Chapter 10

580 58 26
                                    

Happy Reading, Love
...

Yogyakarta, 08 Agustus 2024

Malam itu di kamar asrama nomor 212, Dai dan Shun duduk di ruang santai, menonton film horor di Netflix. Hari itu mereka sama-sama sibuk dan baru punya kesempatan untuk berinteraksi setelah Shun bangun dari tidurnya yang lama. Saat Shun bangun, ia melihat Dai tengah tertawa sendirian di depan TV menonton acara komedi. Shun, yang memang penggemar film horor, tiba-tiba mengajak Dai untuk menonton genre kesukaannya. Tanpa pikir panjang, Dai mengiyakan, meskipun sebenarnya dia tidak terlalu suka film horor.

Seiring film berjalan, suasana mulai mencekam. Musik latar yang menegangkan dan adegan-adegan mengerikan membuat Dai tidak bisa tenang. Dia mencoba menyembunyikan rasa takutnya dengan memegang bantal sofa di depan wajahnya. Namun, semakin lama, adegan-adegan seram itu membuatnya semakin gelisah. Sesekali, Dai berteriak kecil ketika ada adegan jumpscare, membuat Shun menoleh sambil menahan senyum.

Sementara itu, Shun dengan tenang menonton tanpa ada sedikit pun tanda ketakutan. Dia sangat menikmati setiap ketegangan yang disuguhkan film tersebut. Namun, melihat Dai yang tampak sangat ketakutan dan hampir selalu bersembunyi di balik bantal, Shun mulai merasa kasihan. Akhirnya, Shun merapat ke sisi Dai, mencoba memberi sedikit kenyamanan dengan kehadirannya. Tanpa disangka, Dai langsung menggantung di lengan Shun, memohon agar mereka mengganti filmnya.

Shun tidak bisa menahan tawanya, melihat betapa takutnya Dai. Setelah puas menertawakan ketakutan Dai, Shun akhirnya setuju untuk mengganti film. Mereka beralih ke film thriller yang lebih bisa diterima oleh Dai. Meskipun tetap menegangkan, Dai setidaknya bisa menikmati film tersebut tanpa harus terus-terusan bersembunyi di balik bantal.

Malam itu berakhir dengan tawa dan kelegaan, saat mereka menyadari betapa berbedanya mereka dalam hal preferensi film, tetapi tetap bisa saling menyesuaikan demi kebersamaan. Keduanya tertawa bersama saat Dai mengingat bagaimana dia begitu ketakutan hanya karena film horor, dan Shun hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum, senang bisa menghabiskan waktu dengan sahabatnya meskipun harus mengalah sedikit dari keinginannya sendiri.

🌱

Yogyakarta, 09 Agustus 2024

Keesokan harinya, Dai dan Alan kembali fokus menjalani kegiatan workshop terakhir mereka untuk semester itu. Meskipun suasana workshop terasa sedikit lebih santai karena liburan yang sudah di depan mata, Dai tetap berusaha memberikan yang terbaik. Alan, dengan semangat yang sama, ikut berkontribusi secara maksimal. Workshop tersebut tidak hanya menjadi momen untuk menyelesaikan tugas-tugas akhir, tetapi juga waktu yang tepat untuk merenungkan perjalanan mereka sepanjang semester ini.

Dai dan Alan bekerja sama dengan baik, memastikan bahwa semua materi sudah siap dan tugas-tugas kelompok terselesaikan. Mereka berbagi canda tawa, mengenang momen-momen lucu selama semester, sambil mempersiapkan apa yang dibutuhkan untuk hari terakhir workshop tersebut. Antusiasme untuk menyelesaikan semua tugas dan menikmati liburan jelas terlihat di antara mereka. Meskipun penuh kerja keras, Dai dan Alan tetap menikmati prosesnya, mengingat ini adalah penutup dari semua usaha mereka selama beberapa bulan terakhir.

Setelah menyelesaikan kegiatan workshop terakhir dengan lancar, Dai dan Alan merasa bahwa momen ini layak dirayakan. Ide untuk merayakannya di asrama muncul di benak Dai, terlebih setelah Alan mengusulkan agar mereka mengundang Ikuo, Ryo, dan Shun untuk bergabung. Bagi mereka, ini bukan sekadar perayaan kecil-kecilan, tetapi juga kesempatan untuk memperkuat ikatan sebelum mereka berpisah sementara selama liburan.

Dai pun setuju dengan rencana ini. Ia menyadari bahwa meskipun mereka akan segera memasuki masa liburan, menjaga hubungan persahabatan tetap penting. Perayaan ini menjadi cara untuk merayakan keberhasilan mereka sekaligus menghabiskan waktu bersama, terutama karena Dai menyadari bahwa momen-momen seperti ini mungkin akan sulit terulang begitu rutinitas kuliah kembali.

Moonlit EmbraceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang