***
Lagi-lagi hembusan kasar menyerbu dari area pernafasan Arga. Tak berselang beberapa saat, pandangannya serta Rhea sama-sama tertuju pada suara pintu berderit begitu terbuka disusul tiga orang dewasa yang menyembul dari balik pintu.
"Kamu sudah sadar, Ga?" Ujar Tyo yang baru saja datang bersama Sarah juga Salma. Rhea langsung bangkit dari duduknya dan menyalami mertuanya.
"Iya, Pa,"
"Syukurlah kata dokter lukanya tidak begitu dalam dan parah. Mama sudah jantungan duluan Ga, pas Rhea ngasih kabar mengenai kondisi kamu,"
Sarah ikut berujar. Tentulah dia khawatir dengan keadaan Arga, karena bagaimanapun dia seorang ibu yang telah melahirkan putranya itu.
Arga hanya merespon dengan senyum tipis, "Aku Nggak apa-apa kok, Ma." Selanya, sedikit menahan mual yang mendadak mendera. Mungkin efek luka dialaminya.
"Papa sempat terkejut loh, Ga. Waktu Rhea bilang gara-gara kamu melawan perampoknya sendiri makanya jadi seperti ini."
Arga menoleh kearah Rhea yang kini berdiri di sampingnya dengan tatapan hangat dan memberi isyarat sebagai persetujuan.
"Padahal yang papa tahu, dari dulu kamu itu tidak pernah sekalipun berkelahi dengan temenmu atau siapapun."
"Hah .. beneran Pa?!"
Rhea yang ikut menyimak obrolan antara Arga dan Tyo ikut tertegun dan sempat tak percaya. Papa mertuanya mengungkapkan hal sebenarnya dari pria itu yang tidak dia ketahui sebelumnya. Karena suaranya yang sedikit keras, sontak membuat ketiga orang itu termasuk Arga tertuju kepadanya.
"Iya, Rhe. Kamu baru tahu ya?"
Tanpa sadar Rhea menganggukkan kepalanya, membalas pertanyaan dari Sarah.
Sarah menarik sudut bibirnya untuk tersenyum."Jadi Arga itu tipe orang yang cuek Rhe, dan nggak banyak tingkah. Makanya dia itu jarang ribut apalagi berkelahi sama orang, kalaupun ada yang ngajak ribut duluan ya gitu deh, dia nggak mau menanggapi sama sekali," Lanjut Sarah lagi, seraya mengupas buah untuk Arga.
Dalam hatinya Rhea bermonolog." Tapi kenapa saat bersama dirinya, pria itu justru menjadi sangat menyebalkan?!"
"Apa kalian sudah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian?" Ujar Tyo lagi menanyakan, sekaligus membuyarkan lamunan Rhea. Arga dan Rhea kompak menggeleng sebagai jawaban.
"Sebaiknya kita laporkan saja secepatnya, agar perampok itu tidak mengulangi aksinya lagi." Tyo mengingatkan.
"Bener Ga, Rhe! Biar perampoknya juga dapat efek jera," Sarah menambahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲 [ TERBIT ]
SpiritualPernikahan harusnya menjadi momen sakral membawa kebahagiaan bagi dua insan manusia yang akan menjalani babak baru dalam sebuah hubungan serius. Namun sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Argadana Bramantyo dan Rheana Elmira yang justru menganggap i...