BAB 5 🔞

219 3 0
                                    

Day dan Brick berhenti ketika mereka tahu bahwa panggilan itu datang dari belakang, mereka berdua menoleh untuk melihat. Day memegang erat tangan Brick karena dia tahu betul bahwa suasana hati Brick sedang kacau balau saat ini. Apa yang akan terjadi jika dia melepaskan Brick? Day yakin Brick pasti akan menyerang pemuda yang memanggilnya.

"Kenapa kamu mengikutiku?!" Brick berteriak keras, membuat orang-orang di sekitar berbalik dan melihat mereka dengan kaget dan terkejut.

"Aku sama sekali tidak mengikutimu," jawab yang lain.

"Mengikuti Ai'Day sama saja dengan mengikutiku dan kamu tidak perlu sopan, bicaralah padaku seperti aku berbicara denganmu, aku mengganggu mendengarnya," kata Brick dengan suara berat.

"Aku bukan orang yang kasar sepertimu," jawab Phum.

"Berhentilah berdebat sebentar. Kenapa kamu memanggilku? Kalau kamu memanggilku untuk berdebat dengan Brick, aku sudah menyuruhmu kembali ke dalam," kata Day dengan marah. Dia tidak suka orang terlalu mengganggunya.

"Aku hanya ingin ngobrol dengan P'Day. Kita sudah lama tidak bertemu. Kenapa P'Day buru-buru pergi?" kata lelaki kecil itu, suaranya melembut saat melihat ekspresi kesal Day. Brick mencoba meninjunya, tapi Day menggerakkan tangannya untuk menghentikannya.

"Dia berbicara padaku," kata Day, tapi Brick berdiri di sana sambil tersenyum. Matanya tertuju pada pemandangan.

"Phum, aku tidak tahu apa tujuanmu berbicara denganku, tapi jika Phum ingin membicarakan masa lalu, aku bisa memberitahumu bahwa itu hanya membuang-buang waktu. Jika Phum masih mengingatnya, dia akan tahu bahwa aku tidak mengingatnya. Aku tidak suka orang-orang mengacaukan urusan pribadiku."

"Dulu aku sudah mengatakannya dan aku juga menegaskan bahwa segala sesuatunya tetap sama dalam artian itu. Aku melarang mereka macam-macam dengan kakak atau istriku karena aku akan selalu memihak istriku, bukan orang lain, paham?" dia berkata. Hari dengan suara rendah. Brick berdiri dengan senyum puas di bibirnya saat melihat ekspresi pemuda lainnya, dia sedikit pucat.

"Aku mengerti, tapi aku ingin menanyakan satu hal pada P' Day, bolehkah? Satu pertanyaan saja," ucap pemuda itu dengan suara serak.

"Apa?" Day bertanya. 

"Dulu, P'Day bilang dia tidak benar-benar ingin menjalin hubungan dengan siapa pun. Jadi kenapa sekarang kamu menjalin hubungan?" dia berkata. Phum sambil melihat ke arah Brick.

"Saat itu, aku belum bertemu dengan orang yang ingin kuhabiskan seumur hidupku. Tapi, sekarang aku sudah menemukannya," ucap Day dengan nada tenang seperti biasanya.

"Hei, aku jelas, apakah kamu mengerti?" Brick tidak bisa menahan diri untuk tidak mengejek pihak lain. Pemuda kecil itu berdiri, mengepalkan tinjunya erat-erat, menatap Day dengan mata sedih, tapi dia tahu bahwa jika dia mencoba menjadi nakal atau macam-macam dengan Day, lebih dari yang sudah dia lakukan, Day pasti akan mendorongnya menjauh.

"Jika P'Day menjawab seperti itu, dia mungkin tidak akan berkata apa-apa, tapi bisakah kamu melihatku sebagai adik laki-laki yang lain?" tanya pemuda itu. Day menghela napas lega sebelum mengangguk. Tapi, wajah Brick meringis.

"Jika tidak ada apa-apa lagi, permisi, Brick, masuk ke mobil," katanya. Seharian kepada pemuda itu sebelum beralih ke kekasihnya, sambil membuka mobil untuk membiarkan Brick masuk dan duduk terlebih dahulu. masih dia berdiri di tempat yang sama. Saat pintu mobil tertutup. Day menoleh ke Phum lagi.

"Aku bukan orang baik seratus persen, aku rela menjadi lebih dari seratus persen jahat jika ada yang berbuat macam-macam dengan istriku," ucap Day sebelum berjalan masuk ke dalam mobil, Phum tahu kalau Day sedang mengancam dirinya dan sang istri. pemuda itu masih mencintai hidupnya sendiri, oleh karena itu, dia berniat untuk tidak mengganggu Day dan Brick lagi.

LS : DAY & BRICK III (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang