BAB 43

111 6 0
                                    

Setelah menyiram tanaman, Brick mengambil selang dan langsung masuk ke dalam rumah. Melihat Day belum turun dari kamar, Brick naik untuk memeriksa dan ketika dia membuka pintu dia melihat Day duduk di kaki tempat tidur dengan ekspresi muram dan tegang di wajahnya,

"Day, ada apa? Apa kamu sudah mandi?" Brick bertanya sambil menatap Day dengan ekspresi bingung. Di tangan Day dia memegang Pengendali jarak jauh DVD.

Day menoleh untuk melihat wajah Brick, ini membuat Brick merasa perasaan aneh.

"Day... adalah...", Brick hendak bertanya lagi

"Bagaimana kamu dan aku bertemu? Ceritakan padaku," kata Day pelan menyebabkan Brick sedikit membeku.

"Yah, aku sudah memberitahumu sebelumnya," jawabnya acuh tak acuh.
 
"Aku ingin kamu memberitahuku sekali lagi kalau-kalau aku bisa mengingat sesuatu," lanjut Day. Brick lalu pergi dan duduk di sebelah Day.

"Yah, kamu menabrakkan mobilku jadi kita bertengkar kecil. Lalu Kita bertemu lagi, karena Gear berkencan dengan adikmu," katanya, tapi Day masih menatap Brick.

"Apakah kita berdua sering bertengkar?" Day bertanya lagi. Brick Dia menjilat bibirnya sedikit.

"Itu bukan pertengkaran besar. Kami hanya berdebat tentang aku, mobil," ucapnya pelan. Apa rasanya harus berbohong pada pasangan seperti itu? Tapi, Brick terpaksa melakukan itu karena dia tidak ingin ada masalah lagi. Dia hanya ingin Day mengingat semuanya untuk dirinya sendiri.

Day menarik napas dalam-dalam.

"Apakah kamu pernah punya masalah dengan Night?" Day bertanya kali ini, membuat Brick sedikit mengantuk dengan tatapannya yang tidak bisa dimengerti pada Day.

“Mengapa kamu bertanya tentang hal ini? Ada apa?” dia langsung bertanya. Day menatap Brick dengan tatapan tegang di matanya sebelum menekan remote. Brick menoleh untuk melihat TV sebelum jantungnya berdebar kencang saat dia melihat gambar dan mendengar suara di layar TV.

Brick mengira CD ini telah dihancurkan.

"Katakan padaku... kamu... kenapa, kenapa aku memperlakukanmu seperti itu?... dan apa hubungannya Night dengan itu?" Day bertanya dengan nada tegas, karena ada saatnya Day berbicara tentang Night. dan sepertinya Brick telah melakukan kesalahan pada Night. Mata Brick bergetar. Aku tahu bagaimana menjelaskannya padanya

"Ini...tidak apa-apa, Day," tidak.

Kekasih

"Bagaimana mungkin tidak ada apa-apanya?!" Day berteriak.

Sekarang saya sangat bingung, sedih, kesal

Saya tidak dapat mengingat semua ini. Itu membuatnya merasa sangat tidak nyaman di dadanya dan itulah mengapa dia berteriak pada Brick, yang sekarang ketakutan.

"Day," Brick memanggil kekasihnya dengan lembut.

"Katakan sejujurnya padaku, kenapa aku menyakitimu seperti itu? Dan apa maksudku saudara denganku? Katakan padaku," ulang Day lagi dengan nada serius.

Mata Brick terasa panas.

"Day... aku tidak mau menceritakannya... aku tidak ingin kamu membenciku lagi, tidak Aku tidak akan sanggup menanggungnya,” ucapnya dengan suara gemetar. Itu sudah cukup

Agar Brick menyesalinya lagi, dia tahu Day akan membencinya lagi.

"Tapi, jika kamu tidak mengatakan yang sebenarnya, aku mungkin akan membencimu, Brick," kata Day dengan nada mengancam, membuat Brick membuka mulutnya untuk membalas.

Semua ketika dia mendengar apa yang dikatakan Day. Brick berhenti. Matanya langsung menjadi panas.

"Day, itu sudah berlalu," kata Brick, suaranya bergetar.

LS : DAY & BRICK III (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang