Belum Sepenuhnya Ternyata

53 10 1
                                    


Seminggu berlalu sudah kejadian Karina yang pingsan di lapangan taman kota. Semenjak kejadian itu, hubungan Karina dan Yoga sedikit membaik. Mereka juga memutuskan untuk berdamai dan tidak bermusuhan lagi seperti kemarin.

Walaupun sudah berdamai, tetap saja Karina masih punya rasa iri pada Yoga. Hal itu karena Yoga lagi-lagi menjadi perbincangan hangat di kalangan mahasiswa karena bulan depan Yoga akan mewakili kampus ini dalam Kompetisi Robotik Indonesia.

Kompetisi Robotik Indonesia adalah kompetisi rancang bangun dan rekayasa bidang robotika yang diselenggarakan untuk mahasiswa teknik se-Indonesia. Kompetisi robotik dikenal sebagai kompetisi yang cukup sulit karena kebanyakan mahasiswa yang mengikuti lomba ini adalah mahasiswa yang memang sudah ahli di bidangnya dan punya hobi merancang robot.

Jujur saja, setelah melihat komentar di postingan Instagram kampus yang berisi info tentang Yoga yang akan mewakili kampus dalam kompetisi itu membuat Karina merasa iri. Karina juga mau mendapatkan dukungan dari seluruh mahasiswa di kampus ini kayak Yoga, karena dia belum pernah mendapatkannya walaupun prestasi yang diraihnya mungkin sudah setara dengan Yoga.

Oh ya, tak cuma dukungan warga kampus sih. Ada hal lain yang membuat Karina iri pada Yoga, yaitu penggemarnya. Penggemar lelaki itu ada dimana-mana, bahkan mereka juga tak segan mengatakan kalau mereka telah memberikan hadiah untuk Yoga. Entah itu coklat ataupun hadiah lainnya.

Karina iri banget kalau menyangkut soal penggemar. Karena penggemarnya bertolak belakang banget dengan penggemar lelaki itu. Penggemar lelaki itu sangat effort memberikan buah tangan, sedangkan penggemarnya hanya minta tanda tangan abis itu hilang entah kemana.

"Hoy! Bengong aja lo mikirin apa sih?!"

Lamunan Karina buyar seketika saat mendengar teriakkan nyaring yang membuatnya hampir terjungkal.

"Ah Gia! Jangan teriak-teriak kek! Bikin gue jantungan aja" ucap Karina sebal.

"Hahaha, sorry baby"

Gia menduduki dirinya di samping Karina.

"Gue cuma takut kalo lo kesambet gara-gara kebanyakan bengong"

Karina berdecak sebal. "Gak akan. Gue kan gak bengong dengan pikiran kosong"

"Iya sih, tapi tetep aja gue takut"

Karina tidak menanggapi ucapan Gia lagi karena sudah malas berbicara. Keheningan pun mulai menguasai atmosfer mereka.

"Gia..." Kata Karina yang memecah keheningan.

Gia menoleh ketika namanya dipanggil, "iya?"

"Lo pernah gak sih ngerasa iri sama orang?"

Gia mengangguk. "Pastinya pernah sih. Tapi rasa iri gue gak bertahan lama karena gue langsung alihkan sama kegiatan lain. Iri tuh memakan energi positif kita, pikiran kita jadi jahat kalo dipenuhi rasa iri tuh"

Karina mengangguk. "Gitu yak"

"Emangnya lo lagi iri sama siapa, Rin?"

"Gak ada kok"

"Kalo bohong besok pantatnya bisulan loh"

"Ih!" Karina menampar paha Gia pelan lalu memanyunkan bibirnya.

"Mengkanya jujur aja sih! Kayak sama siapa aja lu"

Karina mengulum bibirnya sebelum mengucapkan kalimat yang daritadi dia tahan. "Gue iri aja sama nih orang. Gue sama dia setara tapi dia doank yang dapat dukungan banyak"

Gia mengerutkan keningnya. "Orang siapa yang lo maksud?"

Karina menaikkan kedua bahunya. "Ada deh Gi. Gue gak bisa ngasih tau secara gamblang..." Karina menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya.

Hate To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang