Chapter 16

556 49 7
                                    

Happy Reading, Love.

...

Bandung, 11 September 2024

Shun duduk di bangku dekat kolam ikan, menikmati malam yang tenang sambil menunggu Dai kembali dari kamar mereka. Tidak lama kemudian, Dai datang dengan penuh semangat, membawa sarung tangan rajut yang langsung dia berikan kepada Shun. "Pakai ini, biar gak kedinginan," kata Dai sambil tersenyum. Shun pun memasangnya dengan perlahan, sementara Dai mengambil syal dan memakaikannya dengan penuh perhatian di leher Shun.

Setelah itu, mereka duduk bersama, menikmati suasana malam yang begitu dingin. Dai lalu bertanya, "Shun, ini malam terakhir kita di sini. Hal apa yang paling berkesan buat lo selama 4 hari disini?"

Shun menoleh ke arah Dai, yang menatapnya dengan antusias. Senyum tersungging di bibir Shun sebelum ia menjawab, "Paling berkesan itu waktu gue bantuin tante masak, waktu itu seru banget. Terus, waktu gue bantu Om masukin ikan baru di kolam."

Dai mendelik dan dengan nada sedikit cemberut berkata, "Kesan sama gue mana?"

Shun terkekeh kecil dan menjawab, "Sama lo? Gue belum nemu yang paling berkesan, soalnya waktu di air terjun lo ninggalin gue, terus besoknya waktu ngajak metik daun teh, gue jatuh gara-gara lo nakut-nakutin gue sama ulat daun. Dan masih banyak lagi yang bikin gue kesel karena lo. Tapi, gue seneng kok, seneng banget malah."

Mendengar kejujuran Shun, Dai sempat berubah cemberut, lalu tiba-tiba berdiri. Dia menjulurkan sebelah tangannya pada Shun, membuat Shun sedikit bingung. Dalam hati, Shun sudah curiga dengan tingkah Dai yang tak terduga. Dai lalu menyentakkan kembali tangannya, "Ayo, gue mau bikin hal berkesan sama lo, yang gak bakal lo lupain dan itu bakalan jadi hal paling berkesan buat lo sama gue."

Dengan pelan, Shun menggapai tangan Dai dan ikut berdiri. Mereka kemudian berjalan bersama mengikuti langkah Dai, yang ternyata membawa Shun menuju bukit di belakang villa. Sepanjang jalan, mereka disambut dengan pemandangan indah dari lampu tumblr berwarna kuning yang menghiasi jalur setapak, menciptakan suasana hangat dan magis di bawah langit malam yang berbintang. Shun merasa sedikit gugup saat mengikuti langkah Dai, setiap langkah yang mereka ambil, Shun bisa merasakan kehangatan dari tangan Dai yang masih menggenggam tangannya erat.

Setelah beberapa menit berjalan, mereka akhirnya tiba di puncak bukit. Dari sana, pemandangan kota Bandung yang berkelap-kelip di kejauhan terlihat sangat indah. Angin malam yang sejuk menyapa wajah mereka, dan suasana hening membuat momen itu terasa sangat intim.

Dai melepaskan tangan Shun perlahan, lalu berbalik menghadapnya dengan senyum yang penuh misteri. "Gue udah nyiapin sesuatu buat lo," ucap Dai dengan nada yang sedikit meriah, sambil menunjuk ke arah sebuah spot yang dipenuhi selimut tebal dan beberapa bantal empuk. Di dekatnya, ada termos dan dua cangkir yang sepertinya berisi cokelat panas.

Shun terpana, tak menyangka Dai akan menyiapkan sesuatu seperti ini. "Dai... ini...," kata Shun, suaranya terdengar sedikit emosional. Ia tak tahu harus berkata apa. Sementara itu, Dai hanya terkekeh kecil, tampak puas melihat reaksi Shun.

Mereka duduk di atas selimut itu, menikmati cokelat panas sambil memandangi pemandangan kota yang gemerlap di bawah mereka. Angin malam yang dingin terasa nyaman berkat syal dan sarung tangan yang dipakaikan Dai pada Shun.

Dai menggenggam tangan Shun begitu erat. Udara dingin tidak terasa lagi karena kehangatan yang mereka bagi. Dai menghela napas pelan, lalu dengan suara lembut berkata, "Shun, lo tahu gak sih, lo tuh berarti banget buat gue. Selama ini gue selalu berpikir kalau lo yang bikin hidup gue jadi lebih berwarna."

Dengan pemandangan malam yang menakjubkan di sekeliling mereka, suasana menjadi begitu intim dan penuh makna. Dai menggenggam tangan Shun dengan erat, mengungkapkan betapa berartinya Shun baginya. Dai berkata dengan penuh perasaan, "Shun, selama ini lo udah bikin hari-hari gue lebih berarti. Gue jatuh hati sama lo, dan gue pengen lo tahu betapa spesialnya lo buat gue. Gue mau lo jadi orang yang selalu ada di hidup gue, seperti halnya gue pengen jadi orang spesial buat lo."

Moonlit EmbraceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang