The Reason

53 6 0
                                    


Alia membawa Karina ke sekret KSR untuk mengobati lukanya yang lumayan parah. Selama luka Karina diobati, dirinya tidak bercerita apapun bahkan bicara sepatah katapun tidak. Ia cuma mengangguk dan menggeleng sebagai respon kalau ditanya. Karina sedang tidak mood bicara karena kejadian tadi.

Setelah Karina selesai diobati, salah satu anak KSR menyarankan Karina untuk istirahat sebentar di sana agar ia merasa mendingan, namun sayang Karina menolak. Karina tidak mau lama-lama di kampus karena muak saat mengingat kejadian tadi di kantin.

"Lo yakin mau pulang aja, Rin?" Tanya Alia memastikan.

Karina mengangguk, "iya, gue mau tidur. Capek lama-lama disini"

Alia cuma mengangguk sebagai respon dari ucapan sahabatnya. Alia tidak bisa membantah kalau itu sudah kemauan Karina karena dia tau gimana ribetnya membantah kemauan sahabatnya disaat moodnya sedang buruk. Alia juga tidak mau memperkeruh suasana disaat temannya sedang terpuruk.

"Yaudah, gue anterin yuk!" Tawar Alia antusias.

Karina tetap menggeleng, "gak usah Li, gue pulang sendiri aja" tolaknya.

Alia membuang nafas kasar. "Tapi Rin, luka lo itu masih parah. Yakin bisa pulang sendiri di kondisi yang kayak gitu?"

Walaupun Alia tidak bisa membantah permintaan Karina saat sedang bad mood, tapi kalau di situasi kayak gini ia harus melakukannya demi kebaikan.

Karina mengangguk, "iya, gue masih bisa kok. Lo gak usah khawatir" ucapnya lalu memalingkan wajahnya dari Alia.

Sedangkan Alia yang merasa tak yakin langsung bertanya lagi pada Karina. "Tapi...luka lo itu masih parah Rin, lo yakin bisa pulang sendiri?" Ucapnya dengan nada khawatir.

Karina menghembuskan nafas lelah. "Iya Alia. Lagian jarak apartemen gue gak terlalu jauh dari kampus. Gak usah terlalu dipikirin karena gue masih mampu."

Alia hanya menghela nafas. Membantah permintaan Karina disaat moodnya yang buruk sungguh menguras tenaga. Harusnya ia tidak melakukan hal ini dan tetap teguh pada prinsipnya.

"Yaudah deh, it's your choice and I can't deny. Semoga selamat sampai tiba di tempat tujuan"

Karina mengangguk sebagai respon ucapan Alia. "Thank you"

Alia mengantar Karina sampai di basement parkiran mobil, tepatnya sampai Karina menemukan dimana mobilnya terparkir. Sesampainya disana, Karina melambaikan tangannya pada Alia sebagai ucapan selamat tinggal. Alia pun membalas lambaian tangan Karina.

"Thanks buat hari ini Li" ucap Karina sebelum masuk ke dalam mobilnya.

"Iya Rin, sama-sama. Jangan lupa istirahat"

Karina mengangguk lalu menyalakan mesin mobilnya. Kemudian ia membunyikan klakson mobilnya untuk Alia sebelum benar-benar pergi meninggalkan area parkiran.

•••

Sekarang Karina sedang berkutat di kamar mandi untuk membersihkan setiap inci tubuhnya dari debu dan kotoran luar. Setelah selesai mandi, Karina melangkah menuju kaca kamar mandi lalu berdiri cukup lama di sana. Karina menatap dirinya sebentar pada cermin, lalu membuka sedikit handuknya untuk melihat luka memar yang tercetak jelas di dadanya.

Karina mencoba memegang luka itu, namun ia langsung merintih karena sakit banget. Sepertinya ia harus mengobati luka memar itu lagi agar tidak sakit. Tanpa berlama-lama, Karina pun menutupinya kembali lalu pergi keluar dari kamar mandi.

Setelah selesai memakai baju, Karina mengambil es batu yang biasa ia sediakan di kulkas lalu membungkus es batu tersebut dengan handuk kecil. Setelahnya, Karina pun menuju ruang tamu lalu duduk di salah satu sofa. Setelah mendaratkan bokongnya di sofa, perlahan ia menempelkan es batu tersebut ke luka memar yang ada di dada dan wajahnya. Mungkin agak sedikit nyeri karena lukanya cukup parah, tapi Karina rela menahannya supaya cepat sembuh.

Hate To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang