IIC (16)

1.4K 79 152
                                    

She wins!

Wait! Ini sebuah kemenangan atau kekalahan sebenarnya baginya? Artinya dia akan menanggung hinaan seumur hidup?

Memeluk tubuhnya sambil menutup mata wanita itu membiarkan angin menyapa wajah dan mendengarkan ombak yang bersahutan-sahutan saling mengejar dan kakinya mulai merasakan pasir lembut yang memanjakan di bawah.

Terdiam menikmati hamparan lautan biru luas di depannya. Tiba-tiba ingin menangis, tiba-tiba ingin tertawa. Merasa kosong, merasa rindu.

Ketika merasakan tubuhnya dipeluk dari belakang wanita itu menoleh ke belakang dan akhirnya membiarkan tangan besar itu menyusupkan jari besarnya pada tangannya.

"Emme bahagia?" bisik Auden.

Pertanyaan itu malah membuat matanya berkaca-kaca. Ayla tak bisa mendeskripsikan perasaannya sekarang, terkadang ingin menangis, detik berikutnya merasa kosong, merasa jika tak layak untuk bahagia sedikitpun.

Dengan perlahan Ayla berbalik sambil memeluk suaminya lama ketika air mata sudah membasahi pipi kirinya.

Keduanya saling bertatapan dalam diam saat jempol Auden menurun untuk menyeka air mata yang telah mengering.

Ya! Laki-laki ini memilih dirinya daripada merawat istrinya yang sakit. Apa dia sekarang dia sudah selangkah lebih maju dari Sandra?

Apa laki-laki ini tak mau bercerai darinya? Sikap tidak konsisten Auden membuat Ayla terus menerka-nerka dan terkadang takut sendiri karena pada akhirnya dia yang sakit sendirian.

"Ayo, bicara sesuatu, Emme."

"Aku rindu anak-anak," ungkap Ayla terus menatap Auden. Sang suami mengangguk.

"Aku selalu merasa berdosa bersenang-senang tanpa melibatkan anak-anak."

Tubuh Ayla kembali berbalik menatap laut biru di depannya.

"Emme juga perlu memikirkan kebahagiaan Emme. Kita bisa ke sini lagi bersama anak-anak," ucap Auden sambil mengecup kepalanya berkali-kali. Laki-laki itu menyampir rambutnya yang sudah dikepang ke depan. Auden yang membuat rambutnya.

Ayla terdiam lagi karena dia tahu mereka takkan lagi punya kesempatan ke sini karena dia akan pergi bersama anak-anaknya.

Ya! Dia tahu laki-laki ini tidak ingin bercerai, tapi Ayla pasti akan pergi bersama anak-anaknya ketika merasa sudah cukup bekal untuk merawat tiga anak Auden.

Pandangannya kembali buram. Apa dia terlalu kejam memisahkan ayah dan anak? Tapi apa mungkin anak-anaknya sedih melihat Emme terus tersiksa seperti ini?

"Kita ke sini untuk bersenang-senang Emme bukan bersedih," tegur Auden.

Ayla berdiri gelisah di pelukan suaminya karena tidak suka dengan teguran itu, dia tak bisa menikmati liburan ini di saat perasaannya sedang tidak karuan.

Satu-satunya alasan meminta liburan ini karena Ayla sesekali ingin menjadi jahat. Auden tidak boleh merawat istrinya yang sakit!

Bahkan Ayla dalam possessive mode suaminya tidak boleh menggunakan ponselnya selama mereka liburan. Dia tahu Auden pasti akan muak pada sikapnya seperti ini dengan begitu mudah bagi keduanya agar bercerai karena terlalu capek menguras batin dan fisik dengan pernikahan karena keterpaksaan ini.

Menghela napas tidak lega sama sekali dan masih terdiam. Ketika melihat pasir luas di depannya membayangkan anak-anaknya berlari bahagia di depannya.

"Aku ingin menelpon anak-anak," ungkap Ayla.

Keduanya sudah membuat perjanjian untuk tidak menggunakan ponsel saat berlibur, tapi boleh menggunakan untuk menelepon anak-anaknya satu jam sehari hari. Setelah pulang Ayla akan kembali mengambil anak-anaknya dari Delisha.

ISTRIKU INGIN CERAI! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang