"Appa."
"Ada apa sayang?." Irene menghampiri woobin yang terlihat tengah bersantai di ruang tengah.
"Ada apa dengan appa?."
Mengerutkan alisnya bingung "ada apa dengan appa?."
"Appa berubah, sikap appa pada anak itu mulai berubah."
"Apa kau sudah menerima nya, appa?."
Woobin menggulung bibirnya melihat mimik wajah tak bersahabat putrinya.
"Irene-ah, appa rasa apa yang kita lakukan selama ini sudah sangat salah, tak seharusnya kita memperlakukan jennie dengan buruk.""Salah?.. apa yang kau pikirkan appa, kau lupa apa yang sudah dia perbuat."
"Nak itu bukan salah jennie."
Woobin menatap lirih irene yang terlihat memiliki kebencian yang begitu besar untuk adiknya dan tentu ia sadar jika dirinyalah yang telah menumbuhkan kebencian itu dalam diri putri sulungnya.
"Kita yang salah, bukan adikmu."
"Oh jadi kita yang salah sekarang... Dulu appa sendiri yang bilang jika semua ini karena anak itu..."
"Maafkan appa irene-ah, appa lah penyebab rusaknya hubungan kita, appa terlalu larut dalam kehilangan hingga tak bisa berpikir jernih... Tapi sekarang appa sadar, kita tak seharusnya menyalahkan jennie." Sesalnya.
"Ini takdir tuhan sayang." Pria itu menyentuh kedua pundak putrinya berusaha memberi pengertian. "Appa ingin kau juga merubah pandanganmu terhadap jennie, adikmu tidak seharunya mendapat perlakuan buruk dari kita."
Irene menggeleng menjauh dari woobin "tidak!." Menatap marah sang ayah.
"Jennie pembunuh appa!."
"Mwo!."
dengan kaki yang sedikit di hentakkan jisoo melangkah keluar dari mobil memasuki mension.
jennie dibelakang nya hanya menatap geli gadis itu yang bertingkah seperti anak kecil.
saat berangkat tadi jennie tak jadi menceritakan hal yang selama ini membuat jisoo penasaran dan alhasil membuat jisoo kesal.
tapi tak lama jennie mengatakan akan menceritakannya nanti saat jam istirahat sekolah, membuat jisoo kembali bersemangat mamun setiap jisoo membahasnya jennie selalu mengalihkan pembicaraan dan pada akhirnya membuat gadis itu benar benar merajuk padanya sekarang.
di beri harapan palsu itu gak enak tau.
Saat hendak menuju anak tangga
langkah jisoo terhenti membuat jennie yang tak jauh dibelakangnya ikut berhenti disampingnya. Keduanya terdiam melihat woobin dan irene yang terlihat saling bersitegang disana.Mereka tak mendengar apa yang keduanya tengah bicarakan hingga perkataan dari mulut irene keluar dengan suara yang cukup keras untuk mereka dengar dengan jelas.
"Jennie pembunuh appa!."
"Mwo!."
Irene dengan cepat berbalik melihat jisoo dan jennie serta sang ibu yang berdiri di belakang mereka dengan ekspresi terkejutnya.
"Pembunuh?." Jisoo menatap jennie yang terdiam disampingnya dengan ekspresi kosong yang ia lihat.
"A-apa maksudmu, eonni."
Hening, tak ada siapapun yang mengeluarkan suaranya. Hyojo menatap woobin meminta penjelasan dari pria itu tapi hanya tatapan nanar darinya yang ia dapat.
"Woobin..."
Perlahan tangan kanannya terangkat mengangkat jari telunjuknya tepat mengarah pada jennie.