***
Wanita baya bernama Mareta itu kembali melanjutkan ceritanya yang sempat terhenti sejenak, diganti oleh keheningan.
"Dan katanya akibat kecelakaan tersebut Aldo mengalami luka bakar cukup serius sampai enam puluh persen."
Mareta yang sedari tadi mencoba menahan sedihnya, kini larut dalam tangisan.
Nara pun tak kalah pedihnya. Bulir bening tiada hentinya merembes keluar membasahi pipi chubby nya tatkala mengetahui fakta memilukan menimpa Aldo.
Kedua wanita beda usia cukup jauh itu kini berada di posisi yang sama dan juga merasakan kesedihan pada orang yang sama.
"Lalu sekarang Aldo dimana, Mi?"
Nara yang sedari tadi bungkam akhirnya memberanikan diri untuk menanyakan. Meski Ragu, namun dia mencoba memanggil Mareta dengan sapaan yang juga diberikan oleh Aldo, karena bagaimanapun wanita tersebut merupakan mami mertuanya.
Dapat Nara dengar hembuskan nafas berat dari Mareta yang duduk di sebelahnya.
"Papinya membawa Aldo jauh ke Amerika untuk menjalani perawatan lebih intensif lagi, sebab sekarang papinya berdomisili disana sekaligus mengurus bisnisnya juga. Dan hingga sekarang saya tak pernah lagi mendapatkan kabar dari papinya karena hubungan kami juga sudah lama renggang." ujar Mareta lagi, suaranya terdengar lemah.
Rindu yang juga dibalut kekhawatiran kian menghinggapi hatinya kala tak bisa menemani sang putra di masa koma nya, bahkan sudah hampir dua minggu ini dia tidak tahu lagi bagaimana keadaannya.
Demikian juga dengan Nara yang kini hanya bisa bergeming di tempatnya, dengan wajah tertunduk pilu. Hatinya terasa terkoyak mendengar setiap kalimat yang diucapkan Mareta, terkait fakta sebenarnya mengenai pria dicintainya itu, sekaligus juga Ayah dari janin yang dikandungnya saat ini.
-
"Mama dan Rhea lagi apa?"
Arga yang baru saja datang menanyakan, melihat Sarah serta istrinya tampak sibuk mengemasi berbagai macam barang bekas kedalam kardus. Bahkan dua diantara kardus-kardus, sudah terisi penuh.
"Ini Ga, mama mau taruh barang-barang yang sudah nggak kepakai lagi ke gudang belakang, dari pada cuma tinggal lama disini kan. Kamu juga tolong bantuin ya."
"Siap, ma! Sini Yang, biar Aku aja yang angkat."
Melihat Rhea hendak mengangkat dus berukuran besar, Arga dengan sigap merebutnya, sehingga dalam sekejap dus yang lumayan berat berpindah ke tangannya.
Rhea pun tidak menolak tetapi juga tak mengatakan sepatah kata pun. Dia memilih membiarkan Arga mengambilnya. Dia meraih satu kotak kecil lagi yang masih tersisa, lalu membawanya, dan mengekori Arga dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗜𝗺𝗽𝗿𝗼𝗽𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗿𝗶𝗮𝗴𝗲 [ TERBIT ]
SpiritualPernikahan harusnya menjadi momen sakral membawa kebahagiaan bagi dua insan manusia yang akan menjalani babak baru dalam sebuah hubungan serius. Namun sayangnya hal itu tidak berlaku bagi Argadana Bramantyo dan Rheana Elmira yang justru menganggap i...