Daritadi Karina cuma bolak-balik di ruang tamu layaknya setrika baju. Gadis itu sedang khawatir karena memikirkan hari esok, dimana sang kekasih akan menghadapi kompetisi robotik yang terkenal akan kesulitannya. Karina khawatir kalau Yoga tidak bisa fokus ke perlombaan karena memikirkan kejadian beberapa hari lalu di apartemennya.Sebetulnya Karina ingin membicarakan soal mamanya pada Yoga, tapi laki-laki itu tidak sekalipun membalas chatnya atau bahkan mengangkat telepon dan video call darinya. Karina tidak negative thinking, ia tau kalau Yoga sedang sibuk untuk mempersiapkan kompetisi ini. Tapi yang Karina curigai adalah kenapa Yoga tidak membalasnya sampai dua hari? Memangnya selama seharian penuh laki-laki itu terus berlatih? Tidak punya waktu malam untuk istirahat? Tidak meluangkan waktunya untuk makan ataupun minum?
Karina bingung.
Karena rasa bingung terus menghantui dan ia belum menemukan titik terang, maka Karina inisiatif untuk menelpon Alia. Siapa tau sahabatnya itu tau sedikit tentang Yoga dari Juna.
"Kenapa Rin?" Tanya Alia lewat panggilan telepon.
"Li, pacar lo tau gak Yoga kemana?" Tanya Karina dengan nada khawatir.
"Loh? Lo belom tau Rin, gue kira lo udah tau"
Karina refleks mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan Alia barusan. Apa maksud dari ucapannya? Sudah tau? Sudah tau tentang apa? Emangnya apa yang terjadi?
"Maksudnya apa yak Li? Udah tau apa?" Tanya Karina bingung.
"Yoga kecelakaan njir! Tuh anak masuk rumah sakit sejak dua hari lalu. Ini gue, Gia, Juna, sama Jian mau nengokin abis kelas, lu mau ikut?"
Tubuh Karina langsung lemas saat itu juga. Gadis itu dengan refleks menjatuhkan ponsel dari genggaman tangannya. Seketika ia tidak sadar kalau panggilan antara dirinya dan Alia masih tersambung.
"Halo...Rin?..."
"Rin...lo masih disana, kan?"
Tak lama Karina tersadar. Gadis itu langsung mengambil ponselnya yang sempat terjatuh.
"I-iya...gue ma-sih di-sini kok, di-dia dirawat di ru-mah sa-kit mana?" Kata Karina dengan nada yang sedikit gemetar.
"Di Rumah Sakit Bhayangkari. Lantai 3 ruangan 303"
"Oke...makasih..."
Karina memutuskan panggilannya sepihak. Kemudian gadis itu langsung berlari ke kamar untuk mengganti baju. Ia harus menjenguk Yoga hari ini dan menemani laki-laki itu sampai sembuh. Tidak peduli dengan tugas kuliah yang menanti karena menurutnya itu bisa dikerjakan lain waktu.
•••
"Lo yakin bang tetep ikut kompetisi itu disaat keadaan lo kayak gini?" Ucap Hito khawatir.
Pasalnya luka yang diderita oleh abangnya setelah kecelakaan itu lumayan parah.
"Yakin lah! Gue udah latihan dari sebulan lalu, yakali gue gak ikut! Lagian gue cuma retak tulang ringan kok, dokter juga udah izinin gue pulang hari ini, lu gak denger tadi?" Balas Yoga.
Hito yang mendengar jawaban abangnya yang agak ngegas pun cuma meliriknya sinis sambil berdecak sebal.
"Ck, iya-iya, tapi kalo gak kuat lo bilang aja nanti yak, gue khawatir kalo lo kenapa-kenapa bang" pesan Hito pada abangnya.
"Iya Hito...tenang aja sih, doahin aja supaya gue gak bakal kenapa-napa"
Hito mengangguk. "Amin..."
Tok tok tok
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate To Love
FanfictionMemang bisa yang awalnya benci jadi jatuh cinta? Bisa donk! Buktinya Karina dan Yoga