Just Fiction!
Hallo, tolong jangan bawa ini ke dunia nyata.
Happy reading💫○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○
Jessica keluar dari kamar mandi. Ia duduk di ranjang yang ada di kamar ini. Ia menatap seluruh penjuru ruangan. Namun, pandangannya berhenti pada fotonya dan Nathan yang masih ada di meja nakas.
Pintu kamar terbuka menampilkan sang pemilik kamar yang masuk, lalu menutup kembali pintu itu. Jessica menatap laki-laki itu. Sekarang, dirinya ada di kamar Nathan. Sejak perdebatan cukup hebat antara ia dan mommy-nya tadi, Jessica memilih untuk ikut Nathan pulang. Meski awalnya mommy-nya tak mengizinkan, namun akhirnya wanita itu mengizinkan.
Nathan duduk di samping Jessica. Tangannya terulur mengelus lembut puncak kepala perempuan itu. "Gak usah dipikirin." Ujar Nathan.
Jessica menatap Nathan tanpa bicara. "Tidurlah sekarang." Pinta Nathan
Jessica menaikkan dirinya secara sempurna ke kasur. Mengambil sisi kiri kasur, lalu berbaring. Nathan menyelimuti perempuan itu. "Kamu tidur dimana?" Tanya Jessica.
"Kamu mau aku tidur dimana?"
Jessica menepuk-nepuk sisi kanannya yang kosong seolah menyuruh Nathan tidur di sampingnya. Hanya tidur saja, tak masalah bagi Jessica.
"Aku ganti baju dulu, ya." Ujar Nathan sembari mengambil bajunya di lemari, lalu berlalu ke kamar mandi.
Tiga tahun pacaran, sebenarnya ini bukan kali pertama Jessica harus tidur satu kamar dengan Nathan. Sudah pernah sebelumnya. Bagi Jessica tak masalah, toh Nathan tidak akan macam-macam.
Nathan perlahan naik ke kasur usai keluar dari kamar mandi. Laki-laki itu sudah berganti dengan celana pendek berbahan jersey dan baju kaos rumahannya. Namun percayalah, aura ketampanannya tak berubah.
"Aku boleh gak di sini sampai selamanya?" Nathan terkekeh mendengar pertanyaan Jessica. Jessica menoleh ke arahnya yang terkekeh.
Nathan menggunakan tangannya sebagai bantal dengan posisi tidur miring menghadap Jessica. Perempuan itu juga memiringkan tubuhnya menghadap Nathan kali ini.
Tangan Jessica terulur mengelus lembut rahang tegas milik Nathan. "Jangan lepasin karir kamu, ya." Jessica berbicara dengan tatapan dan nada yang serius.
"Gak akan ada yang aku lepasin." Tegas Nathan.
"Kalau pada akhirnya gak bisa, aku mau kamu tetap pertahanin karir kamu." Pinta Jessica.
Nathan menatap Jessica. "Bisa. Gak ada yang gak bisa, Jessica. Impossible is nothing for God." Jelas Nathan.
Jessica memejamkan matanya, mencoba meyakinkan bahwa apa yang Nathan ucapkan akan benar terjadi di masa depan. "Jangan pikir macam-macam, Jessica. You said you trust me." Ujar Nathan mencoba meyakinkan Jessica.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Leave || Nathan Tjoe-A-On
FanfictionIf you are in love with Nathan Tjoe-A-On, check this out! It is just a fiction, don't take it serious! Sinopsis: Nathan dan Jessica sudah menjalin hubungan asmara selama bertahun-tahun. Masa ke masa dilewati. Namun, di tahun ke-tiga, keduanya mulai...