9

392 53 11
                                    
















prinsipnya tidak pernah goyah untuk membuat jennie mengakuinya. awalnya memang sangat sulit ketika mendekati jennie yang sifatnya sangat dingin, kaku dan yeah... sedikit kasar. Tapi belakangan ini jennie mulai menunjukan sisi hangatnya bahkan tak lagi terlalu acuh terhadapnya. tapi dalam sekejap semuanya kembali seperti semula bahkan rasanya sekarang lebih sulit untuk jisoo menggapai jennie.

walau jennie selalu membentaknya meminta jisoo untuk menjauh darinya, jisoo tak pernah melakukan itu, meski terkadang hatinya juga berdenyut sakit saat kata kata kasar terlontar dari mulut jennie. jisoo pantang menyerah, tapi kini bahkan untuk menemui jennie sangatlah sulit.

jennie lebih sering keluar dan sangat jarang berada dirumah, atau bahkan ia tidak pulang sama sekali. hanya ketika disekolah ia bisa melihat jennie. dimension kim tak ada yang perduli padanya selain jisoo sendiri dan hyojo.

"jisoo-shi!, jennie sedang bertengkar dengan nayeon."  lagi lagi seorang murid memberitahu tentang adiknya yg kembali berurusan dengan nayeon.

jisoo sudah tahu jika nayeon memang dengan sengaja selalu mencari gara-gara dengan jennie, padahal adiknya itu tak pernah sekalipun melakukan kesalahan terhadapnya. murid murid disana bilang jika nayeon merasa iri pada jennie karena semenjak jennie masuk sekolah disana semua perhatian yang semula tertuju padanya kini beralih pada jennie.

meski jennie bukan murid yang baik tapi dia sangat jenius membuat semua perhatian tertuju padanya, dan tentu saja karena dia putri dari pemilik sekolah, murid murid disana juga heran dengan nayeon kenapa ia sampai sebegitunya membenci jennie.

jisoo selalu melerai keduanya dan berakhir ia yang dibentak nayeon, tapi saat nayeon memarahinya entah kenapa jennie seakan sekan melindunginya meski terkesan ikut memarahinya tapi jisoo tahu jika gadis itu tengah melindunginya dengan caranya sendiri.




.
.
.
.



tengah malam jennie baru saja pulang, jisoo yang selalu menunggunya mulai menghampiri. tapi seperti biasa.

"jennie."

Brak!

dirinya selalu berakhir didepan pintu yang jennie tutup dengan kuat. irene yang melihat hal itu setiap malamnya selalu memperingatkan jisoo untuk jangan mendekatinya karena hanya akan berakhir sia sia. tapi jisoo tak pernah mendengarkannya.

pernah sekali tangan gadis itu terluka karena terjepit pintu yang jennie tutup membuat irene sangat khawatir. tapi jisoo justru tak meperdulikannya.

ia hanya ingin setidaknya berbicara dengan adiknya.

.
.
.




"jennie."

"jennie pelan pelan." jisoo mencoba menyamai langkah jennie yang cepat.

"jen—Yak!."  kerah pakaiannya ditarik kuat hingga tubuhnya menempel pada sang pelaku penarikan.

jantungnya berdegup kencang antara terkejut juga senang karena dirinya bisa begitu dekat dengan jennie dan bisa menghirup aroma vanilla dari tubuhnya.

tapi jennie cepat cepat mendorong tubuhnya, mereka melihat pada genangan air keruh yang berbau tak sedap juga pada sang pelaku yang berdiri dengan santai tak jauh dari mereka.

nayeon, gadis itu dan kedua temannya melemparkan senyum menyabalkam pada jennie dan jisoo membuat jennie naik pitam.

jennie menarik kerah pakaian nayeon. kedua temannya tak tinggal diam, masing masing memegang tangan jennie mencoba melepaskan tangan gadis itu dari ketua mereka.

"sebenarnya apa yang kau inginkan hah? kau selalu saja menggangguku sekarang kau juga ingin mengganggu jisoo!." tanyanya geram.

Nayeon tersenyum miring "tentu saja karena aku membencimu... dan gadis itu." menatap tajam jisoo "dia selalu saja mencampuri urusanku, aku membencinya karenamu."

"kau bahkan membenciku tanpa alasan yang jelas!." meski jihyo dan jeongyeon menahannya tapi jennie dengan mudah bisa mendorong gadis itu hingga tersungkur dengan keras. namun bukannya marah, justru nayeon tersenyum dibalik helaian rambut yang menutupi wajahnya

jennie segera pergi dari sana membawa jisoo ikut bersamanya. dan berhenti dilorong yang sepi.

"menjauhlah jisoo, tolong?."

"mwo?." tatapan jennie tampak memohon membuat jisoo terpaku melihatnya. "jennie aku..."

"jangan menjadi kakak untuk adik sepertiku, aku bukan orang yang baik. bahkan kakak kandungku saja tidak mengakuiku."

"menjauhlah,.. kumohon."

jisoo diam, dia terhenyak melihat jennie, mata itu, mata itu memancarkan banyak kesedsihan didalamnya.




.
.
.
.




bukan jennie tidak menerima jisoo sebagai keluarganya, ia hanya tak ingin ada orang yang ikut masuk dalam kekacauan yang ia buat, jennie tak ingin ada yang tersakiti karena dirinya. jennie tak lagi ingin menjadi biang masalah dalam hubungan woobin dan hyojo.

jujur semenjak jisoo hadir, hidupnya yang suram dan mononton mulai berwarna. meski terkadang ia cuek dan seakan akan risih dengan kehadiran jisoo, namun sejujurnya ia merasakan sedikit rasa bahagia dalam hatinya, tapi mengingat hidupnya jennie tak ingin jika jisoo ikut tersakit.

sudah cukup hyojo yang bertengkar dengan woobin karena dirinya, jangan sampai jisoo juga ikut dalam masalah itu, jangan sampai keduanya terjerumus hanya karena membela hal yang memuakkan seperti dirinya.

jennie menyayangi jisoo dan hyojo sebagai kakak dan juga eomma untuknya.







.
.
.
.

to be continue

INVISIBLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang