18

22 2 0
                                    














Xiaoting melepas ciumannya. Napas mereka terengah. "ki, kamu tau gak?"

"apa?" Xiaoting memegang tangan Ricky. "aku kangen banget sama kamu. Tapi kamu bakal pergi lagi."

Ricky mengerutkan keningnya. "pergi? Pergi kemana? Kapan?"

"ke Amerika. Kamu bakal dirawat disana. Karna kata Dokter, kondisi kamu makin parah."

Xiaoting memeluk Ricky. "kamu harus sembuh, ya? Kamu harus janji!"

Xiaoting mengikat kelingkingnya dengan kelingking Ricky.

"aku janji, semoga."

"kok semoga?! Pasti dong!" Ricky tersenyum.

"Xiaojun, Clara, sini masuk." Xiaoting menoleh pada Xiaojun dan Clara yang sejak tadi berdiri diambang pintu.

"Xiaojun, gue minta maaf ya sama lo. Dan..Xiaoting udah cerita semuanya. Makasih ya, lo udah jaga Xiaoting selama gue gak ada."

"iya, gapapa. Santai aja. Udah suatu kewajiban buat gue jaga Xiaoting."

"ternyata, lo orangnya baik banget. Pantes aja, Xiaoting susah move on."

"ihh..apaan si! Nggak tauk! Bohong!" Xiaoting cemberut.

Mereka semua terkekeh. Clara mendekat. "Ric, cepet sembuh, ya? Gue tau lo bisa. Gue doa in yang terbaik buat lo."

Ricky mengangguk. "makasih, ya." Xiaojun menatap Clara. Hening sesaat.

"uhuk! Uhuk!"

"iki? Kamu gapapa?!" Ricky terus terbatuk. Mata Xiaoting terbelalak melihat Ricky batuk dan mengeluarkan darah.

"Ricky!" Xiaoting ingin memanggil dokter, tapi Ricky menahan tangannya.

"a-aku gapapa." Wajahnya sangat pucat, dengan darah disekitar mulutnya.

Air mata Xiaoting menggenang. "nggak, kamu gak baik baik aja, ki!"

"shhh..aku gapapa." Clara tak bisa menahan air matanya. Ia ikut panik melihat Ricky. "Xiaoting, boleh aku minta satu permintaan?"

Xiaoting mengangguk. "tapi ini harus kamu lakuin, ya? Sama Xiaojun." Xiaoting menatap Xiaojun yang juga menatapnya.

Ricky menarik tangan Xiaojun dan menyatukannya dengan tangan Xiaoting. "gue mau, setelah gue gak ada, kalian harus bersama. Oke?"

Xiaoting menggeleng cepat. "Ricky! Kamu ngomong apa sih?! Gak boleh ngomong gitu! Kamu pasti sembuh!" air mata mengalir deras dipipi Xiaoting.

Ricky tersenyum dan menggeleng pelan. "Jun, gue tau lo bisa jaga Xiaoting. Gue titip Xiaoting, ya?" Xiaojun diam.

Air mata mengalir dipipi Ricky. "pokoknya, setelah ini, kalian berdua harus hidup bahagia. Dan gue mau, kalian kaya dulu lagi. Kalian mulai semuanya dari awal. Oke?"

Ricky menatap Xiaojun dan Xiaoting bergantian. Xiaojun dan Xiaoting saling menatap sebentar.

"Ricky, please! Jangan ngomong kaya gini.." tangis Xiaoting pecah. Ricky mengusap pipi Xiaoting yang basah. "aku ngomong kaya gini, karna aku rasa, emang ini udah saat nya."

"nggak! Ricky!" layar EKG berbunyi nyaring dan menunjukkan garis lurus.

Ricky mengehembuskan napas terakhirnya dan perlahan menutup matanya. Xiaoting menggeleng tak percaya. "nggak...nggak..gak mungkin! RICKY!!!!!" Xiaoting memeluk Ricky.

Lagi dan lagi, Xiaoting kehilangan orang yang dicintainya.

Kenapa?!! Lagi lagi, orang yang gue sayang, gue cinta, selalu pergi. Ricky... Kalo kamu gak lindungin aku waktu itu, mungkin gak akan kaya gini.

Mine | Shen XiaotingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang