Regret

22 7 0
                                    


Empat hari sudah berlalu dan mual yang dirasakan oleh Karina belum kunjung mereda. Wanita itu bingung banget kenapa mualnya gak reda-reda padahal ia sudah minum obat mual yang biasa diminum pas maag nya kambuh. Karina juga sudah menjaga pola makannya agar rasa mual karena maag ini berakhir, tapi semua usahanya tetap sia-sia. Sebenarnya mual yang dirasakan Karina ini berasal dari mana kalau bukan dari maag?

Karina pun pergi ke dapur untuk menyeduh teh hangat, siapa tau setelah menyeduh teh rasa mualnya akan mereda. Setelah menyeduh teh, Karina langsung bersiap-siap pergi ke kampus untuk menghadapi UAS tertulis. Sebenarnya Karina tidak kuat untuk ngampus tapi mengingat ada UAS tertulis mau gak mau ia harus paksakan diri agar nilainya aman.

Sesampainya di kampus, tepatnya di kelas, Karina cuma menidurkan kepalanya di meja karena kepalanya pusing banget. Teman-teman sekelasnya pada diam-diam melirik kearahnya karena merasa khawatir pada kondisi Karina. Karina pun kembali membangkitkan kepalanya dari posisi tidur ketika melihat siluet bayangan menghampiri mejanya.

"Lo gak papa Rin?" Tanya salah satu temannya, Naya.

Karina menggeleng lemah, "it's okay, gue cuma masuk angin"

"You're not okay, muka lo pucet banget, mau ke KSR atau klinik gak buat minta obat? Nanti gue izinin ke pak Dio" kata si pj mata kuliah itu.

Karina menggeleng lagi, "enggak deh, makasih yak, gue masih sanggup buat ikut UAS kok"

Kedua temannya langsung menatap Karina lekat karena merasa tidak yakin dengan jawaban Karina.

"Lo yakin masih sanggup?" Sahut mereka bersamaan.

Karina mengangguk sambil tersenyum tipis, "yakin kok, makasih buat tawarannya"

Tak lama Pak Dio pun datang, dan semua mahasiswa mulai duduk di tempatnya masing-masing.

"Kalau butuh bantuan, lu bisa nyolek gue yak" bisik Naya yang duduk di depan kursi Karina.

Karina cuma mengangguk, "iya, makasih"

Kemudian semua mahasiswa mulai terdiam karena UAS tertulis sudah dimulai. Mereka mengerjakan UAS dengan fokus karena diawasi ketat oleh Pak Dio.

•••

Selesai mengikuti UAS, Karina langsung lari ke kamar mandi karena tidak kuat menahan rasa mualnya lagi. Ia memuntahkan semua isi perutnya di toilet. Setelah selesai, Karina pergi ke wastafel untuk mencuci mulut dan mencuci tangannya.

Berlanjut Karina menatap dirinya lewat pantulan cermin kamar mandi. Dilihatnya dirinya sangat pucat pasi layaknya mayat hidup. Setelah puas memandangi diri, Karina meraih ponselnya untuk melihat kalender. Setelah cek kalender, ia baru nyadar kalau dia sudah telat haid dalam jangka waktu yang cukup lama.

Karina refleks memegangi kepalanya. Selain lelah memikirkan hasil UAS yang kemungkinan besar kurang maksimal, ia juga lelah memikirkan kenapa dia bisa telat haid dalam jangka waktu yang lama banget. Tidak biasanya Karina telat haid begini. Kalaupun telat, pastinya cuma selang 3 hari sampai seminggu.

Lalu tak lama Karina mengingat kalau ia sempat berhubungan badan dengan Yoga saat masih pacaran. Karina mulai panik. Air matanya mulai jatuh perlahan setelah memori itu terlintas kembali di kepalanya. Karina takut. Takut kalau nyatanya hubungan panas pada malam itu membuahkan hasil.

"Gak...gak mungkin...apa yang harus gue lakukan..." Lirihnya.

"Karina...lo kenapa?"

Karina panik saat ada orang yang menginterupsi. Gadis itu langsung menghapus air matanya dengan cepat agar si empu tidak khawatir.

Hate To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang