BAB 12

238 11 0
                                        

"Tunggu sebentar, aku bisa mengurus P'Day, P'Brick," kata Night.

"Tidak!! Biarkan dia membereskanku, dia bilang dia istriku jadi dia harus jaga aku, Night," kata Day dengan suara tegas.

"Bisakah kamu mengatakannya dengan baik, Day? Apa-apaan kamu tidak bertindak sepertinya kamu terluka sama sekali," kata Gear dengan nada yang sama mengganggu. Sampai Night harus mengulurkan tangan untuk meraih lengan kekasihnya agar tidak sabar, untuk mengikuti kakaknya.

"Tidak apa-apa, aku akan terus membersihkannya sendiri," kata Brick pada Night pelan, mencoba menelan gumpalan isak tangis itu. Day memandang ke arah Brick yang sedang mengelus pergelangan tangannya di tempatnya diadakan beberapa saat yang lalu, karena saya masih merasakan sakit.

"P'Day, tolong tenang. Phi, dia benar-benar mengkhawatirkanmu," Night mencoba membujuk, sehingga Day mengeluarkan geraman pelan di tenggorokannya.

"Baiklah, Night, keluarlah dulu," Day merendahkan nada bicaranya sambil berbicara kepada adiknya. Night memandang Brick yang mengangguk. Setelah itu, Night keluar bersama kekasihnya dari kamar mandi.

"Bersihkan aku," kata Day pada Brick dengan suara gelap, menyebabkan dia melakukannya Diam-diam Brick merasa sedikit terhina, namun tak mau berpikir terlalu banyak, Brick berhasil mengusap lembut tubuh bagian atas Day, sambil mengamati sikapnya dari waktu ke waktu, untuk melihat apakah Day kesakitan atau tidak.

"Dan di bawah, apakah kamu tidak ingin membersihkannya?" Day bertanya setelah melihat Brick sudah membersihkan bagian atasnya, namun dia sedikit ragu karena merasa malu karena baru pertama kali dia membersihkan Day dalam keadaan sadar. Pertama kali dia membersihkan Day dia masih pingsan, dia belum bangun dan menatapnya seperti itu...

"Aku akan membersihkannya," kata Brick pelan sebelum menggerakkan tangannya yang sedikit gemetar untuk melepaskan simpul di celana Harry.

Day mengenakan gips di kaki kanannya mulai dari lutut sampai ke mata kaki, Brick dengan lembut mengusap kaki Day sambil berusaha jangan memperhatikan tubuh Anda. Wajahnya menjadi panas sampai memerah membuat Day menebak kenapa wajah Brick memerah.

Berubah merah.

"Bersihkan semuanya," kata Day.

"Aku sudah selesai," jawab Brick pelan.

"Di mana-mana? Ada tempat yang belum kamu bersihkan," kata Day, membuat Brick merasa lebih panas dari sebelumnya ketika dia tahu apa yang dimaksud Day.

"Kenapa kamu bilang kamu istriku? Kalau iya, lalu kenapa kamu malu? Apakah kamu bersikap seolah-olah kamu belum pernah melihatku telanjang atau kamu dan aku belum pernah berhubungan seks?" Day bertanya pelan.

"Tidak... Tidak, itu... baiklah, aku bisa melakukannya," jawab Brick puas sebelum menggunakan selembar kain lain untuk membersihkan tubuh Day. Wajah Brick memerah saat tubuh Day semakin kuat." Day sendiri mengertakkan gigi karena tekanan "bangun".

"Eh... Day... ini..." kata Brick dengan suara terpatah-patah.

"Sial, ini turun. Apa kamu sudah selesai membersihkannya?" Ucap Day acuh tak acuh meski ada perasaan ingin melepaskannya. Bahkan jika tubuhnya terluka, perasaan ingin Tiberate" tidak berbicara hilang.

"Tapi kamu akan merasa tidak nyaman," kata Brick pelan.

"Ya Tuhan, sudah cukup, kamu bisa berhenti membersihkannya," kata Day Kesal Setelah itu, Brick buru-buru membawakan selimut untuk Day.

"Apakah kamu ingin aku memindahkan tirainya?" Brick bertanya dengan suara rendah. Karena dia tidak ingin Gear dan Night mendengarnya.

"Tunggu sebentar," jawab Day sambil menyandarkan kepalanya ke dinding dan menutup mataku. Brick kemudian pergi ke wastafel untuk mencuci handuk dan pergi  mengeringkan di balkon. Ketika dia kembali, Day sudah melepaskannya tirai, jadi mereka berdua pergi ke luar.

LS : DAY & BRICK III (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang