"Jennie?."
Tubuhnya menegang, jennie segera berdiri dari duduknya dan melihat seluruh anggota keluarganya yang sekarang sudah berdiri didekatnya.
Mereka segera menghampirinya, irene menelisik seluruh tubuh jennie lalu pandangannya tertuju pada pakaian bagian perut dan tangan gadis itu yang dihiasi darah.
"Kau terluka?." Tanyanya panik, dan dibalas gelengan kepala oleh jennie.
"Jisoo.." lirih nya.
Nafas semua orang tercekat, sejak awal mereka pikir yang dilarikan kerumah sakit itu jennie, tetapi dugaan mereka salah, apalagi melihat gadis itu yang justru tengah duduk seorang diri di depan ruang emergency.
Mereka tak tahu apa apa tapi seketika perasaan mereka menjadi kalut melihat kondisi jennie yang kacau, sesuatu yang buruk pasti telah terjadi.
"Jisoo, Kenapa?." Dengan nafasnya yang tersendat hyojo bertanya, ia tak bisa membayangkan apa yang telah menimpa kedua putri nya itu dilihat dari banyaknya darah dipakaian jennie.
"Sayang apa yang terjadi?." Imbuh woobin karena jennie yang hanya diam.
Jennie mengigit bibir bawahnya, rasanya sangat sulit untuk mengatakannya apalagi ketika melihat wajah sang ibu.
"Seseorang menusuk jisoo.."
"M-mwo? bagaimana mungkin? Kalian bilang tadi sudah dalam perjalan pulang?." Tanya hyojo terkejut.
Hati wanita itu seketika mencelos mendengarnya, karena ia ingat betul bagaimana suara putri keduanya yang terdengar ceria ketika ia mengatakan mereka akan pulang dalam beberapa menit lalu.
Jennie mengangguk "nde... Tapi tiba tiba saja ada sebuah mobil yang mencegat kami."
Jennie menceritakan semuanya tentang tiga orang pria berpakaian hitam yang dengan paksa membawa mereka pergi, tetapi jisoo dan jennie menolak, mereka memberontak.
Dan karena geram salah satu dari tiga pria itu mengancam mereka dengan sebuah pisau, pada awalnya. Tidak ketika pria itu benar benar hendak mengarahkannya untuk menusuk jennie tapi justru jisoo datang dan menjadikan dirinya sebagai tameng untuk jennie.
Jennie menangis ia tak kuasa menahannya mengingat wajah jisoo yang masih saja menampilkan senyum untuk menenangkannya disaat ia tengah kesakitan saat itu.
Duk!
Hyojo terduduk dengan sedikit kasar dikursi tunggu, tak habis pikir dengan situasi yang mereka hadapi saat ini, kenapa begitu banyak masalah yang menimpa keluarganya?
Seolah tuhan tak memberi sedikitpun jeda untuk mereka memiliki waktu berharga dalam bentuk kebahagiaan?
Belum lama kenyataan pahit menimpa salah satu anggota putrinya hingga kebahagiaan yang hanya sesaat yang mereka rasakan kembali lenyap.
Sekarang disaat mereka hendak kembali memperbaikinya, masalah baru datang.
"Sayang kau baik baik saja?." Tanya woobin khawatir.
Hyojo mengangguk sebagai jawaban, ia menatap sendu putri bungsunya, hendak memeluknya tapi melihat hal yang terjadi dihadapannya sekarang seketika membuat tubuhnya terdiam dengan mata yang membola.
Plak!..
Suara pertemuan kulit yang dengan kasar itu bergema untuk beberapa saat.
Tubuh gadis malang yang terlihat ringkih itu terhuyung beberapa langkah kebelakang karena kuatnya tamparan yang ia terima.
"Irene." Tegur hyojo tegas.
Kenapa irene menampar jennie?
Tak memperdulikan kedua orangtuanya. Irene melangkah maju memojokkan tubuh jennie.