Dinner With Friends

30 7 1
                                    


Yoga senang bukan main setelah mendapat restu dari mamanya Karina. Setiap detiknya dia selalu tersenyum. Bahkan ketika makan atau lagi kelas pun dia dengan refleks tersenyum, tanpa peduli dengan orang-orang sekitarnya yang menatapnya dengan sorot mata bertanya. Menurutnya, biarkanlah, kalau lagi senang tuh harus dinikmati. Karena rasa senang pas dewasa itu adalah sebuah privilage yang berharga.

Yoga duduk di salah satu kursi. Kemudian ia mengambil ponselnya untuk mengabari Karina kalau ia sudah selesai kelas hari ini. Butuh beberapa menit untuk menunggu balasan Karina yang membuat Yoga terasa sedikit jenuh. Pasalnya, Yoga tak bisa tenang kalau harus menunggu pesan dari gadisnya, soalnya dia kangen berat tuh.

Baru saja terlintas dipikirannya, tiba-tiba sebuah notifikasi pesan berbunyi–menandakan ada sebuah pesan yang masuk. Yoga langsung meraih ponselnya kembali lalu menyalakannya. Setelahnya, ia langsung tersenyum saat melihat notifikasi tersebut. Sebuah pesan yang ditunggu-tunggu dari tadi akhirnya muncul juga. Dengan lihai Yoga langsung mengetik beberapa kata di keyboard hp.

MyKayin❤️

Sayang maaf aku baru selesai kelas😭
Tolong jemput aku sekarang dong
Aku capek😔

Oke
Aku langsung meluncur
Ditunggu yahh💞

Yoga pun langsung beranjak setelah di chat oleh tuan putrinya. Namun saat ia mau jalan, tiba-tiba ada yang mencegat langkahnya. Siapa lagi kalau bukan dua cecunguknya itu. Melihat kedatangan mereka Yoga jadi gak mood. Lelaki itu refleks berdecak sebal.

"Ngapain sih?!"

"Numpang Yog, hehe, gue gak bawa Alex" kata Juna.

Yoga mengernyit, "emang Alex kemana?" Tanyanya heran, perasaan kemarin Juna baru saja pake Alex alias motor Vario kebangsaannya selain mobil pribadinya.

"Masuk bengkel, kemaren gue nyungsep ke got pas boncengin Jian, hehe" ucapnya lalu menampilkan senyuman yang menurut Yoga sangat menyebalkan.

"Alah kebiasaan lu Jun nyungsep mulu kalo naek motor, mending kemaren gue aja yang bawa" kata Jian sambil melayangkan tatapan Julid. Kesel dia tuh sama Juna karena gara-gara Juna nyungsep, tangan mulus kekarnya jadi ternodai sama bekas luka.

"Yaa maap kali Ji, gue kan gak jago ngeboncengin orang, gue nyungsep karna gue ilang keseimbangan kemaren, jangan omelin gue lagi yak, please..." Juna memohon pada Jian sambil memasang posisi minta maaf kayak meme 'minta maaf diatas materai.'

Jian cuma menatapnya kesal. "Bodo amat!"

"Ck, udahlah kalo lu pada mau ribut mending gue cabut duluan. Kasian ayang gue udah nungguin"

"Idih! Mentang-mentang udah official"

"Iya nih, mentang-mentang udah official Yoga jadi gini ama kita Jun" kata Jian yang disuguhi anggukan oleh Juna.

Yoga pun berbalik menatap kedua temannya. "Bukan gitu maksud gue anjir! Lu kalo mau nebeng jangan pake acara ribut dulu! Gue mau jemput Karina, kasian nanti kalo dia kelamaan. Lu berdua jadi mau nebeng gak? Gue dengan senang hati tawarin nih mumpung gue bawa mobil"

Mata Jian dan Juna langsung berbinar. Kemudian kedua cecunguknya Yoga itupun mengangguk barengan.

"Mau banget lah! Yakali gak mau! Tujuan gue ketemu lo kan ini, Yo" kata Juna.

Hate To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang