Broke Up

26 7 0
                                    


Hari mulai sore. Mahasiswa berbondong-bondong keluar dari parkiran dengan kendaraan pribadinya. Ditengah keramaian mahasiswa yang mengantri bayar parkir, Karina duduk sendirian sambil memainkan ponselnya. Ia sedang menunggu jemputan Yoga yang tak kunjung datang selama satu jam

Sejujurnya Karina heran, kenapa Yoga tumbenan telat jemput dia karena tidak biasanya Yoga ngaret begini. Kalaupun ngaret pasti lelaki itu akan menghubungi Karina dan ngasih alasan panjang lebar. Dan juga, waktu paling lama Yoga telat jemput pun cuma 20 menit, tidak berjam-jam karena dia khawatir padanya.

Sekarang langit mulai menggelap, dan Karina semakin bingung. Gadis itu terus menelpon kekasihnya lewat aplikasi chat, namun tak ada satupun panggilan yang dijawab. Tapi Karina tidak menyerah, gadis itu terus menghubungi Yoga sampai ada jawaban dari si sasaran.

Tak lama Karina mendengar suara motor yang mendekatinya, gadis itu langsung menoleh ke sumber suara. Matanya langsung berbinar ketika melihatnya. Ternyata suara motor itu adalah suara motor Yoga–cowok yang daritadi Karina khawatirkan. Karina langsung memutus panggilan lalu berlari kecil untuk menghampiri kekasihnya.

"Kamu kemana...kok telat, kamu juga gak ada kabar, aku khawatir..." Kata Karina lalu memanyunkan bibirnya.

Yoga yang melihat kekasihnya pun refleks tersenyum singkat lalu kembali memasang wajah kembali. Ia harus ingat dan menuruti amanah bundanya.

"Kamu cepetan naik" ucapnya dengan nada dingin.

Karina langsung mengerutkan keningnya. Ia agak kaget mendengar suara Yoga yang dingin kayak gitu. Biasanya Yoga tidak sedingin ini, ia selalu memberikan sapaan hangat padanya ketika menjemputnya.

"Kok..."

"Cepetan naik aja"

Karena malas berdebat, maka Karina menurutinya saja. Mungkin ia bisa menanyakan nanti saat situasi hati Yoga sedang baik.

Karina segera menerima helm pemberian Yoga dan langsung naik ke motornya. Setelah Karina naik, Yoga langsung melajukan motornya untuk meninggalkan pekarangan kampus.

•••

Disinilah mereka, di taman belakang Fakultas Teknik yang terkenal akan kesunyiannya. Yoga sengaja mengajak Karina ke sini untuk berbicara empat mata padanya. Ia juga sengaja memilih tempat ini karena sepi dan jarang ada yang berlalu-lalang.

Sedangkan Karina hanya menatap wajah Yoga dengan ekspresi bingung. Ia bingung kenapa Yoga mengajaknya ke tempat sepi layaknya kuburan. Mana ngajaknya sore menjelang malem lagi. Karina gak betah karena selain banyak nyamuk, ia juga parno akan kehadiran makhluk halus.

"Yoga...kenapa kamu..."

"Aku mau hubungan kita sampai disini, Rin" kata Yoga to the point.

Karina semakin bingung sekaligus shock. Apa maksudnya Yoga ngomong gitu? Gak mungkin kan dia mau mengakhiri hubungan mereka beneran? Oh tolong katakanlah ini bercanda.

"Yoga...kamu abis minum yak, aku bantu kamu yak biar...." Karina mendekati Yoga lalu memegangi lengannya.

"Gue gak mabok anjing!!" Bentaknya sambil menatap tajam Karina, lalu menepis kasar pegangan tangan Karina di lengannya.

Karina langsung kaget. Ia tak nyangka Yoga bisa membentak sambil berkata kasar padanya.

"Yoga..." Lirih Karina, air matanya langsung turun. Ia tak bisa kalau dibentak pakai kata kasar kayak gini.

"Gue mau kita putus! Hubungan kita sampai disini aja! Jangan pernah ngehubungi gue lagi sampai kapanpun!!"

Yoga langsung berjalan untuk meninggalkan tempat ini, namun tak senpat karena Karina langsung menahan lengannya.

Hate To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang