Tersedu-sedu dan leher yang terasa dicekik hingga kesulitan bernapas Ayla bangkit dari atas ranjang.
Dia tahu hanya ini satu-satunya yang bisa dilakukan. Kabur!
Anggap saja dia tidak pernah punya anak. Tidak pernah punya suami. Tidak pernah berada posisi sulit merusak pernikahan bahagia orang lain. Ternyata sumber masalahnya adalah dia sendiri.
Kepergiannya akan membuat semuanya jadi mudah. Semua orang akan kembali berbahagia dan dia tidak akan pernah jumpa mertua julid yang terus merendahkan dirinya.
Dengan tangan gemetaran dan mata tertutup karena tak sanggup untuk melakukan ini semua, tapi Ayla memasukkan sembarang pakaian ke dalam tas panjang berwarna pink tersebut.
Berat. Sangat berat untuk meninggalkan anak-anaknya dan hanya diingat mereka adalah punya seorang ibu egois yang tega meninggalkan mereka.
"Maaf. Maafkan Emme," isak Ayla dengan bibir bergetar terus merasa sesak karena isi kepalanya penuh dengan tangisan anak-anaknya yang mencari Emme.
"Setelah besar kalian tidak perlu malu punya ibu hanya seorang pembantu. Anggap aja kalian tidak pernah mengenal Emme. Kalian tidak pernah punya ibu jelek ini. Ibu yang tidak bisa apa-apa dan hanya jadi beban."
Wanita itu menutup mulut sambil menggeleng keras mencoba untuk menyangkal tapi ini demi kebahagiaan semuanya, walau hanya dia yang menanggung semua sakit sendirian.
Dia yakin anak-anaknya hanya akan bersedih sesaat dan setelah itu mereka tidak akan pernah mengingat siapa dirinya dan tentu saja keduanya punya ibu pengganti yang sempurna sana-sini yang selalu dibanggakan Delisha.
Sandra akan menyanyangi dan merawat anak-anaknya. Anggap saja selama ini dia dibayar untuk melahirkan dan sekarang sudah habis masa kontrak jadi dia akan pergi jauh dan melupakan semuanya.
Ayla akan menganggap dirinya Ayla dulu yang hanya fokus bekerja untuk mengirimkan uang pada keluarganya. Ayla akan menganggap dirinya single dan tidak pernah punya anak.
Kepalanya terus berdenyut hebat karena kebanyakan menangis begitu juga dengan perutnya yang merintih meminta makanan, tapi Ayla tidak peduli dengan itu.
Sebenarnya dia tak punya tujuan, tapi Ayla hanya akan membiarkan arus membawa ke mana saja ia terombang-ambing. Syukur-syukur ditabrak kendaraan besar dan tewas seketika. Ayla ingin mati tanpa mengingat semua hal menyakitkan ini.
Saat mondar-mandir memungut pakaian tanpa sadar tubuhnya menyenggol figura kecil yaitu foto kedua anaknya yang tersenyum dengan tubuh telanjang berada di dalam bathtub.
"Maaf, maafkan Emme."
Ayla memungut pecahan beling tersebut dan tanpa sadar tangannya tergores, tapi dia tidak mempedulikan.
"Kalian akan bahagia, Nak. Kalian akan membenci Emme, tapi Emme layak mendapatkan itu semua," tangis Ayla meremas foto tersebut sambil mendekap di dadanya.
"Emme jahat meninggalkan kalian agar kalian tidak perlu malu saat dewasa punya ibu seorang pembantu dan merebut suami orang. Emme tidak pantas hidup karena merusak pernikahan orang lain. Emme jahat karena menyakiti hati wanita lain."
Tubuhnya kian melemah dan terus merosot ke bawah saat Ayla terus mengingat dosa-dosanya. Dia yang jahat merusak pernikahan bahagia orang lain, dan menyakiti hati sesama wanita lain. Pernikahan Auden dan Sandra begitu bahagia dan sempurna seperti diimpikan semua orang, dan kehadirannya merusak semuanya.
She's the evil!
Ayla masih belum percaya kenapa hidupnya harus berakhir jahat seperti ini, padahal dari dulu dia selalu berusaha untuk tetap hidup lurus-lurus saja, tapi berakhir menjadi antagonis di pernikahan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRIKU INGIN CERAI!
Romance"Aku hanya ingin cucu darimu dan takkan pernah sudi punya menantu hina sepertimu!" Hanya air mata yang menjawab semua hinaan yang diterimanya. Ayla tahu dia tidak pernah dinginkan siapa pun. Dirinya sadar hanya tempat pembuangan sperma suaminya. "...