IIC (14)

809 57 34
                                    

"Aku capek! Aku mau pergi! Lepaskan aku dan jangan siksa aku seperti ini!" tangis Ayla sambil menggeleng menutup mulutnya.

Ya Tuhan... Kenapa orang-orang bisa sejahat ini? Dia memang mengambil peran besar dalam rumah tangga anak kesayangan Delisha, tapi dirinya tidak pernah sengaja untuk merusaknya. Semuanya keterpaksaan!

Wanita itu memegang dadanya yang terasa begitu sesak karena rasa sakit yang dirasakan dengan hinaan yang ibu mertuanya lontarkan.

Ayla langsung berlari ke toilet tanpa membalas ucapan Delisha karena berbicara apa pun dia tetap dianggap debu tak kasat mata.

"Aku capek... Aku capek dengan semua ini," keluh Ayla dengan nada begitu putus asa.

"Kalian orang-orang kaya tega sekali memperlakukan aku yang hina dan miskin ini seperti keset kaki. Aku tidak mau berurusan dengan orang kaya."

Menengadah kepalanya ke atas karena rasa sesak di dada kian menyempit. Sekarang dia tahu aturannya jika jangan pernah berurusan dengan orang berduit karena mereka akan membungkam dengan duit atau membalikkan semua fakta dengan kekuasaan yang mereka punya.

"Sejak awal masalah ini aku masih terlalu kecil untuk mengerti dan dipaksa masuk dalam dunia orang dewasa yang kejam ini." Wanita itu kembali menggeleng terus mengeluh dengan hidupnya.

Sebenarnya dia tidak menyesal sama sekali punya anak, Ayla begitu bangga menjadi seorang ibu.

Lima tahun dia terus tersiksa dengan perasaan bersalah karena tahu seumur hidup menyandang status pelakor merusak rumah tangga orang lain. Ayla tidak pernah menginginkan ini sama sekali!

"Aku masih 18 tahun waktu itu, usia yang belum begitu matang untuk jadi tersangka utama merusak pernikahan bahagia itu!

Saat aku pergi harusnya kamu biarkan aku untuk hilang ditelan bumi bukan dicari, ditekan, dibungkam dan dituduh akulah yang menggoda suami orang."

"Kamu yang memaksaku untuk tinggal karena istrimu pergi bukan aku yang menggoda suami orang," geleng Ayla dengan perasaan hancur dan sakit karena dituduh begitu keji.

"Aku tidak pernah mau merebut suami orang, aku tidak pernah berpikiran untuk jadi perusak pernikahan bahagia kalian. Aku tidak pernah berpikiran ke arah sana, tapi kenapa semua orang menganggap aku yang jahat di sini?"

"AKU TIDAK MENGINGINKAN ITU!" teriak Ayla dengan impulsif seperti orang gila sambil menggeleng.

Sebenarnya dia ingin menangis guling-guling di lantai atau berubah jadi hantu untuk menghantui Delisha agar tidak terus-terusan merendahkan dirinya.

Memang sebaiknya mati saja!

"Edde segera ke sana." Suara Auden terdengar panik di ujung telepon sedangkan Ayla hanya meremas ponsel itu karena dia sedang menangis dan mengadu, walau tidak akan mengatakan persis apa yang sebenarnya terjadi.

Ayla mematikan sambungan telepon dengan pandangan kabur karena air mata dan menggeleng lelah dengan hidupnya. Auden adalah salah satu sumber masalah dia seperti ini, tapi satu-satunya dia mengadu hanya laki-laki ini.

Capek. Perasaan muak ini sudah tak bisa diungkapkan bagaimana menyiksa fisik dan batin karena lingkaran setan ini.

Sudah tak kuat akhirnya Ayla terduduk di lantai sambil menangis dan terus menggeleng mencoba menyangkal semua tuduhan Delisha.

BRAKKKKK!!!!!

Pintu toilet dibuka dengan paksa beberapa saat kemudian dan Auden langsung berhamburan memeluk tubuh istri kecilnya yang mengenaskan terduduk di lantai sambil menangis.

ISTRIKU INGIN CERAI! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang