu hanya menambah kecanggungan di dalam mobil. Bahkan, dimenit berikutnya, Silli malah tak sengaja menumpahkan Air minum kebagian dadanya hingga membuat suasana semakin canggung. Dia merasakan kepanikan kecil di dadanya, sementara Vandra hanya mencuri pandang sekilas.

Absurd Pernikahan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang