Bagian 27

1.5K 44 0
                                    


***

"Mas tahu banyak ya?" Sahutnya.

"Aku tahu dari sini soalnya," Balas Arga sembari menunjukkan cover buku yang dipegangnya. Rhea membaca judul yang tertera pada buku dengan seksama. "Rahasia Takdir dari Allah" lalu mengangguk mengerti.

"Dari buku ini aku jadi banyak belajar, bahwasanya jangan menganggap semua yang terjadi itu adalah sebuah keburukan ataupun kesialan. Kadang kita harus menelaahnya kembali. Bisa jadi apa yang telah menimpanya itu juga Kita adalah bagian dari takdir Allah yang justru bisa membawa kita untuk dapat berfikir dan bersikap lebih dewasa lagi."

"Bener sih, Aku setuju dengan mas bilang."

"Terpenting sekarang, kita doakan saja yang terbaik buat dia untuk nanti kedepannya, semoga bisa mendapat kehidupan yang jauh lebih baik dan layak dari sekarang."

Rhea mengangguk setuju dan mengurai senyum terbit. Kini dia melihat sisi lain yang jauh lebih berbeda dari Arga. Dia tak pernah menyangka sama sekali bahwasanya Arga yang dulunya dingin juga sangat menyebalkan, bisa menjadi sosok yang begitu dewasa dan bijak seperti sekarang.

"Iya mas, Hoooam."

Rhea menguap tatkala rasa kantuk mulai mendera. Dia beralih menarik selimut tebal yang ada dibawah kakinya hingga menutupi pinggang dan memperbaiki posisi bantalnya. Baru juga akan membaringkan tubuhnya, Arga yang mengamati pergerakannya, lebih dulu menahan lengannya yang tertutup piyama.

"Sudah mau tidur, yang?" Arga menanyakan. mengalihkan perhatiannya ke wanita itu.

"Iya mas, udah ngantuk soalnya." Rhea menyahut, menyelami paras tampan suaminya lebih seksama.

"Hmm, jangan tidur dulu ya." Pintanya, sedikit memaksa.

"Loh, memangnya kenapa, Mas? " Rhea mengerutkan kening.

Arga menyimpan bukunya terlebih dahulu diatas nakas lalu beralih ke wanita yang masih setia menunggu jawaban darinya.

"Soalnya, aku..." Arga menggantung kalimatnya. Wajahnya perlahan mendekat dengan tatapan yang begitu dalam, sampai-sampai Rhea yang diperhatikan seperti itu, terlena dibuatnya.

-

Cuaca mendung dengan hawa yang sejuk di pagi ini, membuat Rhea jadi sedikit malas untuk beraktifitas. Tapi, jika dia terus-menerus menuruti perintah dari tubuhnya itu, pastilah pekerjaannya juga akan tertunda atau bahkan terbengkalai. Sehingga dia harus melawan rasa malas yang mendera dan kembali menjalani rutinitasnya seperti biasanya .

Bergelut dengan peralatan dapur menjadi salah satu kegiatan rutin yang tak pernah absen dari agenda penting Rhea di waktu seperti ini.

Jemarinya dengan cekatan memotong satu persatu bahan sayuran diatas talang, yang nantinya akan dipakai untuk memasak sup ayam. Dan kini giliran wortel yang dia potong kecil-kecil menjadi beberapa bagian.

Karena terlalu fokus dengan pekerjaan yang dilakoninya, Rhea sampai tak menyadari kehadiran seseorang dibelakangnya. Pria itu secara tiba-tiba merangkul pinggangnya yang tertutup piyama kimono dari bahan satin. Tangan besarnya perlahan menyelusup masuk melingkari perut rampingnya hingga berhasil membuatnya berjengit.

Nafas dari suaminya yang sudah dipastikan jadi pelaku utama pun, kini dapat Rhea rasakan berhembus hangat di telinganya, menimbulkan sensasi yang menggelitik. Apalagi kini dia memang tidak mengenakan jilbab dengan rambut tergulung rapi.

𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲  [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang