BAB KHUSUS 1. Ulang Tahun Brick

127 5 0
                                    

"Brick, besok adalah hari ulang tahunmu. Di mana kamu akan merayakannya?" Nick bertanya karena tahun lalu. Day dan Brick pergi untuk merayakannya di Huai Mae Khamin. Brick tampak ke dapur dan menggelengkan kepalanya

"Aku masih belum tahu. Day belum mengatakannya apa pun. Aku juga tidak ingin menggodanya banyak, atau dia akan memarahiku lagi. "Brick ucapnya dengan nada sedikit menggoda.

"Meskipun aku tidak bermaksud usil, tapi nada suaramu menunjukkan hal itu kamu benar-benar ingin bertanya pada Day." Nick goda sambil tertawa. Brick kemudian diangkat kakinya dan menendang temannya tanpa banyak kekuatan.

"Apa yang kamu bicarakan?" Neil keluar dari dapur, bertanya dan duduk di sebelah Nick, siapa segera mencondongkan tubuh ke arah kekasihnya.

"Besok adalah hari ulang tahun Brick. Jadi Saya bertanya kemana dia akan pergi merayakannya," kata Nick.

"Dan Day bilang apa?" tanya Neil.

Brick dan Nick tertawa.

"Suaminya tidak berkata apa-apa. Makanya dia jadi begini," canda Nick lagi.

"Saya pikir dia akan melakukan sesuatu untuk itu kamu, jangan khawatir, apakah dia sudah berhenti peduli tentang kamu belum?" tanya Neil, Brick mendesah pelan karena memang benar apa kata Neil. Meskipun Day mengeluh ketika Brick berbicara kepada Day tentang festival dan hari-hari penting, Day selalu tetap melakukan sesuatu untuknya.

"Aku tidak memikirkan apa pun tentang hal itu." Brick jawab dengan acuh tak acuh.

"Makan malam sudah siap." Suara hari di dapur bisa terdengar, dan Brick, Neil, dan Nick bangkit dan mendatanginya.

"Neil, ambilkan nasinya," kata Day sambil dia menuangkan air matang ke dalam cangkir untuk meletakkannya di meja makan. Neil pergi untuk menaruh nasi di piring untuk semua orang.

Neil dan Nick bermalam di Rumah Day. Lalu mereka sarapan bersama.

"Night belum tiba, kan?" tanya Nick kenapa Night tidak pulang ke rumah tadi malam.

"Tidur di Gear's," jawab Day.

Sebelum duduk di sebelah Brick, yang duduk dan makan dalam diam. Day ditonton dari waktu ke waktu.

"Nasinya enak bukan?" Day bertanya diam-diam. Brick menoleh untuk melihat sedikit kekasihnya.

"Enak," jawab Brick sebentar dan terus makan.

Ketika mereka puas, Neil dan Nick dengan enggan kembali merawatnya garasi. Hanya Day dan Brick yang tersisa rumah.

Brick pergi untuk duduk di sofa dan menyalakan TV. Matanya terus mencari di Day, siapa yang sedang berjalan dan melakukan benda-benda di sekitar rumah. Hatinya ingin bertanya, tapi dia ragu-ragu. Brick tidak tahan dengan rasa malunya jantung.

"Day," panggil Brick lembut. Sementara Day duduk untuk mengeluarkan buku-buku itu dari lemari dan menatanya.

"Hmm," jawab Day di tenggorokannya. Kemudian dia berbalik untuk melihat Brick

"Baiklah... besok... ini hari ulang tahunku." Brick berkata dengan suara rendah. Day dibangkitkan sedikit senyum di bibirnya saat mendengarnya itu.

"Hah, kupikir aku tidak akan bertanya." Ucap Day sambil tertawa ringan.

"Aku khawatir kamu akan menuduhku melakukan hal itu konyol lagi," jawab Brick dengan suara rendah.

"Aku menunggu untuk melihat apakah kamu akan pergi ingatkan hari ulang tahunmu. Tapi melihat kamu diam, aku tidak berkata apa-apa." Day menjawab sambil sedikit menyipitkan matanya.

"Bagaimana jika aku tidak berbicara?" Brick bertanya dengan rasa ingin tahu.

"Kalau kamu tidak angkat bicara, aku tidak akan bicara minta, aku biarkan saja," Day menjawab. menyebabkan Brick segera cemberut. Day masih terkekeh pelan di dalam pelukannya tenggorokannya dan duduk di sebelahnya Brick di sofa.

LS : DAY & BRICK III (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang