Susah Ditebak

47 9 1
                                    


Malam ini Yoga, Jian, dan Juna sedang bermain PS di kosan Juna. Main PS sudah menjadi rutinitas wajib bagi mereka setiap malam minggu. Kalau rutinitas itu tidak mereka jalani, pasti merasa ada yang kurang lengkap.

Tapi malam ini hanya Juna dan Jian yang bermain. Yoga? Lelaki itu cuma melamun sambil menonton kedua temannya yang sedang bermain. Yoga tidak mood main karena dia kepikiran dengan sikap Karina.

Iya, semenjak Yoga bertanya pada Karina tentang perasaan bencinya lewat telepon beberapa hari lalu, gadis itu tiba-tiba kembali bersikap jutek padanya. Ia juga berusaha untuk menghindari interaksi dengannya. Yoga bisa tau dari kejadian tak terduga tiga hari lalu, dimana Yoga tak sengaja bertemu dengan Karina di halte bus saat ia sedang berteduh dari hujan.

Flashback on

Hujan turun sore ini, membuat Yoga mau gak mau menepikan motornya dan berteduh di bawah halte bus. Lelaki itu lupa membawa mantel ataupun payung karena biasanya dia memakai mobil bila berpergian kemana-mana. Namun sayang saat ini mobilnya sedang di bengkel karena bannya tertancap paku.

Hujan turun semakin deras, membuat beberapa orang menghampiri halte bus untuk menghindari percikan air hujan. Ada beberapa yang niat berteduh, ada beberapa yang cuma numpang untuk memakai jas hujan lalu pergi. Syukurnya sebagian besar dari mereka memilih untuk numpang pakai jas hujan doank sehingga halte tidak begitu ramai.

Saat semua orang yang menumpang sudah pergi, Yoga pun iseng memandang sekitarnya dan netranya tidak sengaja menangkap seorang gadis berambut hitam panjang yang sedang fokus membaca buku. Gadis itu adalah gadis yang belakangan ini memenuhi pikirannya akibat percakapan mereka lewat telepon kemarin. Tanpa pikir panjang, Yoga langsung menggeser posisi duduknya agar lebih dekat dengan gadis itu.

"Hi Karina" sapa Yoga pada gadis itu.

Karina yang namanya dipanggil pun menoleh. "Hi" sapanya singkat lalu beralih pada buku lagi.

"Serius amat. Lagi baca apaan sih neng?" Yoga yang kepo pun melirik isi buku yang sedang dibaca Karina. Tapi tak sempat karena Karina menutup bukunya dengan gerakan yang cukup cepat.

"Ck! Kepo banget sih!" Ucapnya dengan nada juteknya, lalu gadis itu menggeser posisi duduknya agar menjauh dari Yoga.

Sedangkan Yoga cuma mengernyit heran. Kenapa sikap Karina tiba-tiba jutek banget? Perasaan saat di apartemen sikapnya tidak seperti ini.

"Lo kenapa jutek banget? Gue salah apa lagi?" Tanya Yoga lalu mengikis jarak antara dirinya dan Karina.

"Lo pergi gak! Jangan deket-deket gue!"

"Gue gak akan pergi sebelum lo ngasih penjelasan. Lo kenapa? Gue salah apa lagi?"

Yoga melihat gadis itu bangkit dari duduknya. "Gue lagi gak mood Yoga! Please, jangan ganggu gue!!!" Ucap Karina dengan nada yang meninggi.

"Gue yakin lo bukan gak mood. Lo kenapa? Lo pasti belom sepenuhnya damai sama gue yak!!"

Karina sudah kelewat kesal dengan Yoga. Gadis itu mendorong tubuh lelaki itu dengan keras hingga si empu hampir terjatuh.

"Gak usah sok tau lo!"

"Karina...please kasih tau gue, lo kenapa? Gak papa cerita aja"

Karina tidak menggubris ucapan Yoga lagi. Gadis itu buru-buru masuk ke dalam bus ketika bus itu berhenti di depan halte. Yoga ingin mengejarnya tapi terlambat karena bus itu sudah menutup pintunya lalu pergi meninggalkan halte.

Yoga tidak paham dengan sikap jutek Karina barusan. Apa salah Yoga sampai gadis itu kembali bersikap jutek padanya? Yoga bingung. Ingin rasanya dia membawa Karina ke apartemennya lagi dan mengintrogasi gadis itu sepuasnya di sana.

Hate To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang