Chapter 1

1.1K 83 13
                                    

Happy Reading, DaiShunvers.

...

Yogyakarta, 5 Juli 2024

"Gonna love myself, no, I don't need anybody else

Can't help myself, no, I don't need anybody else."

Seorang pemuda dengan suara berat dan tegas mulai menyenandungkan lirik lagu dari Hailee Steinfeld dengan judul Love Myself, salah satu lagu yang sangat menggambarkan dirinya saat ini, seseorang yang mencintai dirinya sendiri dan merasa tidak membutuhkan siapapun di hidupnya lagi. Pemuda itu adalah Dai Galan Mahanta, ia berdiri di depan cermin kamarnya, bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Dai dengan seragam kampus yang sudah terpasang sempurna, mulai menata rambutnya sembari terus melanjutkan lirik lagu yang sedari tadi ia senandungkan. Dai seakan membawa suasana pagi itu menjadi lebih hidup. Saat lirik terakhir selesai dinyanyikan, Dai tersenyum lebar, membawa kakinya menuruni anak tangga dengan langkah ringan.

Sesampainya di ruang makan, Dai disambut dengan aroma makanan yang menggugah selera. Ia melihat seorang wanita yang paling ia sayangi sedang sibuk di dapur, menyiapkan sarapan untuknya. Wanita itu adalah mamanya, orang yang paling berharga baginya, yang selalu memastikan Dai hidup dengan baik dan bahagia.

Dai tersenyum hangat dan dengan lembut menyapa, "Selamat pagi, Ma." Wanita paruh baya itu  menoleh dengan senyum lembut di wajahnya, mata penuh kasih sayang memandang sang anak. Salah satu alasan, mengapa Dai tidak lagi membutuhkan orang lain dihidupnya, karena ia telah memiliki mama Diah yang begitu ia sayangi. "Pagi, sayang. Sudah siap untuk hari ini?" tanyanya sembari menuangkan susu hangat ke dalam gelas.

Menanggapi pertanyaan Diah, Dai mengangguk, mengambil tempat duduk di meja makan. "Papa pasti udah berangkat ya Ma, tumben banget ga pamit sama Dai," cetus Dai, sembari menyuapkan roti ke dalam mulutnya. Sang mama hanya tersenyum teduh sebelum menjawab, "Iya, tadi kamu belum bangun. Pesan Papa, Dai kalau naik motor jangan ngebut, kamu harus hati-hati dan ingat kalau ada mama sama papa yang nunggu kamu pulang." Sekali lagi Dai mengangguk dan memasang pose hormat, hal itu membuat Diah tertawa ringan. Momen ini adalah bagian kecil dari rutinitas pagi mereka, keluarga sederhana namun selalu penuh kehangatan dan cinta.

 Momen ini adalah bagian kecil dari rutinitas pagi mereka, keluarga sederhana namun selalu penuh kehangatan dan cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun cuaca mendung menyelimuti pagi hari itu, Dai tetap bersemangat. Langkahnya mantap penuh keyakinan saat ia berjalan melalui parkiran dan beberapa gedung di fakultas, seolah cuaca tak berpengaruh pada suasana hatinya. Sebagai bukti, Dai tidak henti membalas setiap sapaan orang-orang yang menyapa dirinya di tengah perjalanan menuju kantin. Berjalan sebentar, Dai akhirnya sampai di kantin, tempat yang menjadi titik pertemuan favoritnya bersama dua sahabatnya, Alan dan Ikuo. Mengobrol di pagi hari sudah seperti kegiatan rutin ketiganya sebelum memulai jam pertama mata kuliah pada hari itu.

Di tengah asiknya obrolan mereka, Alan mengungkapkan keluhannya terhadap kegiatan padat mereka beberapa waktu ke depan. "Baru aja minggu lalu kita ngadain seminar, minggu depan seminar lagi. Gini amat jadi calon produser film," ungkapnya dengan nada sedikit bercanda. 

Moonlit EmbraceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang