He Wanted More

61 8 3
                                    


Adult content🔞
18+

Siang ini Karina sedang makan siang bareng dengan kedua sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Alia dan Gia. Mereka makan siang di kantin fakultas-tepatnya di tempat duduk yang paling pojok. Mereka sengaja memilih tempat itu agar bebas bicara dan jauh dari jangkauan orang menguping.

Selama makan siang berlangsung, mereka terus mengobrol ria. Bercerita tentang hubungan dengan pacar mereka sampai bergosip tentang dosen killer yang selalu ngasih tugas banyak tapi pelit nilai. Karena kegiatan berbincang ria itu, mereka sampai tidak sadar kalau sudah menghabiskan waktu berjam-jam di kantin.

Tapi selama ngumpul, kayaknya yang banyak bercerita itu cuma Alia dan Gia, tidak dengan Karina. Gadis itu cuma menimpali sedikit pembicaraan mereka, seperti mengangguk atau menggeleng jika ditanya, dan ikut tertawa jika mereka membuat lelucon. Karina tidak mood untuk memulai atau ikut cerita karena dia kepikiran dengan Yoga dan sikap ibunda dari kekasihnya kemarin.

Iya, gimana Karina gak kepikiran? Ibunya Yoga bersikap jutek padanya kemarin. Saat bicara dengannya, ia selalu memalingkan wajah untuk tidak menatapnya. Ia selalu bicara dengan nada ketus pada Karina padahal posisinya Karina adalah tamu, dimana seorang tamu harus diperlakukan dengan baik dan sopan layaknya seorang raja. Dan satu lagi, ia tidak mau bersalaman dengan Karina saat Karina pamitan pulang. Padahal sama teman-teman Yoga yang lain, wanita itu dengan luwes bersalaman dengan mereka.

Karina bingung banget sama sikap ibunya Yoga kemarin. Apa kesalahan yang ia buat sampai ibunya bersikap kayak gitu padanya? Atau emang ibunya Yoga tidak suka kalau anaknya pacaran dengan gadis sepertinya?

"Guys, gue mau tanya deh" kata Karina yang mulai bertanya. Sepertinya ia harus mendengar pendapat dari teman-temannya mengenai masalahnya ini.

"Iya, mau tanya apa nih?" Sahut Alia. Ia dan Gia memutus pembicaraan sebelumnya dan beralih pada Karina.

"Lu semua sadar gak sih sama sikap bundanya Yoga ke gue? Gue bingung deh, gue gak tau salah gue dimana kok tiba-tiba dia kayak gitu...."

Alia dan Gia saling bertatapan, mereka berdua juga bingung sebenarnya.

"Waduh, kalo itu gue gak tau sih Rin, tapi jujur aja gue agak kesel pas lu diperlakukan kayak gitu kemaren" kata Gia yang dibalas anggukan oleh Alia.

"Iya, gue sependapat ama Gia, tapi maap aja gue gak tau dia kayak gitu gara-gara apa"

Karina mengulum bibirnya lalu menundukkan kepala. Kemudian gadis itu kembali menatap kedua sahabatnya dengan lekat.

"Tapi menurut gue yak Rin...maaf kalo misalkan lu gak terima, lu boleh bantah. Kayaknya bundanya Yoga gak suka deh ama lu, mengkanya dia sikapnya kayak gitu ke lu" kata Gia yang membuat Karina tampak berpikir.

"Gue juga mikir kayak gitu sih Gi, kayaknya dia gak suka kalo Yoga pacaran sama cewek kayak gue..."

"Did I'm not deserve for him?" Lirihnya.

Alia mengelus pundak Karina saat gadis itu tampak sedih. Tak lama Gia juga melakukan hal yang sama seperti Alia.

"Ssuutt...gak gitu kok Rin, you deserve for him, even more, jadi jangan bilang kayak gitu..." Kata Alia.

"Tapi kalo gue deserve, kenapa bundanya kayak gitu ke gue?!"

"Itu hanya asumsi lo, Rin, siapa tau aslinya dia suka sama lu, tapi karena kecapean dia jadi bersikap kayak gitu, soalnya Juna ama cowok gue juga sempet dijutekin ama dia kemarin, positive thinking aja sayang..." Sahut Gia.

"Gia, walaupun mereka juga dijutekin tapi vibesnya beda ama gue. Jian ama Juna dijutekin karena dia kelepasan, kan dia udah bilang kemaren. Kalo ama gue kayaknya emang sengaja, soalnya dia gak nunjukin rasa bersalahnya ama gue..." Ucap Karina lirih. Tak lama air mata mulai berlinang di pelupuk matanya.

Hate To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang