Karina sedang duduk sendirian di perpustakaan sambil memakan jajanan ringan yang dia beli di kantin. Gadis itu sengaja memilih perpustakaan karena suasana dalam perpustakaan selalu tenang dan sepi, sehingga cocok digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas yang numpuk.Belakangan ini Karina selalu diteror oleh tugas-tugasnya sampai ia tak bisa tidur. Tugas-tugas itu datang secara serentak dan dengan deadline yang mepet semua. Mungkin dalam sehari bisa muncul 2-3 tugas dari matkul yang berbeda, dan dosen cuma ngasih waktu selama seminggu untuk pengerjaannya. Bayangkan, tiga tugas dalam seminggu, bayangin aja sudah terasa capeknya apalagi ngelakuinnya.
Tapi Karina tidak pernah menyerah ataupun capek dalam menghadapi tugas-tugasnya. Gadis itu selalu rela begadang tiga malam berturut-turut demi menyelesaikan tugas itu. Ia juga rela mengorbankan waktu liburnya dan tidak main dengan teman-temannya demi berkutat di depan laptop. Bagi Karina, hal ini tidak memberatkan karena hanya bersifat sementara. Toh ini semua demi mempertahankan IPK sempurnanya.
"Hai"
Fokus Karina buyar seketika saat ada seseorang yang menyapanya. Gadis itu langsung menghentikan kegiatan mengetiknya lalu menoleh ke si pelaku. Terlihat laki-laki berkulit putih dengan tinggi 179 cm sedang berdiri tepat di sampingnya. Tak lama Karina pun langsung mengukir senyum lalu membalas sapaannya.
"Hai"
"Boleh semeja sama kamu gak? Soalnya udah pada penuh semua." Katanya.
Karina pun menatap kelilingnya, dan benar, meja disini sudah ditempati semua.
Karina pun mengangguk, "boleh kok, sini." Karina menepuk kursi disebelahnya tanda ia menyuruh lelaki itu duduk di sana.
"E-eh, gak papa sebelahan? Gak hadap-hadapan aja?" Katanya sambil melirik kursi kosong yang ada di depan Karina. Ia takut Karina bakal terganggu kalau mereka duduk bersebelahan.
"Gak papa, tapi kalo kamu mau hadap-hadapan juga gak papa, bebas" balas Karina.
"Yaudah deh sebelahan aja, biar enak ngobrolnya, hehe." Ucapnya lalu duduk di kursi kosong sebelah Karina, sementara si gadis cuma terkekeh kecil lalu kembali pada aktivitasnya.
Yoga yang merasa Karina mulai kembali fokus pada kegiatannya pun langsung menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Karina. Situasi ini akan menjadi kesempatan emas bagi Yoga untuk melakukan PDKT.
"Karina..." Panggil Yoga, tak lama si empu menoleh.
"Iya?"
"Kamu ngerjain apa? Serius banget." Tanyanya yang mulai berbasa-basi.
Karina menghela nafas lelah. "Biasa Yo, tugas aku lagi, semakin hari semakin nambah." Lirihnya.
"Oh gitu...aku juga ada tugas sih, tapi gak sebanyak kamu, dan itu juga dikit lagi selesai."
Karina menoleh karena merasa jengkel atas penuturan Yoga barusan. Apa maksudnya dia bilang kayak gitu? Mau meledek dirinya?
"Terus? Aku harus bilang 'wow' gitu?" Balasnya dengan nada yang sedikit jutek.
"Ya enggak donk Kayin...aku cuma ngasih tau..."
"Tapi kamu ngasih taunya disaat yang kurang pas" katanya lalu kembali menatap laptop.
Yoga terkekeh, "haha maaf ya Kayin, semangat ngerjainnya cantik..." Ucapnya lalu mencubit pipi Karina.
"Ih apaan sih cubit-cubit!" Ketus Karina sambil memegangi pipinya yang sakit karena dicubit Yoga.
"Gemes soalnya"
Karina tidak menimpali dan hanya memutar bola matanya malas.
"Kayin..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate To Love
FanfictionMemang bisa yang awalnya benci jadi jatuh cinta? Bisa donk! Buktinya Karina dan Yoga