END

30 4 0
                                    

"Lo harus yakinin dia buat ngelepas gua sepenuhnya. Kalo perlu lo hasut dia biar cuma lo yang ada dihati dan pikiran dia. Lo gak mau kan kalo dia sayang sama lo tapi isinya dia mikirin gua?"

"Ya ngga lah goblok!"

"Nah yaudah."

Xiaojun mengusap dagunya. "Tapi gimana caranya?"

"Lusa ultahnya Clara. Itu bisa dijadiin satu alesan buat lo ngebujuk dia. Sumpah, niat Clara tuh baik banget sebenernya. Cuma karena si brengsek, Xiaoting jadi salah paham."

"Si brengsek? Saha?" Chenle menyeruput kopinya. "Xingqio anjing. / oalah, dia lagi anying!"

"Iya sih, Clara kan sempet telfon Chenle waktu itu." Renjun buka suara.

"Kapan?"

"Waktu awal lo balik dari Amerika. Waktu itu kan kita mau ketemuan, kan. Nah disitu Clara telfon. Dia bilang ke gua sama Chenle buat gak ngasih tau lo semua tentang Xiaoting."

"Dia bilang biar dia aja yang ngomong sama lo. Dan dia lagi nunggu waktu yang tepat buat cerita semuanya ke lo."

"Iya, dia suka sama gua. / pfrutt!" Chenle dan Renjun menyemburkan minuman mereka. Xiaojun melompat ditempat duduknya menghindari semburan kopi dari mulut Chenle.

"Jorok anjing!" Xiaojun menaikkan kedua kakinya diatas kursi.

"ANJRIT!!!! CLARA SUKA SAMA LO?! (Ricky mengangguk) RIC?! YANG BENER AJA ANJING!" Chenle mengelap bibirnya.

"Anjir! Cewek secerewet dia ternyata bisa suka ma orang😭"

"Apasih, Jun. Dia juga manusia anjir. Secerewet-cerewet nya dia, dia tuh aslinya baik banget. Buktinya dia selama ini nyembunyiin perasaannya ke gua demi jaga perasaan Xiaoting."

"ANJAYY!!!!! TIDAK MENYANGKA." Renjun dan Chenle bertepuk tangan dan tertawa.

"Trus... Lo terima dia?" Chenle bertanya lagi setelah puas tertawa. "Hm... Gua sih udah mulai ngebuka hati buat dia. Maybe... Bisa dibilang... Gua mungkin mulai ada rasa sama dia."

"WANJIRR!!!!! VSJAGHAJAJAHBSJAJAJAJJAJAHHAHAHAHHAJ"

"Gila cok, temen gua punya cewe baru kwkwkwkwkkw. / heh! Gak gitu anjing!"

"Tau lo! Kan mereka lagi berantem. Sekarang gimana caranya supaya mereka akur kayak dulu lagi!"

"Yaelah, gampang itu mah. Nih ya, kita kasih emas balok aja."

"Taik apa! Eh, ikan lele! Bisa gak si lo pikirannya gausah emas, duit, mobil mulu? Mentang-mentang tuan muda lo ya, kambing!" Xiaojun melepas sepatunya dan hendak melemparnya da Chenle.

"EHH!" Chenle mengangkat tangannya melindungi wajahnya. "Jangan sambit gua pake itu. Bau. Pake parfum Channel aja."

"JINGAN!" Mereka berhenti saat Ricky tiba-tiba berteriak.

"Nah! Gua tau." Setelah lama termenung, Ricky akhirnya menemukan rencana. "Ape tu? Begimane?" Tanya Renjun sambil

Skip...

"Anjayy!! Keren!!!! Pinter banget dah lu." Renjun menepuk punggung Ricky. "Iyalah, gua."

"Si najis." Chenle melakukan side eye pada Ricky. "Tadi ada piso disini mana ya?"

"ANJIRR AMPUN BANG SUMPAH BANG!"

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Tingtung!

"Siapa?!" Tak ada jawaban. Xiaoting meletakkan ponselnya dan berjalan menuju pintu. Ia membukanya.

"Xiaojun?" Xiaojun memiringkan kepalanya dan tersenyum menampilkan gigi putihnya. "Kenapa? Tumben gak ngabarin dulu."

Mine | Shen XiaotingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang