Confess

48 11 4
                                    


Warning ⚠️
18+
Kalo misalkan kalian gak nyaman boleh skip

Sejak Karina tau tentang masalah Yoga, gadis itu memutuskan untuk berdamai sepenuhnya dengan lelaki itu. Setelah berdamai, Karina tak sungkan menghubunginya setiap hari untuk bertukar kabar sesekali curhat. Terkadang ia juga mengunjungi fakultas Yoga untuk memberikannya bekal, kalau ada waktu senggang.

Hari-hari pun terus berlalu, seminggu kemudian hubungan keduanya semakin dekat. Tak cuma sekedar mengirim pesan atau mengantarkan bekal, Karina dan Yoga sering berangkat bereng ke kampus. Bahkan Karina juga sering menemani Yoga latihan untuk mempersiapkan lombanya, dan mereka juga sering makan bareng di kantin pusat. Sejak hubungan keduanya semakin dekat, Karina dan Yoga selalu berduaan, mereka sempat melupakan seorang teman yang masih eksis dalam kehidupan mereka.

Tunggu, mereka sering berduaan, memangnya tidak terciduk sama warga kampus dan jadi buah bibir di base? Jawabannya, tentu saja terciduk! Bahkan nama mereka sempat ramai di base kampus selama empat hari berturut-turut. Warga kampus terus mempertanyakan apakah mereka pacaran atau tidak, namun baik Karina dan Yoga tidak memberikan klarifikasi tentang hubungan mereka. Toh itu gak penting juga. Yang penting adalah Yoga selalu bersama Karina, dan melancarkan rencananya sebelum ia melangkah ke step selanjutnya.

"Woy! Gue liat-liat, lancar juga rencana lo bro!"

Yoga tersentak saat menerima sebuah pukulan pelan di bahunya. Lelaki itupun menoleh. Ia melihat sosok Juna dan Jian yang sudah berada di belakangnya. Entah sejak kapan mereka di sana, Yoga pun tak menyadarinya. Tak lama mereka berdua duduk di samping kanan dan kiri Yoga.

"Iya nih, berduaan terus ampe lupa ama kita, Jun" sahut Jian sambil menaik-turunkan alisnya.

"Hehe, sorry guys, gue lagi belajar buat treat her like a queen, itung-itung latihan sebelum berumah tangga"

Tawa Jian dan Juna langsung tergelak setelah mendengar ucapan Yoga barusan.

"Hahaha, oke deh, good luck bro!" Kata Juna.

"Semoga selalu dilancarin deh proses lu buat get closer ama dia" sahut Jian.

"Amin"

"Btw, lu kapan terjun di kompetisi itu, Yo?" Tanya Juna.

Yoga menghela nafas berat. Kenapa sih temannya harus bertanya tentang itu? Dia kan jadi teringat pada kompetisi itu lagi. Jujur saja Yoga tidak suka karena ia cukup stres buat menghadapi kompetisinya.

"Minggu depan" balas Yoga singkat.

"Wih semangat bro! Semoga menang! Gue ama Jian selalu dukung lo!"

Juna mengangguk. "Semangat ngadepinnya! Gue tau lo pasti bisa, kan udah sering latihan, ditemenin ayang lagi" ucapnya lalu menepuk punggung sahabatnya lagi.

Yoga langsung tersenyum mendengar ucapan dukungan dari kedua temannya. Mereka teman yang baik, walaupun terkadang mereka berdua sering membuat Yoga kesal.

"Thanks guys!"

"Pokoknya semangat, gue ama Juna selalu berdoa yang terbaik buat lo, semoga lo bisa mengharumkan nama kampus untuk yang kesekian kalinya..."

•••

Saat ini Yoga lagi mangkal di parkiran FEB. Tujuannya untuk apa? Yap, untuk jemput Karina. Sebelumnya, gadis itu sempat mengirimkannya chat kalau dia ingin dijemput sore ini. Yoga selaku teman baik sekaligus calon suaminya pun langsung menerima permintaannya tanpa ba-bi-bu lagi.

Tapi sayangnya Karina tidak pulang sesuai dengan waktu yang ia bilang pada Yoga. Hal itu membuat Yoga harus menunggu lama, bahkan sudah hampir 20 menit Yoga berdiam diri di parkiran itu. Karena gadis itu tak kunjung muncul dan Yoga mulai bosan, maka lelaki itu memutuskan untuk bermain game online di hpnya.

Hate To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang