Karina merenggangkan otot tubuhnya yang kaku karena terlalu banyak duduk. Kemudian ia memijat jari-jemari yang pegal karena terlalu lama menari di keyboard laptop. Karina sedang diserbu oleh tugas siklus akuntansi dan paper belakangan ini, membuat dirinya terus-menerus duduk lama di depan laptop demi menyelesaikan tugas-tugas tersebut.Gara-gara seluruh fokusnya teralihkan pada tugas, Karina jadi lupa segalanya. Lupa kalau dia punya wish list yang belum pernah terealisasi, lupa buat makan tiga kali sehari demi menjaga kesehatan lambungnya, bahkan Karina tak menyadari kalau dia sudah lama tidak bercengkrama dengan Alia dan Gia di grup circle mereka. Karina benar-benar sedang tergila-gila dengan tugas.
Tak lama Karina membuang nafasnya kasar saat neracanya tidak balance. Gadis itu mau menangis aja rasanya. Sudah hampir 4 jam ia mengerjakan tugas ini tapi berakhir tak balance, padahal dia sudah effort menghitung nominal-nominal tersebut hingga berulang kali. Karena neracanya tidak balance, maka mau tak mau Karina harus ngecek ulang dari awal.
"Eh–"
Saat ingin meng–scroll layar laptop, mata Karina tak sengaja melihat benda pipih yang ia letakkan tak jauh di samping laptopnya. Atensi gadis itu langsung tertuju pada ponselnya, kemudian ia mengambil ponsel itu lalu membuka aplikasi chatnya.
"Ternyata masih gak ada" Karina mendesah kecewa.
"Kenapa sih Yoga gak pernah spam chat ke gue lagi? Gue kan jadi merasa sepi..."
Iya, belakangan ini Yoga tidak pernah spam chat lagi ke Karina yang membuat gadis itu merasa kesepian. Entah apa yang menyebabkan cowok itu berhenti untuk nge-spam chat padanya, Karina pun tidak mengerti. Maka dari itu, Karina selalu rutin membuka ponselnya setiap saat, berharap mendapat notifikasi chat dari Yoga. Namun nyatanya gadis itu tak kunjung mendapat notifikasi chat dari Yoga.
Terhitung sudah empat hari Karina tak mendapatkan spam chat dari Yoga. Bayangkan, selama empat hari Karina merasa kesepian tanpa adanya kehadiran cowok itu. Selama empat hari itu juga Karina selalu menyempatkan diri mengecek ponselnya demi secuil pesan dari cowok itu.
"Yoga...gue kangen..." Lirihnya pelan.
Karina menaruh ponselnya lagi lalu merebahkan kepalanya di atas meja belajarnya. Tanpa sadar air mata perlahan keluar dari pelupuk matanya. Entah mengapa gadis itu refleks menangis hanya karena merindukan seorang laki-laki yang bahkan bukan siapa-siapanya dia.
Malam ini Karina sedang menikmati pemandangan sinar bulan dan bintang dari balkon apartemennya. Gadis itu duduk di salah satu kursi balkon sambil meminum secangkir matcha hangat. Karina sengaja melakukan hal ini untuk menenangkan pikirannya yang sudah mumet karena tugas dan Yoga.Ngomong-ngomong soal Yoga, lelaki itu belum kunjung mengiriminya secuil pesan yang diharapkan oleh Karina belakangan ini. Karina terus merasakan kesepian akibat tak mendapat kabar dari cowok itu. Hari-hari yang Karina jalani juga terasa abu-abu karena tak ada lagi secuil pesan random yang mewarnai hidupnya. Pandangan Karina beralih pada ponselnya yang menampilkan room chatnya dengan Yoga.
Yo🛹
Yoga|
Apa kabar?|
Lo baik-baik aja, kan?|
Aku kangen...|Karina mengulum bibirnya setelah mengetik pesan-pesan itu di room chat Yoga. Tidak peduli dengan perasaan gengsi atau apalah itu, Karina hanya ingin mengutarakan isi hati yang sudah lama dipendam.
5 menit
10 menit
15 menit
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate To Love
FanfictionMemang bisa yang awalnya benci jadi jatuh cinta? Bisa donk! Buktinya Karina dan Yoga