Chapter 15

471 52 7
                                    

Happy Reading, Love.

...

Bandung, 09 September 2024

Paginya, ketika embun pagi masih menyelimuti villa, Dai dan Shun sudah bangun dan memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar villa. Dai, yang semalam sibuk merekam momen-momen liburannya, tidak ketinggalan membawa kameranya pagi itu. Setiap sudut villa, bahkan saat mereka menata barang-barang di kamar, tidak lepas dari rekaman kameranya. Sementara itu, Shun lebih memilih untuk menikmati suasana dan pemandangan alam di sekitar villa tanpa terlalu banyak bicara.

Ketika mereka tiba di belakang villa, Shun melihat sebuah kolam ikan yang cukup besar. Matanya langsung berbinar-binar melihat ikan-ikan yang berenang dengan tenang di dalam kolam. "Dai, sini deh! Lihat ini!" seru Shun, suaranya penuh antusias.

Dai, yang sedang merekam pemandangan sekitar, segera mengarahkan kameranya ke arah Shun dan berjalan mendekat. Melihat kegembiraan di wajah Shun, Dai tersenyum lebar. "Ikan-ikan itu udah dipelihara sejak masih kecil. Kata penjaga villa, banyak yang nggak bertahan, tapi mereka rajin ganti dengan yang baru," jelas Dai sambil terus merekam Shun yang tampak sangat menikmati pemandangan kolam ikan.

Mereka berdua menghabiskan waktu di sana, duduk di tepi kolam sambil menikmati ketenangan pagi dan suara gemericik air yang menenangkan. Dai terus mengabadikan momen tersebut, sesekali berhenti untuk benar-benar menikmati pemandangan bersama Shun. Mereka mengobrol ringan, tertawa, dan mengagumi keindahan alam sekitar hingga beberapa jam kemudian memutuskan untuk kembali ke villa.

Setibanya di villa, mereka mendapati Gilang dan Diah sudah kembali dari berjalan-jalan pagi. Gilang, yang selalu penuh ide untuk aktivitas liburan, langsung menyarankan agar Dai dan Shun pergi mengunjungi air terjun yang tidak jauh dari villa.

"Air terjun di sini bagus, kalian harus lihat. Sore ini cocok banget buat ke sana," ujar Gilang penuh semangat.

Dai dan Shun saling bertukar pandang dan langsung setuju. "Setuju banget, Pa! Pasti seru!" balas Dai dengan antusias.

Diah, yang sedang mempersiapkan sarapan, kemudian menyampaikan rencananya untuk memasak hidangan spesial bagi mereka. Mendengar itu, Shun langsung menawarkan diri untuk membantu di dapur, merasa bahwa ia juga ingin berkontribusi dalam liburan ini. Diah dengan senang hati menerima tawaran Shun, senang melihat Shun semakin merasa nyaman bersama keluarga mereka.

Sementara Shun dan Diah sibuk di dapur, Gilang dan Dai duduk di ruang tamu, mengobrol tentang rencana mereka untuk memancing di danau esok pagi. Gilang, yang memang sudah berpengalaman dalam memancing, berbagi tips dan trik kepada Dai, yang tampak sangat bersemangat mendengarkan.

Suasana pagi itu terasa sangat hangat dan penuh keakraban. Dai merasa sangat bersyukur bisa merasakan momen seperti ini bersama keluarga dan sahabat terbaiknya. Dia berharap, liburan ini akan menjadi kenangan manis yang akan selalu mereka ingat.

🌱

Sesuai rencana, sore itu, Dai sudah bersiap dengan sepeda gunungnya di depan villa, menunggu Shun yang masih sibuk di dalam. Cuaca sore yang cerah membuat suasana semakin menyenangkan untuk bersepeda menuju air terjun. Beberapa menit kemudian, Shun akhirnya keluar dari villa dengan ransel di punggung dan kacamata hitam yang melindungi matanya dari terik matahari. Dengan bibir yang mengerucut lucu, Shun mengeluhkan cuaca panas sore itu.

"Ah, panas banget sih! Kenapa juga kita harus keluar di waktu begini," gerutu Shun sambil naik ke bagian belakang sepeda Dai, mencoba untuk berdiri di situ.

Dai yang melihatnya langsung menegur, "Eh, jangan di belakang gue dong. Gue udah siapin sepeda buat lo juga," katanya sambil menunjuk ke arah sepeda lain yang sudah siap di dekat mereka.

Moonlit EmbraceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang