(21++) IIC (17)

943 57 21
                                    

MENGANDUNG MUATAN DEWASA🔞🔞🔞, SKIP KALAU KAMU MASIH DK BAWAH UMUR.
______

"No, Emme! Please..." Auden menggeleng dan mencoba mengambil ponsel dari tangan Ayla ketika melihat isi pesan tersebut membuat wanita itu kian menggenggam kuat menantang lawannya.

Tentu saja laki-laki ini tidak akan tega hati jika istrinya dikatai seperti itu.

"Tapi apa yang aku bilang kenyataan, kan?" kata Ayla memberi tatapan menusuk ingin mengejek laki-laki ini. Nyatanya perempuan yang selalu mereka banggakan itu tidak bisa memberinya anak.

"Tidak perlu takut, aku akan pergi," angguk Ayla tersenyum sambil menelan ludahnya sendiri.

Auden berhasil merampas ponsel tersebut dan tentu saja kata-kata balasan tadi tidak terkirim pada lawan membuat dada wanita itu kian panas karena dia selalu kalah dari segala sisi.

Menyeret tubuh sang istri Auden membawa Ayla keluar dan byurrrrr!!!! Bunga-bunga bertaburan di atas air langsung berhamburan.

Laki-laki itu langsung menyemburkan tubuh keduanya ke dalam kolam membuat Ayla mengap-mengap karena tidak bisa berenang.

"Buwahhhhh. Sepertinya kamu ada misi terselubung untuk membunuhku dan kamu bebas kembali ke istrimu," omel Ayla sambil mengusap wajahnya yang basah ketika Auden kembali mengangkat tubuhnya ke pinggir kolam dan terduduk sedangkan laki-laki itu masih berdiri di dalam kolam.

Ayla masih mengatur napasnya karena shock.

"Ayo, senyum. Jangan merenggut terus," goda Auden sambil menoel-noel pipi sang istri sedangkan Ayla menepis tangan suaminya karena tak sudi disentuh laki-laki ini.

"Bagaimana aku tidak merenggut kalau kalian semua jahat!" balas Ayla tak mau kalah membuat Auden hanya mengangguk.

Mengambil tangan kecil tersebut sambil mengenggam hangat membuat Ayla terdiam menatap dalam ke arah mata Auden. Satu tangan Auden terulur untuk membelai wajahnya membuat Ayla terus menatap wajah tampan tersebut.

"Ayo berenang bersama Edde," ajak Auden.

Masih dengan wajah merenggut tapi Ayla akhirnya menurut ketika Auden berbalik memerintahkan agar dia naik ke atas tubuh laki-laki itu dan berenang bersama.

Memeluk leher sang suami sambil menutup mata membiarkan laki-laki itu berenang. Ayla menutup matanya, sebenarnya dia percaya pada laki-laki ini, menyerahkan seluruh hidupnya pada Auden tapi terkadang Ayla merasa kecewa oleh rasa tersebut.

"Lebih enak sentuhan kulit ke kulit. Ayo, buka baju, Emme."

"Modus!" Ayla dengan jengkel mencubit perut keras Auden. Tapi laki-laki itu sudah membawa tubuhnya kembali ke pinggir kolam.

Ketika tangan Auden perlahan menurunkan baju dari bahunya Ayla terus menatap lawannya.

"Edde berharap bisa menjadi salah satu air mata Emme, ketika air mata itu jatuh akan menurun ke pipi dan berakhir di bibir Emme," ungkap Auden. Laki-laki itu kian menarik tubuhnya dan mengecup bahunya membuat tubuh Ayla bergetar. Tersentuh, tapi juga takut.

"Gimana kalau aku yang jadi air mata kamu?" pancing Ayla.

"Edde tidak akan menangis," geleng Auden.

"Kenapa?" Wanita itu memajukan wajahnya bertanya pelan.

Kedua tangan Auden menangkup wajah imut itu. "Edde tak mau air mata itu pergi."

Air mata itu adalah melambangkan keduanya. Apa laki-laki ini tidak mengingikan dirinya pergi? Memang selalu capek untuk terus menebak apa mau laki-laki ini.

ISTRIKU INGIN CERAI! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang