IIC (7)

1.3K 60 2
                                    

Senyum terbit di wajahnya tatkala dia melihat harta karunnya.

Detik ini Ayla sadar jika dia punya dua kelebihan dan Sandra tidak. Suami dan anak!

Ah, Delisha hanya membanggakan kecantikan dan kekayaan yang Sandra miliki, tapi dia punya lebih dari itu. Seharusnya wanita itu bersyukur bisa punya cucu lucu karena dirinya. Memangnya Sandra yang selalu dibanggakan itu bisa punya anak?

Merasa sedikit tinggi hati karena Ayla capek terus dihina tak bisa apa-apa dan tak punya kelebihan apa-apa. Bisa saja Sandra menangis darah karena tidak memiliki harta yang dia punya sekarang.

Memandangi orang-orang tersayang dengan perasaan bangga, bahagia, terharu, bersyukur. Tersenyum lebar saat pintu terbuka melihat dua anak-anaknya sedang duduk manis di car seat masing-masing.

Sepersekian detik Ayla sudah berhamburan memeluk anak-anaknya dan menciumi mereka lama. Eden hanya tertawa happy sedangkan Heaven sudah protes.

"Emme stop!" Bocah cantik itu melotot sedangkan Ayla tertawa sambil menggeleng.

"Tidak akan! Emme akan mencium Even sampai capek," geleng Ayla.

Menendang-nendang kecil kakinya karena risih, Heaven ingin menangis protes. Bukannya berhenti, Ayla semakin menggoda putrinya.

"Ini giliran Edde kapan?" protes Auden membuat Ayla berbalik masih memeluk Heaven dan memamerkan giginya.

Tadi perasaannya berdarah-darah karena ucapan Delisha dan begitu cepat moodnya membaik melihat anak-anaknya yang jadi obat untuknya. Ternyata benar! Obat tak selalu berbentuk pil atau kapsul.

Ayla berbalik dan menuju bangku depan co-driver di samping Auden.

"Hi," sapa wanita itu kaku masih dengan tersenyum.

Hanya terdiam sambil menahan napas ketika suaminya memasangkan seatbelt dan matanya menyipit tatkala dia merasa suatu permukaan kasar dan lembut serta basah mendarat di pipinya.

"Edde menunggu giliran Edde. Yang lama dan nikmat," bisik Auden menggoda sembari menjilati pipi Ayla hingga ujung bibirnya.

Wanita itu terus menahan napas sambil mencengkram seatbelt. Ketika berbalik dan mendapati wajah tampan suaminya yang terus menatapnya membuat Ayla hanya tersenyum lebar dengan degupan jantung yang bertalu-talu dan wajah memerah. Merasa seperti seorang remaja yang tengah kasmaran dan dibuat jatuh cinta setiap detiknya.

"Iya," jawab Ayla memajukan wajahnya, walau malu luar biasa.

Dengan memasang wajah polos, Auden dengan cepat menahan wajah imut itu dengan gemas. Rasanya ingin mengunyah istri karena terlalu gemas.

"Damn Emme!"

Masih menahan senyumannya, tiba-tiba otak Ayla bekerja liar. Mereka masih berada di sekitaran mall. Bagaimana jika mereka masuk ke dalam dan menemukan Sandra?

Bukan untuk mengetes Auden! Tapi lebih liar dari itu. Ayla ingin memeluk dan mencium Auden di depan Sandra ingin menegaskan dan juga mengejek wanita itu. Laki-laki matang ini adalah miliknya, milik anak-anaknya.

Jika Sandra membanggakan kekayaannya, dia punya lebih dari itu. Sesekali Ayla ingin buat Delisha kejang-kejang karena dia tahu Auden akan tetap memilihnya!

"Edde milik Emme, kan?" pancing Ayla.

Auden berbalik sambil menaikkan alisnya tak mengerti. "Iyalah, memangnya punya siapa lagi?" jawab Auden.

Jawaban itu membuat Ayla kian tinggi hati. Wanita itu berbalik. Rasanya Delisha dan Sandra harus berada di depannya sekarang agar mereka tahu kebenarannya.

ISTRIKU INGIN CERAI! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang